Mohon tunggu...
Gus Imam
Gus Imam Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pengasuh Ponpes Raden Patah Magetan

Saya adalah seorang hamba Allah yang berusaha dan ingin selalu berada di atas Al Haq (kebenaran), yang mempelajari islam di atas pemahaman para shahabat radhiyallahu'anhum dan mencoba istiqomah di atasnya. Insya allah bi'idznillah. Allah telah berfirman : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (QS. AT TAUBAH : 100). Wallohu a'lamu bish showab

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenali Dirimu Engkau Akan Mengenal Tuhanmu

19 Oktober 2024   15:31 Diperbarui: 21 November 2024   16:12 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu

Oleh : GUS IMAM (Pengasuh Ponpes Raden Patah Magetan)

Kenali dirimu, dan engkau akan mengenal Tuhanmu. Sebuah perjalanan batin yang penuh makna, sebuah pencarian yang tidak hanya melibatkan panca indera, namun juga menghubungkan jiwa dengan yang Maha Sempurna. Dalam diri kita, terkandung misteri besar yang hanya bisa terungkap jika kita menapaki jalan pengenalan diri dengan penuh kesadaran dan ketulusan. Pengenalan ini bukan hanya sekedar pengetahuan akan siapa diri kita di dunia yang fana ini, tetapi lebih dari itu, pengenalan yang menuntun kita untuk mengenal Sang Pencipta, Tuhan yang Maha Agung, yang telah memberikan kita kehidupan ini sebagai amanah dan perjalanan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an, فَذُوقُوا۟ بِمَا نَسِيتُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ إِنَّا نَسِينَٰكُمْ ۖ إِنَّاۤ۟ فِيٓ ءَايَٰتِنَا لَحَكِيمٌۢ
Fa dzūqū bimā nasītum liqā'a yawmikum innā nasīnākum, innā fī āyātinā laḥakīm
"Maka rasakanlah akibat dari apa yang telah kamu lupakan pada hari pertemuanmu ini. Sesungguhnya Kami pun telah melupakan kamu. Sesungguhnya pada ayat-ayat Kami terdapat hikmah." (QS. Al-Jāthiyah: 34).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam mengenal diri, kita tidak bisa melupakan hakikat asal kita, yaitu dari Allah. Kenali siapa diri kita, agar kita tahu dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan, dan kemana kita akan kembali. Pengenalan diri ini merupakan langkah pertama dalam mengenal Allah, yang lebih dari sekedar pengetahuan, tetapi merupakan perjalanan batin yang mendalam, menuju pemahaman yang lebih tinggi tentang makna kehidupan dan takdir kita.

Imam Al-Ghazali rahimahullah, dalam kitabnya Ihya’ Ulum al-Din, menyatakan, من عرف نفسه فقد عرف ربه
Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu
"Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya."

Kenalilah dirimu dengan penuh ketulusan dan kebijaksanaan. Ketika seseorang benar-benar mengenal dirinya, ia akan menyadari kelemahan dan ketergantungannya kepada Allah. Ia akan menyadari bahwa segala kekuatan dan kemampuan yang ada padanya adalah pemberian dari Sang Pencipta, dan bahwa dirinya adalah makhluk yang hina di hadapan Tuhan yang Maha Tinggi. Dalam pengenalan diri, terdapat pemahaman yang dalam tentang hakikat kehidupan, dan bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang ada. Tanpa-Nya, kita tidak ada. Dan dengan-Nya, kita menemukan makna sejati dari keberadaan kita.

Sahabat Rasulullah, Umar ibn Khattab radhiyallahu 'anhu, berkata:
حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا
Hasibu anfusakum qabla an tuḥāsabu
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab." (HR. Tirmidzi).

Mengenal diri tidak hanya sebatas pengertian tentang tubuh atau pikiran, tetapi juga tentang hati dan niat. Umar mengingatkan kita untuk selalu melakukan introspeksi diri, untuk tidak hanya berfokus pada kehidupan luar, tetapi juga untuk menyelami kedalaman jiwa. Dalam dirinya yang penuh dengan kesadaran, kita akan menemukan bahwa diri kita adalah tempat bersemayamnya nilai-nilai Allah. Pengenalan ini adalah jalan menuju penyempurnaan diri yang sejati, karena kita tidak akan mampu mengenal Tuhan tanpa mengenal diri kita lebih dalam.

Al-Hasan al-Basri rahimahullah pernah berkata:
من لم يعرف نفسه كيف يعرف ربه
Man lam ya’rif nafsahu kayfa ya’rifu rabbahu
"Barang siapa yang tidak mengenal dirinya, bagaimana ia bisa mengenal Tuhannya?"

Mengenal Tuhan adalah mengenal hakikat-Nya, mengenal asma-asma-Nya yang indah, mengenal sifat-sifat-Nya yang agung. Namun, perjalanan menuju pengenalan tersebut tidak bisa dilepaskan dari pengenalan diri sendiri. Ketika kita menyadari keterbatasan kita sebagai manusia, kita akan semakin merasa membutuhkan Tuhan. Ketika kita mengenal diri kita dengan jujur, kita akan semakin sadar akan kelemahan kita, dan dari sana lahir rasa takut dan harapan kepada Allah. Rasa takut akan kebesaran-Nya, dan rasa harapan akan kasih sayang-Nya yang tiada batas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من عرف الله حقا عرف نفسه
Man ‘arafa Allah haqqa ‘arafa nafsahu
"Barang siapa yang mengenal Allah dengan benar, maka dia akan mengenal dirinya." (HR. Ibn Majah).

Pengenalan diri membawa kita kepada kesadaran bahwa kita adalah hamba yang lemah, yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan Allah. Dan hanya dengan mengenal diri, kita dapat menggapai cinta-Nya. Sebab, hanya ketika kita mengenali hakikat diri kita yang fana, kita akan merasa tidak ada tempat lain yang layak kita tuju selain kepada Allah.

Semua ini adalah sebuah perjalanan spiritual, yang menuntut ketulusan dan kesabaran. Kita tak akan bisa mengenal diri tanpa melalui perenungan yang mendalam, tanpa menelisik segala sisi diri kita, dari yang paling gelap hingga yang paling terang. Begitu pun dengan pengenalan Allah, yang membutuhkan upaya yang tulus dan bersungguh-sungguh untuk memahami kebesaran-Nya.

Sesungguhnya, mengenal diri adalah sarana untuk menemukan Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
يا عبادي، كلكم ضال إلا من هديته، فاستهدوني أهدكم
Yā ‘ibādī, kullukum ḍāllun illā man hadaytuhu, fastahdūnī ahdikum
"Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepada kalian." (HR. Muslim).

Maka, melalui perjalanan ini, kita tidak hanya mengenal diri kita sendiri, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Ketika kita mengenal Tuhan, kita akan menemukan kedamaian dalam setiap langkah, kita akan merasakan ketenangan yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang benar-benar dekat dengan-Nya. Sebab, Allah adalah sebaik-baik tempat untuk kembali, dan mengenal diri adalah jalan menuju-Nya.

Jadikanlah pencarian ini sebagai perjalanan yang tiada henti, karena dalam setiap langkah kita menuju pengenalan diri, kita semakin dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kenali dirimu, dan engkau akan mengenal Tuhanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun