Mohon tunggu...
ERNIH
ERNIH Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bidan

Saya seorang bidan yang berkecimpung di dunia bloger dengan website ilmubidan.com yang menyediakan informasi seputar kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Kejang pada Bayi/Anak dan Cara Mengatasinya

13 Mei 2023   10:00 Diperbarui: 16 Mei 2023   20:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kejang pada bayi ataupun anak-anak merupakan hal yang sangat ditakutkan para orang tua. Keadaan ini akan membuat orangtua menjadi panik serta khawatir akan keadaan yang dialami si kecil. Karena dalam keadaan panik, tak sedikit para orangtua menjadi bingung harus berbuat apa dan pertolongan pertama apa yang harus dilakukan saat si kecil mengalami kejang.

Kejang

Kejang pada bayi/anak-anak tidak selalu berbahaya, ada jenis-jenis kejang tertentu yang perlu orang tua ketahui . Kejang pada bayI/anak-anak dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu kejang demam dan kejang tanpa demam( epilepsi)

Kejang Demam

Kejang yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh pada bayi/ anak yang terjadi diluar sistem saraf pusat . Setiap anak memiliki ambang suhu kejang yang berbeda-beda,  ada yang mengalami kejang saat kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celcius, tetapi ada yang mengalami kejang ketika suhu badan mencapai 40 derajat Celcius. Kejang demam sebagian besar dialamai bayi berusia 6 bulan hingga anak usia 5 tahun. Ciri kejang demam yaitu kejang selalu diawali dengan demam terlebih dahulu.

Kejang demam terdiri dari 2 jenis yaitu :

  1. kejang demam sederhana Ini berlangsung kurang dari 15 menit dan kejang hanya terjadi satu kali dalam 24 jam.
  2. kejang demam kompleks ini berlangsung lebih dari 15 menit dan mungkin dapat terjadi beberapa kali dalam 24 jam.

Umumnya kejang demam akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam.

Penyebab Kejang Demam

Penyebab kejang demam yaitu karena adanya infeksi virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh si kecil sehingga menyebabkan demam. Dan juga dapat disebabkan karena setelah pemberian vaksinansi atau imunisasi pada bayi seperti imunisasi DPT ( Difteri, Pertusis Tetanus) dan  Rubella

Sementara penyebab mengapa ada anak mengalami kejang demam ketika suhu tubuh tinggi sementara anak lainnya tidak mengalaminya, sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diduga membuat anak mengalami kejang saat demam yaitu:

  • Riwayat keluarga
  • Riwayat mengalami kejang demam sebelumnya
  • Mengalami kejang demam pertama diusia kurang dari 15 bulan

Untuk itu jika anak sudah mempunyai riwayat kejang demam, saat suhu badan nya mulai tinggi segera berikan obat penurun panas agar tidak kejang. Perlu Ayah dan Bunda ketahui kejang demam tidak berpengaruh terhadap kecerdasan anak dan biasanya kejang demam akan menghilang dengan sendirinya saat Si Kecil berusia 5-6 tahun

Kejang Tanpa Demam ( Epilepsi)

Kejang tanpa demam merupakan kejang yang berulang tanpa diketahui penyebabnya. Kejang tanpa demam merupakan kelainan pada syaraf otak dan disebut epilepsi atau orang awam menyebutnya penyakit ayan. Sekitar 30% anak yang didignosis mengalami kejang epilepsi dapat kambuh hingga ia dewasa, namun ada sebagian yang membaik seiring berjalannya waktu.

Penyebab Kejang Tanpa Demam (Epilepsi)

Penyebab kejang tanpa demam (epilepsi) pada anak diantaranya karena:

  • Gangguan perkembangan otak,
  • Pernah mengalami perdarahan di kepala
  • Riwayat radang otak, radang selaput otak, maupun berbagai penyakit lain
  • Kerusakan sel-sel saraf di otak. Sel-sel saraf yang rusak itulah yang suatu saat dapat menjadi fokus timbulnya kejang

Kejang tanpa demam ( epilepsi) perlu perawatan khusus serta pemantau ketat dari dokter.  Sebagian besar jenis epilepsi pada anak memerlukan pengobatan sampai 2 tahun bebas kejang. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak penelitian dan literatur bahwa angka kekambuhan kejang akan semakin kecil jika anak minum obat sampai 2 tahun bebas kejang dibandingkan hanya minum obat sampai 1 tahun bebas kejang.

Ciri Bayi/ Anak Mengalami Kejang

  • Mata melotot
  • Mata mendelik
  • Tubuh anak bergetar tak terkendali
  • Pandangan anak kosong atau melamun
  • Kaku pada kedua kaki dan tangan
  • Kaku pada seluruh tubuh
  • Adanya gerakan berulang pada bagian tubuh
  • Pada kondisi serius kejang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran

Penangan Kejang Pada Bayi/Anak di Rumah

  • Tetap tenang dan tidak panik
  • Tempatkan si kecil pada tempat yang aman jauh dari listrik dan barang-barang pecah belah dan pastikan tidak ada benda-benda di sekililingnya agar Si kecil tidak terbentur
  • Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
  • Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak
  • Bersihkan muntahan atau lendir di mulut dan hidung.
  • Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut si kecil. Seperti memasukkan sendok, kayu, jari orang tua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, karena berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka
  • Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
  • Observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
  • Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat untuk penanganan lebih lanjut .

Semoga informasi  ini bermanfaat. salam sehat

Referensi: https://ilmubidan.com/penyebab-kejang-pada-bayi-anak-dan-cara-mengatasinya/https://ilmubidan.com/penyebab-kejang-pada-bayi-anak-dan-cara-mengatasinya/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun