Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengkritisi 'Kebocoran' Hatta Soal Impor?

1 Juli 2014   18:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:58 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Impor Beras, Daging, Cabe,  Bawang & Buah Segar

Ini soal ponsel. Belum lagi masalah impor hasil pertanian seperti beras, daging, sayur mayur. Apakah impor itu untuk asing? Ya enggak, la wong yang konsumsi orang Indonesia sendiri. Tetapi bayangkan berapa arus uang Indonesia yang keluar karena kebijakan impor yang instan, tanpa perhitungan yang matang ini?

Hatta sangat pro-impor? Ketika saya hadir rapat di Kemendag, ada 2 pola yang berlaku, sehingga impor sering dilakukan. Pertama, ketika produk pertanian sampai ke pasar induk, walau hasil berlimpah, tetapi jika momen tertentu seperti puasa, lebaran, natal di mana permintaan tinggi, di pasar induk ada mafia pengendali harga, mereka menyimpan stok sehingga harga naik.

Dan pemerintah, alih-alih membasmi mafia pengendali harga ini, untuk meredam kenaikan harga yang menjulang, solusinya adalah impor. Saya ingat ketika hadir di Kementan, Deputi Kementan cerita bagaimana misalnya keputusan impor daging beku dari Australia dilakukan dengan rapat secara instan antara Kemenko Perekonomian, Kementan, dan Kemendag.

Padahal data  peternakan (ketika itu sedang mendata satu persatu provinsi mengenai stok daging jadi, dan potensial atau masih jadi hewan ternaknya; saya heran kenapa baru sekarang? Tahun 2013), tidak terjadi kelangkaan daging. Impor daging beku dari Australia ini tidak sesuai dengan kondisi pasar tradisional yang tidak memiliki rantai dingin, dan dilakukan oleh Bulog yang tidak pernah punya pengalaman impor daging (sehingga tidak punya gudang), sehingga negara dirugikan ratusan miliar rupiah karena ribuan ton daging beku tidak terserap pasar.

Ini hanyalah salah dua contoh yang saya sebutkan. Belum lagi mengenai impor migas ya, karena Indonesia tidak menyiapkan infrastruktur kilang dan pemipaan gas secara serius untuk konversi BBM. Apakah ada fee terkait impor migas? Semoga KPK bisa melakukan investigasi....

Ya sudah gitu saja. Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun