Jika benar, maka Buwas tengah menjadi pelanduk yang mati tergencet oleh beberapa kepentingan yang luar biasa pragmatis. Jika dahulu perlakuan Buwas kepada pimpinan KPK yang sedemikian menimbulkan reaksi yang negatif saat merusak mimpi-mimpi rakyat akan adanya kekuatan luar biasa besar dari KPK untuk memberantas korupsi maka saat dimana Buwas melakuan sebuah tindakan yang juga berpotensi menyelamatkan uang negara tidak mendapatkan reaksi yang positif dari penggiat anti korupsi dan bahkan publik.
Persepsi publik terkait pemberantasan korupsi semakin tidak karuan saat ini, dimana ada kevakuuman Pimpinan KPK saat ini plus hasil pansel yang meyisakan banyak masalah terhadap beberapa calon yang memiliki track record yang buruk dan aksi-aksi pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Polri yang dianggap menimbulkan kegaduhan dan mempelambat laju perekonomian negara.
Indonesia akan sulit keluar dari darurat korupsi dan boro-boro mampu menurunkan indeks persepsi korupsi jika persepsi terhadap korupsi itu sendiri tergantung angin bertiup, apakah dari sudut biru, kuning, merah, hijau atau dari sumber unknown. Harapan yang tinggi dari publik terhadap kemampuan negara untuk boro-boro memberantas korupsi untuk mengurangi potensi korupsi saja masih jauh dari harapan.
Oh Buwas, dulu engkau ku sayang sekarang engkau ku tendang! Malang nian nasibmu!
Salam Anti Pemberantasan para Pemberantas Korupsi!
Â
Tautan Rujukan dan inspiratif
- https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Persepsi_Korupsi
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/09/02/nu1ey3334-ipw-desak-bareskrim-usut-penyelewengan-dana-kpk-ke-32-lsm
- http://www.tribunnews.com/internasional/2014/12/04/dalam-indeks-persepsi-korupsi-2014-indonesia-urutan-ke-107
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H