Hati ini rindu kepada Allah, kepada surga-Nya, dan kepada perjumpaan dengan-Nya. Tetapi jalan menuju ridha-Nya tak pernah bebas dari ujian. Maka, bersabarlah, wahai jiwa yang rapuh. Bersabarlah seperti Nabi Ayyub 'alaihissalam bersabar dalam derita, seperti Rasulullah bersabar menghadapi cobaan umat.
Mari, kita hiasi hidup dengan sabar. Kita kembalikan segala urusan kepada Allah dengan kalimat doa:
>
Allhumma ajirn f mubat wa-akhluf l khayran minh
"Ya Allah, berilah aku ganjaran atas musibah yang menimpaku, dan gantikanlah dengan yang lebih baik bagiku."
Semoga sabar menjadi lentera yang membimbing kita menuju kebahagiaan abadi. Sebab pada akhirnya, sabar bukan sekadar sikap, tetapi perjalanan menuju Allah, Dzat yang Maha Sempurna.
GUS IMAM (Pengasuh Pondok Pesantren Raden Patah Magetan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H