Kota-kota besar di Indonesia juga sudah mengalami hal yang sama. Kemacetan yang parah, sementara trasnportasi publiknya tidak terintegrasi. Kalau pakai angkot, lah angkot itu malah bikin kacau tata kota, ngetem dimana-mana, dan banyaknya gak ketulungan. Tetapi tidak menyelesaikan masalah angkutan massal yang terinterasi. Angkot bisa dibutuhkan sebagai 'feeder' dari tempat terdekat masyarakat ke halte busway. Seharusnya begitu.
Jadi, permasalahan sistem transportasi publik ini yang seharusnya menjadi prioritas dipikirkan oleh pemerintah. Termasuk suplai bis-bisnya, yang seharusnya dibuat lokal, mandiri. Sehingga uang negara yang trilyunan rupiah tidak habis hanya untuk impor bis. Padahal seharusnya bisa dipakai untuk membuat industri otomotif bis. Multiplier efek dari industri otomotif bis ini akan sangat besar sekali, baik bagi berkembangnya UKM untuk suplier spare part, karoseri, penyerapan tenaga kerja, dan seterusnya.
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H