Sebagai calon pendidik yang kreatif, supaya anak- anak didaerah perkampungan mendapatkan haknya untuk belajar dan pendidik dapat melaksanakan kewajibannya untuk mengajar. Pendidik dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka yang dilaksanakan seminggu sekali.Â
Hal ini, satu-satunya jalan agar pembelajaran tetap terlaksanakan. Jadi, setiap pendidik saling bekerja sama dengan wali murid untuk membuat kelompok kecil murid terlebih dahulu untuk dilakukannya pembelajaran.
Misalnya, yang berada didesa sibodak sosa jae terdapat 10 murid. Maka satu atau dua guru akan mengumpulkan mereka disatu titik/tempat tinggal salah satu murid untuk memberikan pembelajaran secara tatap muka dalam 1 minggu sekali.
Setiap murid akan belajar dengan panduan buku yang telah disediakan. Setiap pekannya guru akan memberikan penjelasan sesuai yang ada dibuku.
Setelah guru memberikan materi, kuis, seperti biasanya guru akan memberikan beberapa soal untuk menguji kemampuan anak. Soal-soal tersebut akan dikerjakan dirumah dengan dibantu oleh orang tua murid (adanya kerja sama anatara guru dan wali murid)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dimasa pandemi ini, kita sebagai pendidik bahkan calon pendidik alangkah baiknya memperdalam ilmu teknologi sebagai bentuk pengembangan daya kreativitas. Dan khususnya para calon pendidik yang sedang berada didaerah perkampungan/pelosok perhatikan lingkungan sekitar kita.
Jika memungkinkan kita bisa bersosialisasi kepada tetangga terdekat, bertanya apa yang menjadi kesulitan bagi para orangtua siswa. Baik itu dalam penggunaan suatu aplikasi, dengan kita yang sudah terbiasa dengan era digital ini mampu membantu dan menjelaskan mekanisme penggunaannya. Pengorbanan itu terlihat sederhan tapi sangat berdampak besar yang menjadi jalan anak bangsa untuk tetap melaksanakan pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H