Gw tiba2 dapet Liebesbrief (luvletter) nih dari editor gw, katanya kangen ama gw, nih suratnya melow bgt:
(Editor) Dear Ima,
Yang bisa gw bilang, akhirnya kita mesti ngerasain ini semua. The day that you must go, but still missing many things, lovers, parents, beloved friends, bed, and even pets. It's masih seminggu lagi sih, dan SG cuma sejam dari Jakarta. Nafsu makan kurang, tidur gak tenang. *Yaiya juga sih kalo dikasih ikan kembung mana gw doyan juga.*
(Gw) Liebe meine Edior,
Beda tipis antara sakit diare ama jatuh cinta, sama2 mules, napsu makan berkurang, tidur gak tenang. Das ganz normaaall, naturlich hehe... (biasanya emang begitu, itu normal)
dengan sangat berbangga hati akan dirimu, ich gratuliere ihnen erfolg!!! (saya ucapkan selamat atas buah hasil kerja keras anda)
(Editor)
Cuma pagi ini, tiba-tiba si Ipad nyanyi lagunya Janis Joplin Leaving on the Jetplane. Sembari minum susu Bear Brand, gw melow. Shitte. Haha..
"Are we ready for this," we said.
(Gw)
Schade, meine Samsung Tablet ist kaputt seit drei Wochen (udah 3 minggu tablet mampus) jadi sori dori mori kita gak bisa wassup-an hiks untungnya ay bisa telepati, itu lebih canggih sebenernya, maklum keturunan dukun, kalimantan lagi, das ist Toll, Super-mie
'Are we ready for this' itu kaya lagu favorit lo yang lo puter berulang-ulang, lama2 jadi mantra lo tiap lo mau pergi tidur or aufstehen (bangun pagi),
Terkadang waktu dengan cepat menghisap kita seperti pasir hisap berbahaya yang kau temui di pusaran dalam air laut. Segala peristiwa yang hadir dalam hidupmu seperti meteor yang  melesat datang menghampirimu dengan kecepatan ribuan tahun cahaya, siap gak siap, dia yang bernama takdir dengan sigap menangkapmu, menghajarmu habis2an sampai kamu tidak memiliki lagi energi untuk menanyakan : ẃhy, warum, mengapa?
Are we ready for this? sekalipun aku dan kamu, lo-gw endlich (bahasa alay nya lo gw end habis sudah)
sekalipun gw ingin teriak no im not, tidak, aku tidak siap untuk ini, aku butuh waktu untuk bernapas sejenak, mundur dari ribuan langkah yang sudah  ditempuh. schade, my liebe freundin, no you can not.  Takdir tidak akan peduli apakah kau siap atau tidak, seperti meteor yang menghantammu telak, takdir yang bisa menimbulkan euforia atau inferno. Dalam kasusku takdir cinta & kematian orang2 tersayang memberiku rasa inferno yang menakutkan.
(Editor)
Tiba-tiba semua ngerewind kembali, ke selasar Gedung Fisip UI Depok, waktu kita bikin proposal mau ke Jerman dan numpang wifi gratisan, 2009. Since that day, kita ngebulshit that we would pee in the morning in SG, meeting in German, and lunch in Paris.
We've been through different ways since that year ya, Depok - Jogja - Krakatau - Lombok - Pulau Jawa - Pulau Bali - Sulawesi - Kalimantan - Vietnam - Jakarta. Paolo Coelho - Dewi Lestari - Sufi - Buddhism - Marxism -Andrea Hirata - Capitalism - Socialism. This kind of leaving-feeling different than the trips we ever made before.
(Gw) 9 Mei 2009
Gw dan Anja lagi melow, ini hari sonntag, am Wochenende (weekend) di Ilmenau, para mahasiswa jerman itu sedang mempersiapkan pesta penyambutan  'get to know ya' untuk mahasiswa asing dari seluruh dunia yang sedang berkumpul di ballroom dancing.
