Pemodelan Perilaku: Anak-anak dapat meniru perilaku yang mereka lihat di sekitar mereka, termasuk tantrum. Jika mereka menyaksikan orang lain, seperti teman sebaya atau saudara, melakukan tantrum dan mendapatkan perhatian atau hasil yang diinginkan, mereka mungkin mencoba melakukannya sendiri.
Pendekatan untuk Menghadapi Tantrum AnakMenghadapi tantrum anak dengan pendekatan yang tepat dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum serta membantu anak-anak mengembangkan keterampilan emosional yang sehat. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan orang tua dan pengasuh:
Tetap Tenang: Merespons tantrum dengan kemarahan atau frustrasi hanya akan memperburuk situasi. Penting untuk tetap tenang dan sabar saat menghadapi tantrum. Ini juga menjadi contoh bagi anak-anak tentang bagaimana mengelola emosi.
-
Memberikan Dukungan Emosional: Cobalah untuk memahami perasaan anak dan memberikan dukungan emosional. Bantu mereka mengidentifikasi perasaan mereka dengan kata-kata. Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Saya tahu kamu merasa marah karena ingin bermain lebih lama."
Menawarkan Pilihan: Memberi anak-anak pilihan dapat membantu mereka merasa lebih berdaya. Misalnya, Anda bisa bertanya, "Mau memakai baju merah atau biru hari ini?" Ini memberi mereka rasa kendali dalam situasi tersebut.
Menggunakan Konsep "Time-Out": Jika tantrum terus berlanjut, Anda bisa mencoba menggunakan konsep "time-out." Ini melibatkan mengarahkan anak ke tempat yang aman dan tenang untuk meredakan diri dan merenungkan perilaku mereka.
Konsistensi dan Batasan: Penting untuk menjaga konsistensi dalam aturan dan batasan. Ini membantu anak-anak memahami apa yang diharapkan dari mereka.
Berbicara Setelah Tantrum: Setelah tantrum mereda, ajak anak berbicara tentang perasaan mereka dan apa yang bisa mereka lakukan jika mereka merasa marah atau frustrasi di masa depan.
***Tantrum anak adalah fenomena umum yang dapat menjadi sumber stres bagi orang tua dan pengasuh. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang mengapa tantrum terjadi dan bagaimana menghadapinya, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan emosional yang sehat dan mengurangi frekuensi tantrum. Penting untuk tetap tenang, memberikan dukungan emosional, dan menggunakan pendekatan yang konsisten saat menghadapi tantrum. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan lingkungan positif yang mendukung perkembangan anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H