Berdasar fakta di atas, penulis kemudian tertarik untuk membuat sebuah tulisan guna memberikan sejumlah opsi agar Pemilu ke depan tidak lagi membebani para penyelenggara tingkat bawah atau KPPS.Â
Meski penulis tidak memiliki latar keilmuan dalam bidang Pemilu, pengalaman pribadi yang pernah menjadi KPPS, Pengawas TPS, dan kini staf Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidaklah menjadi penghalang untuk turut serta menyumbangkan pikiran menuju Pemilihan Umum yang lebih baik.
Penambahan Anggota
Untuk mengurangi beban kerja KPPS, maka opsi pertama yang bisa diambil adalah dengan menambah jumlah anggota menjadi lebih dari tujuh orang.Â
Adapun cara kerjanya nanti bisa diatur seperti ini: tujuh orang KPPS bertugas untuk melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara seperti biasanya, sementara sisa anggota yang lainnya menyiapkan segala bentuk administrasi yang dibutuhkan sehingga tugas-tugas kepemiluan di TPS bisa selesai lebih awal tanpa perlu begadang hingga dini hari.
Atau bisa juga diberlakukan sistem shift, artinya KPPS bekerja secara bergantian. Sebagian ada yang bekerja, sementara yang lain bisa istirahat untuk memulihkan stamina.Â
Ketika sudah dirasa cukup, maka anggota yang telah beristirahat bisa kembali bekerja menggantikan temannya yang mungkin sudah capek dan butuh istirahat.Â
Dengan cara ini diharapkan tugas kepemiluan bisa terlaksana dengan baik karena panitia yang bekerja dalam keadaan segar-bugar. Namun demikian, ketika terjadi pergantian shift kerja maka harus ada koordinasi yang jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Penambahan Durasi & Pembatasan Jam Kerja
Salah satu hal yang membuat beban kerja KPPS menjadi berat adalah ketika mereka harus beradu cepat dengan waktu.Â