Mohon tunggu...
Imam Santoso
Imam Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Pembantu Ketua III STAI Al-Fatah Bogor

Akademisi dan Expert di Bidang Public Relations dan Branding Program, Jurnalis Independen, Konsultan Komunikasi dan aktifis sosial media, Dai dan alumni Pondok Pesantren Al-Fatah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Lokasi yang 'Disalahkan' Dalam Kasus JIS

16 Januari 2015   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421400367412869311

[caption id="attachment_391221" align="alignleft" width="992" caption="Meme perbandingan sketsa dan realita toilet Anggrek"][/caption]

Rasa penasaran saya akan apa yang sesunggguhnya terjadi dalam kasus JIS seolah mendorong, seperti apa kampus yang menghebohkan dunia itu.

Selama ini, masyarakat menganggap bahwa JIS adalah lembaga sekolah yang angker dan tidak ramah terhadap orang yang tidak bersekolah disana. Bahkan, konon media saja sulit menembus masuk.

Alhamdulillah, Rabu 14 Januari 2014 lalu saya dan beberapa teman mendapat kesempatan diundang berbicara dengan Mrs. Elsa, Kepala Sekolah TK dan SD JIS di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Masuk dari gerbang utama kampus ini, pemeriksaan keamanan pada tamu memang super ketat. Siapapun yang tak memiliki akses izin masuk, atau tidak terdaftar sebagai tamu tidak akan diizinkan melewati gerbang. Untunglah, rombongan kami sudah terdaftar dan masuk dengan lancar. Sesudah berganti mobil minibus mewah, kami mulai masuk menyusuri kampus JIS ini.

Dilapangan, tampak puluhan siswa ekspatriat tengah mengikuti kegiatan latihan sepak bola serta olahraga lainnya. Dari posturnya, mereka terlihat seperti anak-anak SMU. Alangkah luasnya kampus ini, saya bergumam seraya membayangkan seandainya seluruh sekolah di Indonesia seperti JIS ini.

Akhirnya, kami tiba di lokasi PAI atau sekolah tingkat TK dan SD JIS. Kantor Mrs. Elsa ini cukup besar, dan terlihat hampir seluruhnya berdinding kaca transparan sehingga kegiatan orang yang ada di dalam kantor akan terlihat siapa saja yang lewat.

Namun untuk dapat masuk ke lokasi TK, kami tetap harus mendaftar sebagai pengunjung di pintu depan. Suasana dingin itu tercairkan, setelah Elsa datang bersama staf lainnya. Keramahan mereka seolah menghapuskan kesan, bahwa sekolah ini sedang dirundung masalah besar. Elsa mempersilahkan kami untuk masuk ke ruangannya, tempat yang juga menjadi TKP yang digeledah oleh pihak berwajib.

Diruangan itu, Elsa mulai menceritakan kronologis terjadinya peristiwa tersebut sejak awal hingga proses pengadilan berjalan. Hingga kini, Elsa merasa bingung dengan tuduhan yang dilemparkan oleh TPW terhadap para Cleaners (petugas kebersihan) serta 2 guru JIS, Neil Bentlemen dan Ferdinant Tjiong.

"Saya sendiri hampir dijebak masuk dalam kasus ini, mereka menuduh saya ikut terlibat membantu mengikat dan mendokumentasikan perbuatan keji itu", ujar Elsa.

Namun, karena perbuatan itu memang tak pernah dilakukanya maka bukti juga tak pernah ada. Aneh, penyidik tetap meminta, agar wanita berambut pirang itu menandatangani BAP kasus atasnya.

"Atas nasihat kuasa hukum kami, saya dan 2 guru itu menolak menandatangani BAP itu", ujar Elsa.

Usai menjelaskan, Elsa mempersilahkan kami untuk melihat secara langsung lokasi yang oleh TPW 'disalahkan' sebagai TKP peristiwa kekerasan atas MAK, anaknya. Berikut adalah lokasi-lokasi tersebut :

1. Ruang Kepala Sekolah TK dan SD

Ruang ini adalah tempat dimana kami mendengarkan penjelasan Elsa, berdinding kaca transparan dan terlihat dari berbagai sudut di luar. Menurut Elsa, ruang tersebut sudah direnovasi sejak Juni tahun 2013.

