Mohon tunggu...
imam sulistyo
imam sulistyo Mohon Tunggu... -

Seorang manager operasional dari sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Jepang, yang kini membuka cabang di Indonesia. Menyandang gelar Sarjana Biology juga Magister Komputer. 7 tahun dari pertama pengalaman kerja, diisi dengan mengajar di berbagai Kampus dikawasan Bogor, Jakarta, hingga Cimahi. Pernah diundang untuk menjadi Trainer di Jepang dan Philippines. 3 tahun berikutnya bekerja di perusahaan Telekomunikasi Jepang. Memulai karir dari customer service hingga kini telah menduduki Jabatan struktural Associate Director.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyembelih Sesuai Syariat VS Menyembelih Cara Barat

13 Desember 2010   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keempat

karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehinggadihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikianmenjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanahilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saatternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagitumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusakkualitas daging.

 

*Bukan Ekspresi Rasa Sakit!***

 Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyatabukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kitasebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwasetiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertairasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan lukaterbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yangsebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariatIslam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasasakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapimeronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit,melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu padasaat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentutidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikanjuga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariatIslam ternyata lebih 'berperikehewanan'. Apalagi ditambah dengan anjuranuntuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan :

 

*“Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Makajika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, danapabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih.(Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agarmeringankan binatang yang disembelihnya.” (H.R. Muslim).

-- "Hendaklah engkau mengkaji Shirah Nabawiyah yang suci dan sejarah para pendahulu (salafus shalih) sesuai dengan waktu yang tersedia untukmu. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini minimal adalah ‘Hummatul Islam’ (Pembela-pembela Islam). Hendaklah engkau juga banyak membaca haditsAl Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang dalam bidang fiqih" (Wajibatul Akh : 3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun