Sampah dan bunga  sudah ada di sana sejak ia lahir, namun selama ia hidup agar  mengusahakan untuk selalu melihat bunga karena itu akan menolongnya  untuk tetap teguh menyeberangi kehidupan ini. Tidak ada yang salah  dengan sampah kalau ia tidak terpengaruh bau atau tampilannya, sampah  itu alami dan bermanfaat bagi bunga.Â
Namun ketika pemandangan  atau bau sampah itu mengganggu pikiran dan jiwa, di sanalah diperlukan  kemampuan untuk mengambil alih kemudi diri untuk menyadari bahwa  sebenarnya ia bisa menoleh ke belakang, atau bahkan ke atas, atau ke  bawah atau bahkan menjauh untuk melihat bunga indah dan mencium harumnya  yang selama ini ia abaikan.
Kita melihat di akhir cerita, Mandela  bisa hidup berdampingan dengan orang-orang kulit putih yang telah  menindasnya. Itu bukan suatu kebetulan, karena mungkin ada satu ucapan  Gandhi yang terpatri dalam hati dan pikirannya: "Orang yang lemah tidak akan pernah bisa memaafkan. Sikap memaafkan hanyalah tanda yang dimiliki oleh orang-orang kuat".Â
Semuanya  diawali dengan perjuangan damai dan begitu juga seharusnya di akhir  cerita. Mandela telah lulus dalam ujian hidupnya, dan semoga damai di  dunia yang baru. Bantuan tangan tersembunyimu masih diperlukan untuk  membimbing jiwa-jiwa manusia agar menjadi sekuat dan semulia dirimu.
.. Â semoga semua mahluk berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H