"Kami punya bukti dari vendor yang merenovasinya, jadi tidak benar bila renovasi dilakukan setelah terjadinya kasus asusila ini", ujar Elsa.

Dalam ruangan kaca itu, secara nalar sehat saja orang akan berpikir ulang untuk melakukan tindak kejahatan semacam asusila. Sebab terlihat dari sudut manapun, tambahan lagi banyak orang hilir mudik di jalan depan ruangan tersebut.

Karena itu, kasus ini menjadi janggal dengan tuduhan bahwa Neil dan Ferdi melakukan perbuatan asusila itu di dalam ruangan Kepala Sekolah atau ruangan Elsa hingga 13 kali tanpa ada yang tahu. Selama kami ada diruangan itu saja, setiap 30 menit selalu ada petugas keamanan dalam yang lewat di depan ruangan itu itu dan ia bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya.

2. Ruang Pantry atau Dapur Guru

Lokasi kedua yang disalahkan adalah Pantry atau dapur. Ruangan ini menjadi sasaran susulan setelah TPW melihat, bahwa ruang kepala sekolah ternyata adalah berdinding transparan sehingga menjadikan bias gugatannya. Semula TPW menyebutkan, MAK disodomi diruang bawah tanah rahasia. Namun nyatanya, TPW malah menunjuk Pantry yang terletak di lantai atas.

Ternyata, Pantry ini juga adalah ruangan terbuka yang sangat besar terdiri atas dapur dan aula untuk makan. Semuanya terbuka di dalam, dan hanya dibatasi dinding kaca besar sehingga terlihat dari seberang yang merupakan ruang belajar siswa.

Pun ruangan ini juga tidak sepi, hampir selalu ada orang yang mendatangi ruangan ini untuk mencari makanana, memasak atau sekedar minum kopi. Karena itu sangat aneh, bila TPW menyebutkan pantry ini adalah ruangan rahasia apalagi sampai melakukan perbuatan kekerasan seksual ditempat tersebut tanpa dilihat siapapun juga.

3. Toilet Anggrek

Inilah lokasi yang menghebohkan, dimana dalam tuduhan dikatakan para Cleaner telah melakukan perbuatan asusila di toilet tersebut.

Lucunya, dalam BAP disebutkan bahkan digambarkan oleh sebuah lembaga negara bidang perlindungan anak bahwa lokasi menuju toilet itu gelap dan menggunakan lorong sempit.

Kami juga sangat penasaran, seperti apa wujudnya toilet anggrek itu. Ternyata, sangat jauh berbeda dari berita dan informasi yang tersebar di media massa.

Toilet itu terletak di sisi jalan utama, yang pintunya dapat dilihat dari 3 penjuru mata angin. Jalan di depan toilet itu juga cukup ramai, karena hampir tiap jam ada saja rombongan murid dan guru yang berpindah kelas. Selain itu, petugas keamanan dalam dan guru piket juga selalu hilir mudik.

Sangat mustahil siapapun melakukan perbuatan jahat di dalam toilet, tanpa diketahui oleh orang lain. Suasana depan toilet juga terang benderang, tidak gelap sebagaimana disebutkan dalam BAP. Di depan toilet, terdapat kursi-kursi tempat duduk siswa saat beristirahat dan makan siang.

Sangat mengherankan, dengan fakta lokasi yang sangat janggal saja kejadian tersebut ada lalu Majelis Hakim menghukum dengan alasan semena-mena.

Kita berharap, pemerintah dapat mewujudkan keadilan dibidang hukum sebagaimana janjinya dimasa kampanye silam dan kasus JIS ini adalah ujiannya. Neil dan Ferdi adalah guru ekspatriat, jika kasus JIS ini berjalan tidak fair maka nama Indonesia akan ikut tercoreng di mata Internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun