Bali merupakan pulau yang indah akan kebudayaannya, tradisinya, dan alamnya, namun saat ini kita mengetahui bali kini sudah termasuk dalam kota yang di mana jumlah wisatawan yang datang melebihi kapasitas yang dapat ditampung secara berkelanjutan oleh lingkungan, infrastruktur, dan masyarakat setempat (overtourism), dan oleh karena itu Bali termasuk dalam destinasi kota yang tidak layak dikunjungi oleh turis asing tahun 2025. Overtourism membawa banyak dampak bagi Bali, salah satunya yaitu mulainya terkikis budaya dan tradisi Bali, mengapa? Masuknya budaya luar melalui interaksi dengan wisatawan , dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat local terutama generasi muda. Mereka lebih tertarik pada budaya modern atau internasional, yang Dimana hal tersebut dapat mengurangi ketertarikan mereka terhadap budaya lokal.
Apakah overtourism berdampak pada anak usia dini di Bali?
Tentu, baik secara langsung maupun tidak langsung,
1. terpapar budaya asing secara berlebihan
Anak-anak yang tumbuh di daerah dengan Tingkat pariwisata yang tinggi sering terpapar gaya hidup dan budaya wisatawan asing, yang tentunya jika tanpa pengajaran ataupun penanaman budaya lokal, mereka bisa lebih tertarik dengan budaya yang modern dan tampak lebih menarik.
2. Perubahan prioritas dalam keluarga
Orang tua yang bekerja di sektor pariwisata sering kali lebih berfokus pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun mereka terkadang lupa mengajarkan tradisi maupun melibatkan anaknya dalam upacara adat ataupun budaya lokal kepada anaknya yang mana itu juga tidak kalah pentingnya.
3. Pengaruh lingkungan sosial
Anak usia dini sering meniru apa yang mereka lihat di sekitarnya. Jika mereka tumbuh di lingkungan yang lebih banyak wisatawan asing , mereka mungkin cenderung mengadopsi nilai-nilai budaya asing. Perubahan bahasa sehari-hari dari bahasa Bali ke bahasa Indonesia atau bahkan ke bahasa inggris juga dapat terjadi.
Bagaimana dengan keberagaman agama yang ada dibali saat ini, apakah dapat berpotensi mengikis budaya dan tradisi bali?
Keberagaman agama di Bali sebenarnya dapat menjadi kekayaan sosial, namun jika tidak dikelola dengan baik, hal ini juga berpotensi menimbulkan tantangan bagi pelestarian budaya dan tradisi Bali.