Mohon tunggu...
Ima Nursani
Ima Nursani Mohon Tunggu... Lainnya - Advanced Master Safety management in Aviation

Yuk bersama-sama selalu berusaha untuk belajar hal baru dan membagikannya jika bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Urban Air Mobility (UAM), Masa Depan Tranportasi Udara

31 Oktober 2024   08:01 Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar sebelum diedit : blog.crouzet.com)

Urban Air Mobility (UAM) merujuk pada sistem transportasi udara yang menggunakan pesawat berteknologi canggih, seperti eVTOL (Electric Vertical Take-Off and Landing) untuk mengangkut penumpang atau barang dalam lingkungan perkotaan yang padat. Ide utama dari UAM adalah menciptakan solusi transportasi udara yang efisien, berkelanjutan, dan cepat, mengurangi kepadatan lalu lintas, serta meningkatkan konektivitas antar titik dalam kota dengan memanfaatkan ruang udara.

Perkembangan Urban Air Mobility di Dunia

Seiring dengan perkembangan teknologi baterai, kecerdasan buatan, dan otomatisasi, konsep UAM yang dulunya hanya wacana kini mulai berkembang pesat. Banyak perusahaan besar seperti Uber Elevate, Airbus, dan Hyundai berinvestasi dalam teknologi UAM, sementara perusahaan seperti Joby Aviation, Volocopter, dan Lilium sudah mengembangkan prototipe eVTOL yang dirancang khusus untuk mobilitas perkotaan.

Perkembangan regulasi juga mulai mengejar inovasi transportasi udara ini. Organisasi penerbangan seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat dan European Union Aviation Safety Agency (EASA) di Eropa mulai merumuskan kerangka kerja dan regulasi untuk memungkinkan operasional UAM dalam beberapa tahun ke depan. 

Langkah ini membuka jalan bagi komersialisasi UAM di kota-kota besar dunia dalam dekade mendatang.

Potensi UAM di Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi UAM, terutama di kota-kota besar yang padat bangunan dan penduduknya seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung karena menghadapi tantangan kemacetan tinggi. 

Selain itu, dengan geografis Negara Indonesia sendiri yang terdiri dari ribuan pulau, UAM bisa menjadi solusi untuk meningkatkan konektivitas antarkota dan antarpulau yang tidak selalu bisa dicapai melalui transportasi darat atau laut. UAM bisa menjadi alternatif transportasi cepat yang dapat membantu menghemat waktu dan memperbaiki sistem logistik, khususnya untuk mengatasi masalah distribusi di daerah terpencil.

Lebih jauh lagi, pertumbuhan populasi dan urbanisasi di Indonesia memberikan peluang bagi UAM untuk mendukung pembangunan ekonomi dan efisiensi dalam pergerakan manusia dan barang. Adopsi UAM juga bisa menjadi salah satu cara bagi Indonesia untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari sektor transportasi darat, mengingat banyak teknologi eVTOL yang mengandalkan listrik.

Faktor Pendukung Urban Air Mobility

Munculnya UAM tidak lepas dari sejumlah faktor pendukung, baik dari aspek teknologi, ekonomi, hingga regulasi. Faktor-faktor berikut ini membantu mempercepat adopsi UAM di berbagai negara:

  1. Kemajuan Teknologi Baterai dan Motor Listrik.
    Peningkatan performa baterai lithium-ion dan pengembangan baterai solid-state memungkinkan pesawat eVTOL memiliki daya yang cukup untuk terbang jarak pendek hingga menengah. Hal ini meningkatkan efisiensi dan keamanan, serta mendukung keberlanjutan.

  2. Kecerdasan Buatan dan Sistem Otomatisasi.
    AI dan sistem otomatisasi memungkinkan operasi UAM yang lebih aman dan hemat biaya, baik melalui pilot otomatis/auto pilot serta teknologi kendali jauh. Hal ini akan meningkatkan kemampuan manuver dan mengurangi potensi human error, terutama di area padat.

  3. Dukungan Pemerintah dan Regulasi.
    Banyak negara telah mulai membentuk regulasi untuk mendukung implementasi UAM, termasuk perizinan, sertifikasi, dan standar keamanan. Dengan adanya dukungan ini, pengembangan teknologi dan penerapan UAM di berbagai negara menjadi lebih mungkin dan terpercaya.

  4. Kebutuhan Efisiensi Transportasi di Perkotaan.
    Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk di perkotaan, kebutuhan akan moda transportasi yang lebih efisien, cepat, dan tidak membebani jalan raya semakin mendesak. UAM menjadi solusi potensial untuk mengatasi masalah kemacetan ini dengan menawarkan alternatif transportasi yang tidak bersinggungan dengan infrastruktur darat.

Faktor Penghambat Urban Air Mobility

Meskipun banyak dukungan terhadap UAM, masih ada sejumlah tantangan besar yang harus diatasi agar implementasinya bisa berlangsung dengan aman dan efisien di kota-kota besar:

  1. Masalah Keselamatan dan Keamanan.
    Mengoperasikan pesawat di lingkungan perkotaan yang padat memerlukan standar keselamatan yang sangat tinggi. Gangguan teknis atau kesalahan pilot bisa berdampak besar, baik terhadap penumpang maupun orang-orang di darat. Pengembangan teknologi anti-tabrakan dan sistem kontrol lalu lintas udara khusus untuk UAM masih menjadi tantangan besar.

  2. Keterbatasan Infrastruktur.
    Adopsi UAM memerlukan infrastruktur khusus, seperti vertiport untuk lepas landas dan mendarat, serta jaringan pengisian daya yang luas. Pembangunan vertiport (bandara untuk pesawat yang mendarat dan lepas landas secara vertikal) dan jaringan stasiun pengisian daya yang memadai adalah investasi besar yang belum banyak kota siap untuk menyediakannya.

  3. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan keudaraan dan Sosialisasi Publik.
    Penggunaan ruang udara di kota yang padat menuntut penyesuaian peraturan penerbangan agar tidak mengganggu penerbangan komersial dan operasional helikopter yang sudah ada. Selain itu, ada kebutuhan besar untuk menyosialisasikan manfaat dan keamanan UAM kepada masyarakat agar mereka dapat menerimanya dengan baik.

  4. Biaya Operasional dan Harga Layanan.
    Untuk dapat diakses secara luas, biaya operasional dan harga layanan UAM harus cukup terjangkau bagi masyarakat umum. Teknologi UAM saat ini masih tergolong mahal, baik dari segi pengembangan maupun pemeliharaan, sehingga membuat biaya jasa menggunakan transportasi ini agar tetap terbilang rendah adalah tantangan yang harus dipecahkan agar UAM tidak hanya menjadi layanan premium.

Urban Air Mobility membawa potensi besar untuk mengubah wajah transportasi perkotaan di masa depan. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, UAM dapat mengurangi kemacetan, meningkatkan konektivitas, dan mendukung transportasi yang berkelanjutan. 

Namun, untuk merealisasikan potensi ini, berbagai tantangan masih harus diatasi, termasuk masalah keselamatan, infrastruktur, regulasi, dan biaya.

 Di Indonesia, UAM bisa menjadi solusi transportasi yang inovatif dan bermanfaat, terutama di kota-kota besar dan wilayah dengan akses yang sulit. Dengan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, UAM bisa segera menjadi bagian dari ekosistem transportasi modern yang efisien dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun