Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan dokumen pembelajaran yang harus ada disetiap sekolah.
RPP juga disebut sebagai nyawanya seorang guru dalam melakukan pembelajaran di kelasnya.
Karena didalamnya memuat materi-materi yang akan disampaikan guru kepada para siswanya.
Namun untuk membuat sebuah RPP guru harus rela membagi waktunya untuk mengajar dan membuat RPP tersebut.
Sehingga guru tidak bisa maksimal dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Di zaman yang serba canggih ini, diharapkan pemerintah mempunyai solusi untuk mengatasi hal tersebut.
"RPP menjadi seperti momok bagi guru - guru disekolah, karena dalam penyusunannya dibutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran bahkan tak sedikit yang harus mengeluarkan kocek untuk biaya pencetakan." Ujar Eka selaku guru disalah satu sekolah desa Cenang kecamatan Songgom, Brebes.
Banyak guru yang mengeluh akan hal tersebut mereka berharap ada solusi yang terbaik kedepannya.
Nampaknya keluhan dari guru - guru mendapatkan respon yang baik oleh Kemdikbud di Jakarta.
Dilansir dalam CNN Indonesia Nadiem Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks DPR/MPR, Gatot Soebroto, Jakarta Selatan pada Kamis (12/12) mengatakan bahwa RPP direndahkan, lebih banyak waktu berinteraksi. Dan bahkan untuk lebih banyak waktu untuk istirahat.Â
"Kita dengar cerita guru-guru malas. Tapi kalau ke daerah ada guru yang nonstop kerja." Lanjutnya
Mudah - mudahan keputusan tersebut bisa segera terealisasi, sehingga guru akan lebih semangat dalam melaksanakan pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H