Penghujung hari telah datang, kini saatnya mengistirahatkan badan tuk menyimpan energi untuk esok hari yang menyenangkan. Sebuah hotel di tengah-tengah perbatasan Situbondo dan Probolinggo menjadi pilihan menarik, sebelum esok hari melanjutkan rafting di Songa. Adalah Hotel Wisata Paiton Cottage yang menjadi pilihan merebahkan badan.Â
Biasanya hotel di sekitar Situbondo yang menjadi pilihan, tapi entah hari itu ingin mencoba pilihan lain yang belum pernah dicoba. Berawal dari mementukan pilihan hotel melalui aplikasi Traveloka yang bisa menampilakan pilihan hotel berdasarkan peta atau map. Akhirnya kami memutuskan memilih hotel yang pas di tengah-tengah perjalanan tapi tetap dengan mempertimbangkan kualitas hotel yang bagus. Satu per satu review dibaca secara perlahan dan seksama, tak ingin ada satu pun komentar yang tak sesuai harapan. Satu per satu gambar juga dilihat agar tak ada penyesalan setelah membayar.Â
Kami datang di Wisata Paiton Cottage tepat setelah matahari menyembunyikan sinarnya dan berganti bulan yang memantulkansinar terangnya. Hotel ini terletak satu tempat dengan RM Handayani.Â
Awalnya kami bingung harus parkir dimana, beruntung ada petugas keamanan yang mengarahkan untuk parkir di sebelah restauran. Tidak ada pagar khusus yang menutupi, hanya semak serta tanaman yang menjadi pagar hidup. Kami sempat meragukan semenjak kedatangan, tapi life must go on, tidak ada cerita kalau hanya parkir dan terus kabur.Â
Kami pun melanjutkan masuk ke ruang resepsionis yang tidak terjaga penuh, hanya bila ada tamu saja petugasnya akan menghampiri. Beruntung kami adalah tamu terakhir di Wisata Paiton Cottage, alhasil kami ditunggu-tunggu kedatangannya oleh para resepsionis yang bertugas. Proses chek in disini tidak ribet, seperti biasa hanya perlu menunjukkan kartu identitas.Â
Setelah itu kunci kamar dan voucher sarapan diberikan. Malam itu begitu gelap, tak ada yang bisa kami lihat dengan jelas, hanya suara kreot kayu yang bisa kami dengar, rupa-rupanya untuk menuju kamar kami harus melewati semacam jembatan kayu. Ada jalur lain yang sebenanrnya bisa dilewati, tapi setelah check in tadi, petugas langsung memandu kami melewati jembatan kayu ini.
Begitu kamar dibuka, nuansa cottage benar-benar terasa. Seluruh ruangan berhiaskan furniture kayu. Dari pintu, lemari, laci, dan dipannya terbuat dari kayu. Meskipun semua perabot dari kayu, hotel ini tetap menyediakan AC disetiap kamarnya dan cukup untuk mendinginkan seluruh isi ruangan.Â
Beralih ke kamar mandi, konsep alami atau natural di usung hotel ini. Butiran batu-batu kecil tertata rapi di bagian shower, dan yang lebih membuat nuansa kamar mandi natural adalah atap kamar mandi yang langsung beratapkan bintang-bintang. Meskipun langsung menghadap langit, jangan takut diintip karena tembok yang mengelilingi ruangan kamar mandi cukup tinggi, sekitar 3 meter. Hanya isi ruangan yang bisa kami nikmati malam itu, setelah berberes sebentar, kami langsung tertidur hingga pagi menjelang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H