Semua pemimpin negara di dunia, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, pasti ingin kesejahteraan rakyatnya terus meningkat. Beliau pasti bercita-cita semua rakyatnya makmur. Sehingga, semua program yang direncanakan dan dilakukan demi tercapainya cita-cita besar itu.
Mulai swasembada pangan, makan bergizi gratis, hingga pembangunan fasilitas umum. Bahkan, beliau juga berani memangkas kegiatan kementerian 'kurang penting', yang nominalnya mencapai sekitar Rp 20 triliun, juga demi bisa membiayai program pro rakyat. Semua dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama rakyat yang secara ekonomi masih belum beruntung. Sehingga, Badan Bank Tanah bisa ikut berpartisipasi dalam mewujudkan cita-cita mulia presiden: mensejahterakan rakyat.
Salah satu caranya dengan memanfaatkan aset Badan Bank Tanah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Teknisnya bisa disesuaikan dengan mekanisme yang sudah ada, baik di bidang pariwisata, pertanian, perkebunan, atau lainnya. Pokoknya disesuaikan kondisi atau peruntukan aset tanah yang dikelola atau dimiliki Badan Bank Tanah. Â Â
Berdasarkan data dari Badan Bank Tanah (website: banktanah.id, per 25 Januari 2025), total aset tanah yang dimiliki atau dikelola Badan Bank Tanah seluas 33.115,6 Ha. Jumlah ini tersebar di 45 kabupaten/kota se-Indonesia. Tanah yang dikelola Badan Bank Tanah ini dari hasil penetapan pemerintah dan/atau tanah dari pihak lain.
Dari jumlah aset yang dimiliki atau dikelola Badan Bank Tanah tersebut, ada kawasan untuk pertanian, hortikultura, pariwisata, perkebunan. Selain itu, juga ada untuk kawasan permukiman, perikanan, industri, dan tambak budidaya air tawar.
Aset itu punya peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, terutama rakyat sekitar lahan, jika dimanfaatkan secara maksimal. Yang penting satu: sebaiknya melibatkan masyarakat sekitar lahan, dalam memanfaatkan lahan. Minimal, jika terpaksa dikelola badan usaha, karyawannya diambilkan dari masyarakat sekitar lahan.
Melibatkan Anak Muda
Pemanfaatan aset Badan Bank Tanah ini juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, terutama bagi pemuda di sekitar lokasi lahan. Sehingga, secara tidak langsung, Badan Bank Tanah membantu dalam mengurangi angka pengangguran. Karena rata-rata warga sekitar lahan Badan Bank Tanah dilibatkan dalam pengelolaan aset.
Sedangkan, sistem pemanfaatan aset Badan Bank Tanah bisa disesuaikan dengan aturan yang berlaku, seperti sistem sewa, atau lainnya. Sekali lagi, yang penting satu: warga sekitar, terutama anak mudanya dilibatkan. Sehingga, warga sekitar, terutama anak-anak mudanya, tidak perlu merantau ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.
Tak hanya itu, jika ada mahasiswa asal kawasan aset yang dikelola Badan Bank Tanah, juga bisa dilibatkan. Sehingga, ketika mahasiswa ini sudah lulus, bisa langsung melanjutkan pendampingan. Kegiatan itu akan terus berlanjut, atau lebih baik juga melibatkan sarjana dari sekitar lahan. Karena sarjana ini akan membantu dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, melalui pemanfaatan aset Badan Bank Tanah tadi.
Sinergi Dengan Kampus
Berdasarkan data dari Wikipedia.id (id.wikipedia.org, 2024), jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai sekitar 2.417 kampus. Rinciannya, sebanyak 127 kampus negeri dan 2.290 kampus swasta. Jumlah ini tersebar hampir di semua wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sehingga, Badan Bank Tanah tinggal menyesuaikan lokasi dan kebutuhan disiplin ilmu, mana yang paling dekat dan sesuai disiplin ilmunya untuk bekerjasama. Tenaga ahli dari kampus itu yang akan mendampingi masyarakat dalam pemanfaatan aset Badan Bank Tanah tadi.
Hal ini juga akan memudahkan dan membantu kampus, dalam mencari daerah atau wilayah untuk program pengabdian kepada masyarakat. Karena Badan Bank Tanah sudah punya petanya, sesuai dengan kondisi lahan yang ada. Kampus tidak perlu memetakan ke lapangan, tinggal menyesuaikan kebutuhan, sesuai kondisi aset Badan Bank Tanah.
Artinya, kampus tinggal menyiapkan tenaga ahli, baik dari dosen, maupun mahasiswa, untuk pendampingan. Karena tiap lahan Badan Bank Tanah berbeda kebutuhannya. Lebih tepatnya disesuaikan dengan kawasan, seperti kawasan pertanian, pariwisata, perkebunan, atau lainnya.
Hal ini juga bisa berkolaborasi antar kampus, jika sebuah kampus yang dekat dengan lahan Badan Bank Tanah, tidak lengkap tenaga ahli yang dibutuhkan. Praktis, kondisi ini akan menciptakan role model kolaborasi yang sangat bagus, terutama dalam membangun sinergi antar kampus. Sehingga, hasil riset di kampus benar-benar bisa dimanfaatkan untuk membantu dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian, cita-cita pemimpin negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat benar-benar bisa tercapai. Bahkan, dalam merealisasikan juga terdapat banyak nilai luhur bangsa, seperti gotong-royong. Sehingga, Badan Bank Tanah akan menjadi pionir dalam menciptakan role model, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, yang dibingkai dalam nilai gotong-royong antar kampus, atau instansi. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI