Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Politik

100 Hari Anies - Sandi, Upaya Memenuhi Janji?

25 Januari 2018   17:32 Diperbarui: 25 Januari 2018   21:19 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enaknya jadi politisi itu kalau sudah berhasil terpilih mending 'lupa' janjinya atau berupaya mewujudkannya? 

Yang baik tentu kalau berupaya mewujudkannya. Janji tetaplah janji. Tetaplah harus ditepati, apalagi terhadap wong cilik. 

Begitulah tampaknya yang ingin ditunjukkan Anies Sandi. 100 hari setelah pelantikan, atau 3 bulan 10 hari, janji itu berupaya dikebut untuk dikerjakan.

Beberapa memang mengesankan. Misalnya soal penutupan Alexis, pembatalan raperda reklamasi, hgb pulau reklamasi, membuka monas kembali untuk kegiatan keagamaan. 

Beberapa lagi kontroversi. Termasuk yang mengganjal bagi saya adalah soal penataaan Tanah Abang dan hunian DP 0.

Kedua hal itu menurut saya butuh perencanasn yang lebih cermat. Perencanaan itulah yang harus diungkap ke publik. Misalnya, soal Tanah Abang: katanya rencananya menanti penataan blok G, PKL untuk sementara diijinkan mengokupasi jalan. 

Sementara loh, bukan seterusnya. Atau seterusnya? Nah ini yang gak jelas. Apalagi kalau Anies atau Sandi defensif karena itu jalan provinsi mau pake kewenangannya sebagai gubernur?

Lah kalau seterusnya,  ada wong cilik lain yang terzolimi pak, supir angkot dan pedagang blok G. 

Pedagang blok G ini juga dulunya PKL, sebagian turun ke jalan lagi karena terlalu sepi sebagian lain tetap taat aturan. Tapi yang taat ini juga mulai ngancem mau ikut jadi PKL lagi jika emang PKL itu difasilitasi langsung 'menyambut' pegunjung yang 'membludak' turun dari stasiun Tanah Abang. Keadilannya dimana, pak. 

Kemudian hunian DP 0%. Ini juga bagus sekali. Di salah satu stasiun TV saya lihat masyarakat sudah ramai datang mengunjungi marketingnya. Salah satunya seorang ibu penjual pecel yang sehari harinya ngontrak di tempat yang 'maaf' kumuh sekali. 

Jangan sepelekan penghasilan si ibu yak. Karena saya suka nanya-nanya pedagang minuman panas yang sepedahan aja di Jakarta omsetnya minimal bisa Rp 200 ribu sehari (40 sachet@Rp 5000). Tukang gorengan juga kisaran segitu. Kalau terapi massage bisa jauh lebih gede lagi, Rp 200 ribu/hari bersih pendapatan untuk dianya aja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun