Mohon tunggu...
Sulistiana
Sulistiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi S1 PWK UNEJ

SEMANGAT MENJALANI HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Program Pengembangan Klaster Industri Gula Merah Non Sulfit di Desa Patoman, Banyuwangi

21 Juni 2021   09:20 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:25 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 

Fakta Analisa

Industri Gula Merah Desa Patoman

Industri gula merah di Desa Patoman ini merupakan industri yang berisfat Industri Kecil Menengah. Industri gula merah ini pada awalnya merupakan industri dengan pemsaran bebas yang sekarang berubah menjadi kontraktual dengan pihak PT. Indofood dan kemudian terjadi peningkatan kualitas hasil produksi gula merah dimana yang awal mulanya masyarakat memproduksi gula merah sulfit yang lebih tahan lama setelah bermitra dengan PT. Indofood masyarakat beralih memproduksi gula merah non sulfit yang memiliki kualitas baik dan harga yang lebih mahal dari harga gula merha sulfit.

Pengembangan Klaster Industri Berkelanjutan 

a. Kelembagaan dan Kemitraan Industri Gula Merah Desa Patoman

Dalam industri gula merah Desa Patoman ini terdapat kemitraan antara kelompok Tani Sumber Rejeki dengan PTP XII, dan PTP XII ini memfasilitasi ke PT. Indofood dengan produksi gula merah non sulfit. Pada awal-awal kemitraan dengan PT. Indofood ini masyarakat merasakan terdapat perbedaan jauh antara harga gula merah sulfit yang sebelumnya diproduksi dengan gula merah non sulfit. Dikarenakan produksi gula non sulfit yang masih minim dan permintaan dari PT. Indofood, dengan hal ini dari PTP XII dan PT. Indofood mengharapkan gagasan dalam mengembangkan produksi gula merah di Desa Patoman.

Selain bermitra dengan Indofood, untuk memenuhi ketersediaan bahan baku yaitu air nira penderes bekerjasama dengan pemilik pohon kelapa. Dalam kemitraan ini terjadi proses bagi hasil dan terjadi berbagai model dalam bagi hasil tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, model bagi hasil yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dalam 5 kali panen air nira, 3 bagian menjadi milik penderes dan 2 bagian menjadi milik petani atau pemilik pohon kelapa. Namun juga terdapat model bagi hasil yang menghitung pohon banyaknya pohon kelapa yang dipanen air nira nya. Dalam model ini biasanya dari pihak penderes membayar per 1 kg dalam per 10 hari, jadi misalkan pemilik pohon kelapa memiliki 30 pohon, jadi dari pihak penderes harus membayar 30 kg kepada pemilik pohon. Dalam model ini pembayaran kepada pihak pemilik pohon dibebaskan kepada pemilik pohon ingin dibayarkan dalam bentuk uang apa dalam bentuk gula.

b. Produksi Gula Merah

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwasannya dari PT. Indofood hanya menerima produksi gula merah non sulfit. Untuk menghasilkan produk gula merah non sulfit ini terdapat perbedaan dalam hal waktu produksi, dimana dalam proses produksi gula non sulfit lebih lama daripada proses produksi gula sulfit. Namun, demi memenuhi permintaan PT. Indofood industri gula merah yang ada di Desa Patoman hanya memproduksi gula merah non sulfit. Hal ini dikarenakan sebelumnya penderes mendapatkan pelatihan khusus dari dinas perindustrian diarahkan untuk memproduksi gula merah non sulfit dimana kandungan pada gula sulfid tidak baik bagi kesehatan dan memang juga untuk memenuhi permintaan dari Indofood.

Adapun dalam proses produksi gula non sulfit ini melalui beberapa tahapan, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun