Mohon tunggu...
imamah umaimah
imamah umaimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Umai

Jadilah manusia yang memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

Penimbunan dan Penjualan Masker dengan Harga Selangit

10 Desember 2021   01:42 Diperbarui: 10 Desember 2021   07:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di penghujung tahun 2020 tersebar bahwa sebuah virus baru di temukan di negara China, tepatnya di sebuah kota bernama Wuhan, Virus corona atau Covid-19 sudah memakan korban hingga ratusan orang meninggal dan puluhan ribu lainnya terinfeksi. Dan virus ini mudah sekali menyebar.

Komisi Kesehatan Nasional China mengkonfirmasi virus corona dapat ditularkan dari manusia ke manusia yang terinfeksi. Bahkan virus itu bisa saja menempel di salah satu tempat pasien yang terinfeksi corona. 

Cepatnya penyebaran virus ini menjadikan pandemi di seluruh dunia, badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan agar semua masyarakat menggunakan masker untuk pencegahan penularan virus ini. Dan di masa pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, masker menjadi kebutuhan esensial yang harus dimiliki semua orang.

Pemerintah Indonesia sendiri mewajibkan kepada seluruh masyarakatnya untuk menggunakan masker disaat bepergian jauh, keluar rumah maupun naik kendaraan umum, dan tentu saja hal ini menjadikan peluang usaha bagi masyarakat terutama pelaku UMKM.

Banyak masyarakat yang membuat masker dari kain untuk dijual kepada masyarakat yang lain, hal ini disebabkan karena harga masker yang tiba tiba melambung tinggi. Di masa pandemi selain Alkohol dan Hand Sanitizer, masker juga menjadi barang yang langka. Hal ini menjadikan harga masker naik dengan drastis, yang bermula hanya Rp. 10.000.- menjadi Rp. 50.000.- perbox, bahkan harga masker di sejumlah daerah di Indonesia mencapai harga di kisaran Rp. 100.000.- perbox nya.

Hal ini disebabkan dengan maraknya penimbunan oleh sejumlah oknum sebelum masa pandemi terjadi di Indonesia, banyak sekali oknum yang membeli masker dengan harga murah sebelum kasus virus Corona ditemukan di Indonesia, kemudian di timbun dan menjadikan masker barang yang langka sehingga para penjual terutama toko-toko kesehatan seperti apotek menaikan harga menjadi lebih mahal.

Dengan langkanya masker standar medis di sejumlah wilayah di Indonesia, masyarkat Indonesia sendiri berinisiatif membuat masker yang berbentuk kain, yang mana masker tersebut juga menjadi barang yang sangat menghasilkan untung yang besar. Di awal pandemi masker dari kain dijual dengan berbagai macam harga dari mulai Rp.15.000 -- Rp.25.000. per Pcs.

Namun masker yang terbuat dari kain tidak menjamin masyarakat Indonesia terhindar dari virus corona, hal ini dikarenakan masker kain mempunyai rongga udara yang besar dan tidak memiliki filter untuk mencegah masuknya virus kedalam hidung.

Menyangkut hal diatas, pertanyaan tertuju kepada pemerintah akan apa upaya mereka dalam mengendalikan situasi yang merugikan tersebut? Di saat orang banyak diminta lebih waspada dan sangat membutuhkan masker standar medis untuk mencegah penyebaran Corona virus, justru di sisi lain ada  oknum yang tidak bertanggungjawab , bermain guna mencari keuntungan.

Benar bahwasanya ada peraturan terkait menyangkut larangan berikut sanksi hukum bagi para penimbun, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang menjelaskan bahwa "Pelaku Usaha yang menyimpan Barang kebutuhan pokok atau Barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas Perdagangan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)

Benar bahwasanya aparat berwajib segera merespon dan melakukan penyisiran serta menindak para penimbun masker. Akan tetapi apakah langkah-langkah tersebut akan cukup di mana permasalahan utamanya adalah kurangnya rasa empati oknum terkait terhadap situasi genting yang tidak hanya mengancam orang lain melainkan pula dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun