Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Siraman Rohani untuk Pengingat Diri

17 Mei 2020   18:20 Diperbarui: 17 Mei 2020   18:27 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siraman Rohani Setiap Pukul 16.30

Setiap orang memiliki cara untuk bagaimana meningkatkan keimanan. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menambah ilmu agar selalu bertambah pengetahuannya untuk hidup mereka. Entah itu ilmu pengetahuan sesuai yang disukai. Atau ilmu agama sekaligus untuk meningkatkan keimanan, membenahi diri dengan mendengarkan ceramah, menyirami rohani yang seyogyanya harus terus diberi asupan harus disirami oleh kalimat penyejuk hati. Harus disirami oleh tetesan-tetesan dari kalam Illahi yang juga akan membuat hati selalu terasa tentram dan bahagia.

Diawal paragfar saya anggap sebagai muqodimah untuk tulisan saya dihari ini. Tulisan yang bertemakan siraman rohani ala saya. Siraman rohani yang biasa saya lakukan. Bertujun untuk terus membuat diri ini tidak lupa akan hakikatnya sebagai orang islam. 

Membuat diri ini tidak bangga diri menganggap bahwa sudah hebat ilmu agamanya. Mengingatkan diri bahwa diri ini bukan apa-apa dan siapa-siapa. 

Mengingatkan diri untuk terus mengingat Allah sang maha pencipta maha pemberi atas segala kehidupan yang sudah saya miliki dan genggam. Bahkan sesungguhnya hidup saya bukan digenggam oleh saya sendiri tapi sesungguhnya hidup saya digenggam oleh Tuhan saya Allah SWT.

Lalu bagaimana cara saya melakukan siraman rohani di tengah pandemi seperti sekarang ini? Jika dihari biasa saya akan pergi ke mesjid-mesjid yang melaksanakan kultum (kuliah tujuh menit) yang seperti kita ketahui berisikan ceramah berisikan pembacaan ayat-ayat al quran dan sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. 

Atau saya juga akan mengikuti pengajian mingguan yang biasanya dilaksanakan di mesjid Agung Tasikmalaya. Atau saya juga akan ikut pengajian bulanan yang diadakan di sekolah tempat saya mengajar. Sayangnya, kali ini semua itu tidak bisa saya lakukan. Semua itu tidak bisa saya ikuti. Jadi saya cari cara untuk bisa tetap mengupgarde diri, mengingatkan diri saya, menambah wawasan dan ilmu lewat siraman rohani yang bisa dilakukan di rumah saja.

Banyak sekali acara televisi yang menampilkan program tentang kajian, pengajian dan lainnya. Nah ada satu acara televisi di salah satu stasiun televisi swasta. Yaitu RCTI. Yang setiap pukul 16.30 setiap hari rutin menampilkan acara Hafizh Indonesia. Acara yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan ini selalu menyita perhatiab. Karena ada puluhan anak hebat yang sedang bersyair, berdakwah menyebarkan kebaikan agama islam lewat menghafal Al Quran. Yang tak hanya Dihafal namun mereka juga dituntut untuk menguasai Al Quran. Dengan tahu halaman berapa, arti suratnya apa. Tahwidnya juga dikoreksi dan masih banyak hal lainnya.

Menurut saya acara Hafizh Indonesia ini bukan hanya sekedar kompetisi menghafal Al Quran yang diakhir akan ada satu yang menjadi pemenangnya. Tetapi lebih dari itu semua. Saya mendapatkan banyak hal dari menonton acara tersebut. Sesuai tujuannya para penghafal yang juga bersyair dan berdakwah lewat hafalan mereka.

Seperti hari ini tanggal 17 Mei 2020 tepatnya tanggal 24 Ramadhan 1441 H. Di mana Acara Hafizh hari ini bertajuk Puzzle. Di mana anak-anak akan dihadapkan pada potongan-potongan gambar berisikan ayat suci Al Quran dan anak-anak peserta bertugas menyusun. 

Lalu dipandu oleh salah satu juri untuk menyebutkan ayat sebelum dan sesudahnya. Subhannallah anak seusia 7 tahunan ke bawah bisa melakukannya. Sedangkan saya sendiri sangat jauh menuju hal tersebut.

Pada saat sesi dikomentari oleh para juri. Ada satu juri bernama Al Ustazd Abi Faisol yang akan membedah dan membahas surat yang dibacakan oleh setiap peserta. Dan hari ini yang menyita perhatian saya adalah ayat 14-17 dari surat Al-Hashr yang dibacakan oleh Afiqoh. Ternyata makna yang terkandung dalam ayat di surat Al-Hashr tersebut cukup dalam.

Tentang satu makhluk ciptaan Allah yang pembangkang. Tidak bertanggung jawab sama sekali atas apa yang telah diperbuatnya. Makhluk Allah yang bertugas menghasut manusia untuk selalu ikut dengan bisikan-bisikannya. Setan bertugas menghasut manusia. Dan manusia yang sudah Allah ciptakan hanya untuk beribadah dan menyembah Allah malah terhasur oleh setan. 

Melupakan segala nikmat dan kebesaran yang Allah berikan kepada mereka. Hingga saat di mana mereka manusia berbondong-bondong ikut setan. Lalu dijerumuskan oleh Allah ke dalam api neraka. 

Sungguh kekal dan tidak dapat keluar begitu saja. Manusia meminta tolong kepada setan untuk dibantu keluar dari dalam api neraka. Namun dasar makhluk tidak berganggung jawab itu malah membiarkan dan tidak menolong manusia. Begitpun Allah yang murka terhadap makhluk bernama manusia yang memilih bisikan setan.

Kiranya begitu kesimpulan saya mengenai ayat dari surat Al-Hashr yang sedikit banyak memberi saya ilmu, juga pengingat. Bahwa manusia memang akan selalu setan bisiki dengan godaan-godaanny. Hingga manusia itu bertahan melawannya dan selalu teguh memegang erat agamanya dan meyakini bahwa Allah adalah Maha penolong dan maha segalanya bagi manusia. Tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah SWT. Wallahu 'Alam Bi Shoab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun