Mohon tunggu...
I Made Dwija Putra
I Made Dwija Putra Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

I'm a Journalist and SEO Content Writer with 3 years experience. Write about tech, lifestyle, education, games, automotive, blogging and gatget.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Bukan Sekadar Bebas Belajar, tetapi Juga Bebas Berpikir

25 Maret 2023   10:10 Diperbarui: 29 Maret 2023   10:35 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source gambar @SMA NEGERI PADANG PANJANG (Kurikulum merdeka)

Kurikulum merdeka adalah salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada peserta didik dalam memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang selama ini dinilai masih kaku, monoton, dan tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

Namun, apakah kurikulum merdeka hanya sebatas memberikan kebebasan belajar kepada peserta didik?

Apakah kurikulum merdeka sudah cukup untuk menjawab tantangan abad ke-21 yang menuntut keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif?

Apakah kurikulum merdeka mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis?

Dalam artikel opini ini, saya akan berpendapat bahwa kurikulum merdeka bukan sekadar bebas belajar, tetapi juga bebas berpikir.

Saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan bebas berpikir, mengapa hal itu penting, dan bagaimana cara menerapkannya dalam kurikulum merdeka.

Apa itu Bebas Berpikir?

Foto oleh Andrea Piacquadio (pexels.com)
Foto oleh Andrea Piacquadio (pexels.com)

Bebas berpikir adalah kemampuan untuk berpikir secara mandiri, logis, rasional, dan objektif tanpa terpengaruh oleh dogma, doktrin, atau otoritas yang tidak beralasan. 

Bebas berpikir juga berarti mampu mengevaluasi informasi dari berbagai sumber secara kritis, mempertanyakan asumsi dan argumentasi yang tidak valid, serta menyampaikan pendapat dan gagasan dengan jelas dan bertanggung jawab.

Bebas berpikir bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Beberapa faktor yang dapat menghambat bebas berpikir antara lain adalah:

  • Bias kognitif: kecenderungan untuk memilih informasi yang sesuai dengan keyakinan atau harapan kita, serta mengabaikan atau menolak informasi yang bertentangan dengan itu.
  • Konformitas sosial: kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan norma atau harapan kelompok yang kita anggap penting atau berpengaruh bagi kita, meskipun itu bertentangan dengan penilaian atau pendapat kita sendiri.
  • Otoritarianisme: kecenderungan untuk tunduk pada otoritas yang dianggap memiliki kekuasaan atau legitimasi atas kita, tanpa mempertanyakan motif atau rasionalitasnya.
  • Dogmatisme: kecenderungan untuk menerima suatu keyakinan atau doktrin secara mutlak dan tidak mau mendengarkan atau mempertimbangkan pandangan yang berbeda atau bertentangan.

Mengapa Bebas Berpikir Penting?

Foto oleh Ono  Kosuki (pexels.com)
Foto oleh Ono  Kosuki (pexels.com)

Bebas berpikir adalah salah satu keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang ini.

Beberapa alasan mengapa bebas berpikir penting antara lain adalah:

  • Bebas berpikir dapat membantu kita untuk menghadapi masalah-masalah kompleks yang tidak memiliki solusi tunggal atau pasti. Dengan bebas berpikir, kita dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mencari alternatif solusi yang inovatif dan efektif, serta mengevaluasi dampak dan konsekuensi dari setiap pilihan.
  • Bebas berpikir dapat membantu kita untuk mengembangkan diri secara intelektual dan moral. Dengan bebas berpikir, kita dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia dan diri kita sendiri, serta membentuk sikap dan nilai-nilai yang sesuai dengan prinsip-prinsip rasionalitas dan etika.
  • Bebas berpikir dapat membantu kita untuk bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis. Dengan bebas berpikir, kita dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan yang terjadi di lingkungan kerja, serta menunjukkan kinerja dan produktivitas yang tinggi.

Bagaimana Cara Menerapkan Bebas Berpikir dalam Kurikulum Merdeka?

Foto oleh Sora Shimazaki (pexels.com)
Foto oleh Sora Shimazaki (pexels.com)

Kurikulum merdeka yang hanya memberikan kebebasan belajar kepada peserta didik tanpa dibarengi dengan pengembangan kemampuan bebas berpikir akan menjadi kurang optimal dan bahkan berpotensi menimbulkan masalah. Beberapa masalah yang mungkin terjadi antara lain adalah:

  • Peserta didik menjadi tidak kritis dan mudah terpengaruh oleh informasi yang salah atau menyesatkan yang tersebar di media sosial atau internet.
  • Peserta didik menjadi tidak mampu berargumen secara logis dan rasional, serta mudah terlibat dalam konflik atau perdebatan yang tidak produktif atau bahkan destruktif.
  • Peserta didik menjadi tidak memiliki integritas akademik dan etika penelitian, serta melakukan plagiat atau kecurangan dalam menyelesaikan tugas atau proyek.
  • Peserta didik menjadi tidak memiliki rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam belajar, serta bergantung pada guru atau orang lain untuk memberikan jawaban atau solusi.

Oleh karena itu, kurikulum merdeka harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang dan melatih kemampuan bebas berpikir peserta didik. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah:

  • Memberikan tugas atau proyek yang bersifat open-ended, yaitu tugas atau proyek yang tidak memiliki jawaban atau solusi yang baku atau pasti, tetapi memerlukan proses berpikir kreatif dan inovatif dari peserta didik.
  • Memberikan bahan bacaan atau sumber informasi yang bervariasi, relevan, dan kredibel, serta mendorong peserta didik untuk melakukan pencarian, seleksi, analisis, dan sintesis informasi secara kritis dan objektif.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat atau gagasan mereka secara lisan atau tertulis, serta memberikan umpan balik yang konstruktif dan menghargai perbedaan pandangan.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi atau berkolaborasi dengan teman sebaya atau orang lain yang memiliki latar belakang, pengalaman, atau keahlian yang berbeda, serta mengajarkan mereka cara berkomunikasi secara efektif dan etis.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan proses dan hasil belajar mereka secara berkala, serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.

Kesimpulan

Kurikulum merdeka adalah program pendidikan yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada peserta didik dalam memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang selama ini dinilai masih kaku, monoton, dan tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

Namun, kurikulum merdeka bukan sekadar bebas belajar, tetapi juga bebas berpikir.

Bebas berpikir adalah kemampuan untuk berpikir secara mandiri, logis, rasional, dan objektif tanpa terpengaruh oleh dogma, doktrin, atau otoritas yang tidak beralasan. Bebas berpikir juga berarti mampu mengevaluasi informasi dari berbagai sumber secara kritis, mempertanyakan asumsi dan argumentasi yang tidak valid, serta menyampaikan pendapat dan gagasan dengan jelas dan bertanggung jawab.

Bebas berpikir adalah salah satu keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang ini. Bebas berpikir dapat membantu kita untuk menghadapi masalah-masalah kompleks yang tidak memiliki solusi tunggal atau pasti, mengembangkan diri secara intelektual dan moral, serta bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.

Untuk itu, kurikulum merdeka harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang dan melatih kemampuan bebas berpikir peserta didik, seperti memberikan tugas atau proyek yang bersifat open-ended, memberikan bahan bacaan atau sumber informasi yang bervariasi, relevan, dan kredibel, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat atau gagasan mereka, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi atau berkolaborasi dengan teman sebaya atau orang lain yang memiliki latar belakang, pengalaman, atau keahlian yang berbeda, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan proses dan hasil belajar mereka.

Saran

Kurikulum merdeka adalah program pendidikan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, program ini juga memerlukan dukungan dan komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, seperti pemerintah, guru, peserta didik, orang tua, masyarakat, dan dunia usaha.

Beberapa saran yang dapat diberikan kepada Kemendikbudristek untuk meningkatkan kurikulum merdeka antara lain adalah:

  • Menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka, seperti infrastruktur, perangkat lunak, buku, laboratorium, dan lain-lain.
  • Menyusun pedoman dan standar yang jelas dan konsisten untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka di setiap jenjang dan jenis pendidikan, serta melakukan evaluasi dan pengawasan secara berkala dan transparan.
  • Melakukan sosialisasi dan advokasi yang intensif dan luas kepada semua pihak yang terkait dengan kurikulum merdeka, terutama guru dan peserta didik, agar mereka memahami tujuan, manfaat, dan tantangan dari program ini.
  • Melakukan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru agar mereka memiliki kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dengan menggunakan kurikulum merdeka, seperti desain pembelajaran, penilaian autentik, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dll.
  • Melibatkan dunia usaha dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum merdeka agar kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dapat meningkatkan k employabilitas lulusan.

Daftar Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun