Mohon tunggu...
Ima Nursani
Ima Nursani Mohon Tunggu... Lainnya - Advanced Master Safety management in Aviation

Yuk bersama-sama selalu berusaha untuk belajar hal baru dan membagikannya jika bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Naik Pesawat, Apakah Masih Menjadi Simbol Kemewahan dan Gengsi?

13 November 2024   14:00 Diperbarui: 13 November 2024   14:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8. Dampak Sosial Media dan Budaya Modern

Sosial media memainkan peran besar dalam membentuk persepsi masyarakat tentang gaya hidup. Naik pesawat, terutama penerbangan jarak jauh atau perjalanan internasional, sering kali dipamerkan di media sosial sebagai simbol status dan gaya hidup yang eksklusif. Banyak influencer atau tokoh terkenal yang mengunggah perjalanan mereka di pesawat, terutama kelas bisnis atau first class, sehingga menciptakan kesan bahwa penerbangan adalah bagian dari gaya hidup mewah.

Bahkan untuk kalangan ekonomi menengah, naik pesawat menjadi hal yang ingin dibagikan dan dipamerkan di media sosial. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi persepsi masyarakat tentang naik pesawat sebagai sesuatu yang "wah" atau mahal.

Jadi, anggapan bahwa naik pesawat adalah untuk orang kaya memang telah berubah seiring perkembangan maskapai berbiaya rendah dan aksesibilitas penerbangan yang lebih luas. Namun, stigma tersebut tidak sepenuhnya hilang. Naik pesawat tetap dianggap sebagai sesuatu yang eksklusif karena sejarahnya yang mahal, layanan premium di kelas bisnis dan first class, serta faktor gengsi yang masih melekat di masyarakat.

Dengan semakin meningkatnya aksesibilitas, diharapkan persepsi ini akan bergeser dan orang dari berbagai kalangan bisa menganggap pesawat sebagai transportasi yang praktis, bukan semata-mata sebagai kemewahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun