Meski kesan kutukan yang diberikan kepada Sisyphus ini absurd dan tidak bermakna dan mungkin hanya dapat diakhhiri dengam ia lari kemudian bunuh diri, namun sebenarnya tidak demikian. Camus lebih sepakat jika Sisyphus menerima kutukannya dan menjalaninya tiap hari. Dengan demikian akan lebih Bahagia menurutnya.
Lewat cerita tersebut menunjukan bahwa seperti itulah kehidupan. Setiap hari terus berlalu dan ada hal-hal yang harus dilakulan dan banyak keinginan yang manusia wujudkan. Manusia banyak menginginkan sesuatu, mereka menuruti hawa nafsunya, Sehingga setelah memperoleh apa yang diinginkan, akan berlanjut pada keinginan selanjutnya.
Pada fase sekarang kita mungkin memiliki target lulus sekolah, lulus kuliah, mendapat pekerjaan, namun setelah hal-hal tersebut tercapai maka akan kehilangan maknanya dan timbul suatu absurditas karena kita akan mencari hal-hal yang baru dan harus memulainya lagi dari bawah utnuk mencapai puncaknya.
Kita mesti membayangkan bahwa Sisyhpus itu tertawa Ketika menjalani kutukannya. Sama halnya dengan kehidupan kita sekarang, yang harus kita terima ddan jalani dengan senang hati niscaya akan mendapat kebahagiaan.
Kesimpulannya bahwa hidup ini absurd dan cara meresponya adalah dengan menerima dan menjalaninya. Pembahasan mengenai makna hidup tiada menemui akhir karena ada saja pengertian-pengertian yang orang lontarkan. Dari pada kita pusing memikirkan tujuan dan makna hidup, lebih baik kita jalani saja yang ada saat ini. Hal ini lebih baik ketimbang over thinking memikirkan hal-hal yang kadang di luar jangkauan dan membuat pikiran stres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H