Berangkat dari kondisi desa binaan yang akan menjadi obyek sasaran dalam rangka mendukung pemerintah untuk Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan, maka konsep SDGs dan pengarus utamannya dalam konteks pembangunan desa untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia akan lebih tepat dan terarah.
Disadari bahwa akar permasalahan pembangunan desa di Indonesia ada di desa dan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia serta mewujudkan Indonesia maju harus dimulai dari desa, dengan tetap memperhatikan dan mengedepankan kearifan lokal desa yang mampu memadukan adat dan kebiasaan setempat dengan proses-proses pembangunan, hasil, manfaat dan dampaknya sehingga menjaga perubahan desa.
Oleh karena itu pelaksanaan harus terkonsep dengan baik, terarah dan tepat sasaran dengan tetap memperhatikan potensi sumber daya yang ada di PT.
Abstraksi konsep pelaksanaan desa binaan yang mengacu pada konsep SDGs, dengan tetap memperhatikan kekurangan dari ukuran pembangunan desa, selain juga disesuaikan dengan kebijakan pembangunan desa untuk diimplementasikan, sehingga peluang keberhasilan pencapaian SDGs pada satu desa menjadi maksimal.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka pelaksanaan desa binaan dilakukan melalui langkah penetapan road map desa binaan yang akan dilakukan oleh masing-masing PT, kemudian untuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan berdasarkan peta jalan, disusunlah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh Tim Pengelola dalam bentuk alur program desa binaan.
Sedangkan acuan pilar SDGs Desa sebagai pola pikir kegiatan penelitian, analisis kondisi dan pengabdian yang akan dilakukan oleh dosen/program studi/fakultas tertuang dalam bentuk kerangka kerja SDGs desa binaan PT.
Dalam pelaksanaannya, bersama pimpinan PT, tim pengelola program desa binaan melakukan visitasi ke desa yang akan menjadi binaannya.
Pada pertemuan tersebut diharapkan mendapat masukan terhadap masalah yang dihadapi dan harapan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan peningkatan budidaya alam yang ada. Selanjutnya Tim melakukan identifikasi masalah dan menganalisis situasi desa untuk mendapatkan gambaran yang nyata.
Hasil dari indentifikasi masalah dan analisis situasi dituangkan ke dalam hasil proposal riset dan meminta persetujuan kepada pimpinan PT sebagai dasar pemberian pendanaan. Berdasarkan persetujuan proposal, maka riset dilakukan untuk mendapatkan hasil sekaligus menjadi acuan dalam pelaksanaan desa binaan (baca:KKN) bekerja sama dengan mahasiswa, dan masyarakat desa.
Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa pola kerja desa binaan menjadi acuan dasar pelokalan SDGs menjadi SDGs Desa tidak berlangsung dari atas ke bawah tetapi menyesuaikan SDGs agar sesuai konteks desa yang selama ini memberikan kekhususan dalam pembangunan (A. Halim Iskandar, 2020). Oleh karena itu Kearifan Lokal Desa menjadi “warna” dalam mempercepat pembangunan di desa.
Pentingnya melokalkan pembangunan melalui paradigma partisipasi; dan strategi melokalkan narasi akbar SDGs ke level desa (SDGs Desa) mulai dari penyusunan ulang gambar ikon SDGs menjadi lebih jelas, tidak abstrak, dan lebih dekat kepada realitas di desa-desa yang menjadi binaannya***