Dan sore itu kami ada Tanzen klasse yang dipandu oleh seorang pria jerman gay yang makhir berputar2 seperti gasing mengajarkan teknik tarian samba dari brazil, lalu tango, lalu waltz... yang sayangnya ditanggapi dengan semangat 45 oleh mahasiswa2 dari indonesia dengan menari goyang gergaji ala inul daratista...jadi intinya..percuma aja ini mahasiswa indo diajari teknik tari tango, weil ujung2 nya tetep nari goyang dombret...tarik mang...
kenapa gw dan anja melow ditengah hiruk pikuk kelas tarian-
yang tadinya tanzen klasse yang elegant berubah jadi kelas tarian erotis
gara2 ada oknum mahasiswa dari indo seperti gw, putri amalia izzati dan tsani fauziah rahmah,
yang satu anak UI yang satu anak ITB,
dan dua2 nya bernama berbau2 arab nan islamiah tapi jangan tertipu teman, dua2nya sangat tidak islami perilakunya LOL, contohnya riri yang membuat kelas tandingan dengan tarian erotis ala inul
dan anak2 jerman lainnya pada ngeces air liurnya ngeliat segerombolan cewe2 asia gak tau malu nari2 goyang dombret ala inul diiringi musik samba
Gw melow, Anja juga melow, karena teman kami tercinta tidak ada disini, di ilmenau, di jerman sini, di kelas ini, di universitas ini, berulang kali gw dan anja menyayangkan ketidakhadiranmu disni bersama kita.
Dan wahai teman tercinta, kita disini di tempat ini bukan Urlaub machen, bukan Ferien, bukan Einkaufen seperti yang sering dilakukan anggota dewan yang lo bilang lucky bastard itu. Kita disini bukan liburan ke eropa, bukan jalan2 shopping.
Kita, anja, gw dan lo, seharusnya lo disini bersama gw
Lernen, mengasah otak kita, mengukur kemampuan kita dan membandingkan kemampuan otak kita dengan mahasiswa2 jerman itu, dengan mahasiswa2 dari amrik, china, japan, korea, belanda, afrika.
Dan gw melow, gw sedih karena gw pengen banget lo disni, merasakan semua yang gw rasakan, melihat apa yg gw lihat, mendengar apa yang gw dengar, mencium udara dingin yg gw hirup yg menusuk minus 10 derajat kalo lagi hujan tengah malam di daerah pegunungan sini.
gw melow karena gw mempertanyakan takdir yang memisahkan lo dan gw.
(Editor)
The nite we ever hung out, in expensive clubs and warung makan remang-remang pinggir jalan, under the lights of Jakarta and stars at poluted sky, we had complained, how lucky bastard people are. They even not smarter than we are, but they accomplished things we should received. We should be better that those people, we thought. And yes, we are, Imah. Look at how strong we are now.
(Gw)
Look at you now! gw mau nyanyi diamondnya jeng rihanna buat lo,
shine bright like Diamond
You find light in beautiful sea
You choose to be happy
You and I, You and I we´re like diamonds in the sky
(Editor)
We have been running this far, and close to the edge. And it's too late to stop everything. We never feel insecure when we're around. Thank you Imah.
See you next year in other country.
(Gw)
Close to the edge!! deine traum ist coming, das ist so real, saking realnya begitu menakutkan isnt it?
Masokis, i like ur languange :) tersiksa tapi demen
transit di changi, meeting di berlin, lunch di london, berak di paris--> dast sind next chapter of your life
pusaran takdir sedang menghampirimu teman,
aku bisa membayangkan kau akan tegak berdiri dengan gagah memaparkan hasil kerjamu dihadapan para pembesar khalifah negeri singa dan akan terus berlanjut di hadapan para pemimpin negara G-8
G8 meeting teman, are we ready for this?
Goethe 13 Juni 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H