Keempat
karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehinggadihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikianmenjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanahilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saatternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagitumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusakkualitas daging.
*Bukan Ekspresi Rasa Sakit!***
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyatabukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kitasebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwasetiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertairasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan lukaterbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yangsebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariatIslam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasasakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapimeronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit,melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu padasaat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentutidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikanjuga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariatIslam ternyata lebih 'berperikehewanan'. Apalagi ditambah dengan anjuranuntuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan :
*“Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Makajika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, danapabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih.(Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agarmeringankan binatang yang disembelihnya.” (H.R. Muslim).
-- "Hendaklah engkau mengkaji Shirah Nabawiyah yang suci dan sejarah para pendahulu (salafus shalih) sesuai dengan waktu yang tersedia untukmu. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini minimal adalah ‘Hummatul Islam’ (Pembela-pembela Islam). Hendaklah engkau juga banyak membaca haditsAl Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang dalam bidang fiqih" (Wajibatul Akh : 3)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H