Awal mula terjun ke dalam bisnis ecoprint beliau hanya memfokuskan produksi pada media kain saja. Namun setelah memproduksi dengan jumlah yang cukup banyak.Â
Kemudian beliau pun mencoba untuk melebarkan produksi batiknya ke dalam media kulit dan juga kertas. Dan sampai sekarang jenis produksi yang telah berhasil beliau produksi yaitu tas, sepatu, kemeja, dompet, jilid buku, dan topi. Â
Hambatan yang beliau peroleh selama proses produksi yaitu masih kurangnya perajin yang memadai di wilayah Pangandaran sehingga beliau pun perlu pergi ke luar kota untuk memperoleh SDM yang memadai.Â
"Untuk perbedaan tingkat kesulitan dari beberapa media tersebut sendiri juga tidak begitu sulit sih! Karena bahan melimpah. Hanya saja kesulitannya terletak pada pengrajinan. Seperti sepatu kita buatnya di Bandung dan tas kita buat di Rajapolah" kata beliau.
Dalam pembuatan kain batik, beliau menggunakan 100% kain katun asli dan kain sutera sebagai medianya. Dan untuk pembuatan sepatu sendiri beliau memilih kulit sapi, kambing, dan juga domba.
Jenis tanaman yang digunakan dalam pembuatan batik ecoprint ini pun beragam, artinya semua jenis tanaman dapat dijadikan sebagai bahan dari pembuatan ecoprint hanya saja tidak semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pewarna kain."Tanaman yang saya ambil ada yang dari pekarangan rumah juga ada yang dari hutan di sekitar Pangandaran" jelas beliau.
Untuk membuat batik dahon ini dikenal oleh khalayak. Ibu Elien terus-menerus dalam  melakukan promosi. "Kami melakukan promosi ini melalui instagram, facebook, juga bekerja sama dengan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)" tutur beliau.Â
Dari jerih payahnya dalam melakukan promosi. Saat ini beliau sudah membuka dua cabang galeri batik dahon. Cabang pertama yang beliau buka yaitu di Hotel Arnawa. Hal ini bermula ketika beliau melakukan pelatihan di sana, kemudian manager dari hotel tersebut pun menawarkan untuk bekerja sama. Akhirnya beliau pun membuka cabang pertamanya di Hotel Arnawa. Dan untuk cabang kedua yaitu terletak di pusat oleh-oleh Pringsewu Pangandaran.
Setelah dua tahun menjalankan bisnis ecoprint beliau juga membuka layanan workshop bagi umum. Kerja samanya dengan HPI, menjadikan beliau mendapatkan tamu yang sangat antusias sekali untuk  belajar memproduksi ecoprint.Â
Disamping hal tersebut, saat ini beliau juga memiliki rencana untuk membuka rumah produksi yang lebih besar lagi di tahun depan. Selain itu, beliau juga memiliki keinginan untuk membuka sentral oleh-oleh batik di Pangandaran.