Munculnya UAM tidak lepas dari sejumlah faktor pendukung, baik dari aspek teknologi, ekonomi, hingga regulasi. Faktor-faktor berikut ini membantu mempercepat adopsi UAM di berbagai negara:
Kemajuan Teknologi Baterai dan Motor Listrik.
Peningkatan performa baterai lithium-ion dan pengembangan baterai solid-state memungkinkan pesawat eVTOL memiliki daya yang cukup untuk terbang jarak pendek hingga menengah. Hal ini meningkatkan efisiensi dan keamanan, serta mendukung keberlanjutan.-
Kecerdasan Buatan dan Sistem Otomatisasi.
AI dan sistem otomatisasi memungkinkan operasi UAM yang lebih aman dan hemat biaya, baik melalui pilot otomatis/auto pilot serta teknologi kendali jauh. Hal ini akan meningkatkan kemampuan manuver dan mengurangi potensi human error, terutama di area padat. Dukungan Pemerintah dan Regulasi.
Banyak negara telah mulai membentuk regulasi untuk mendukung implementasi UAM, termasuk perizinan, sertifikasi, dan standar keamanan. Dengan adanya dukungan ini, pengembangan teknologi dan penerapan UAM di berbagai negara menjadi lebih mungkin dan terpercaya.Kebutuhan Efisiensi Transportasi di Perkotaan.
Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk di perkotaan, kebutuhan akan moda transportasi yang lebih efisien, cepat, dan tidak membebani jalan raya semakin mendesak. UAM menjadi solusi potensial untuk mengatasi masalah kemacetan ini dengan menawarkan alternatif transportasi yang tidak bersinggungan dengan infrastruktur darat.
Faktor Penghambat Urban Air Mobility
Meskipun banyak dukungan terhadap UAM, masih ada sejumlah tantangan besar yang harus diatasi agar implementasinya bisa berlangsung dengan aman dan efisien di kota-kota besar:
Masalah Keselamatan dan Keamanan.
Mengoperasikan pesawat di lingkungan perkotaan yang padat memerlukan standar keselamatan yang sangat tinggi. Gangguan teknis atau kesalahan pilot bisa berdampak besar, baik terhadap penumpang maupun orang-orang di darat. Pengembangan teknologi anti-tabrakan dan sistem kontrol lalu lintas udara khusus untuk UAM masih menjadi tantangan besar.Keterbatasan Infrastruktur.
Adopsi UAM memerlukan infrastruktur khusus, seperti vertiport untuk lepas landas dan mendarat, serta jaringan pengisian daya yang luas. Pembangunan vertiport (bandara untuk pesawat yang mendarat dan lepas landas secara vertikal) dan jaringan stasiun pengisian daya yang memadai adalah investasi besar yang belum banyak kota siap untuk menyediakannya.Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan keudaraan dan Sosialisasi Publik.
Penggunaan ruang udara di kota yang padat menuntut penyesuaian peraturan penerbangan agar tidak mengganggu penerbangan komersial dan operasional helikopter yang sudah ada. Selain itu, ada kebutuhan besar untuk menyosialisasikan manfaat dan keamanan UAM kepada masyarakat agar mereka dapat menerimanya dengan baik.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!