" Kisah Cicak dan Rezeki"
Oleh: Muhammad Arifiyanto
@arifiyantom
Â
Aku adalah seorang karyawan swasta yang terkena dampak PHK. Aku harus menghidupi seorang istri dan tiga orang anak. Uang pesangon yang di berikan perusahaan lambat laun semakain menipis. Â Sudah tiap hari aku melamar pekerjaan, tetapi selalu di tolak karena usia ku sudah menginjak 40 tahun.
Aku sangat stress, galau. Setiap hari termenung sendiri memikirkan apa yang harus aku lakukan. Rasa rasanya semua usaha telah aku lakukan. Jalan terasa buntu. Kehidupanku semakin gelap.
Apa yang salah pada diriku?
Di tengah ketidakberdayaanku ini, langkah kaki ini menuntunku  menuju ke sebuah masjid.  Ya, masjid yang hanya aku kunjungi  pada hari Jumat saja. Suara merdhu imam menggetarkan hatiku. Suara yang menyejukkan, yang sudah lama aku tinggalkan.
Setelah sholat, ternyata ada sebuah kajian. Kupaksakan diriku untuk mengikuti kajian itu.
"Rezeki itu seperti air bah, ia turun dari atas langit untuk semua manusia di bumi, jadi siapapun pasti mendapat rezeki dari Allah. Tetapi kenapa mereka rezekinya berbeda?. Ada yang banyak ada yang sedikit"
Lho lho kok kajian ini sama dengan pertanyaan pada diriku. Kadang aku iri, kenapa mereka bisa kaya. Ingin ini ingin itu gampang. Sedangkan aku, harus berpikir ulang untuk melakukan sesuatu, harus berhemat untuk pengeluaran. Apakah ini yang dinamakan keadilanMu.
" Mereka yang mendapat rezeki sedikit itu karena menahan dirinya dari datangnya air bah rezeki Allah. Mereka membuat perisai . Apakah perisai itu? Perisai itu adalah dosa"
Terkejut aku atas penjelasan Ustadz tersebut. Kajian itu menohok jantung dan pikiranku. Ya dosa. Aku memang banyak dosa,
"Perisai bernama dosa inilah yang kita pegang erat - erat dan kita cinta. Kita terus menerus memegangnya dan tidak menyadari bahwa dosa itulah yang menghalangi rezeki dan kehidupan kita".
"Coba lepaskan dosa itu, minta ampunlah kepada Allah. Minta angkatlah perisai itu dari diri kita. Mari bersama sama mengingat bahwa rezeki kita terbatas bukan karena Allah tidak mau kasih rezeki pada kita, tetapi karena kita terlalu cinta pada dosa kita"
Walaupun sangat sakit tamparannya, tapi membangunkan aku dari tidur lelapku. Ya, aku akui bahwa aku banyak dosa. Sholat lima waktu masih bolong - Â bolong, Al Quran jarang aku sentuh, bahkan rumah Allah jarang aku kunjungi. Ya Allah, aku banyak dosa ampuni hambamu ini.
Seminggu kemudian, aku pun mengikuti kajian kembali.  Aku semakin antusias.  Satu minggu ini mulai ada beberapa perubahan dalam hidupku. Hati mulai terasa tenang semenjak kuperbaiki ibadahku. Tidak menunda - nunda sholat, rajin ke  masjid, rutin membaca Al Quran. Awal kajian pun dimulai.
" Kita semua tahu binatang Cicak? Cicak yang setiap hari ada di dinding, ada di langit langit. Uniknya makanan cicak adalah Nyamuk. Hewan yang terbang. Kalau kita jadi Cicak apa yang kita katakan. Kita akan protes pada Allah. Ya Allah ini gak adil,"
Perkatan ustad ini benar. Aku juga merasa Allah tidak adil. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang mudah cari rezeki, ada yang sulit cari rezeki seperti aku. Ada yang cari rezekinya jauh sampai ke luar negeri tapi ada juga yang rezekinya dekat di rumahnya saja.
" Tapi Cicak tidak protes sama Allah. Cicak yakin bahwa yang menciptakan rezeki  adalah Allah. Ketika datang seekor nyamuk, mulut cicak terbuka hap, hap, hap"
"Lalu pernahkah anda melihat cicak yang terjatuh ke lantai. Lidah cicak sudah menjulur terus, sedikit lagi nyamuk itu pasti tertangkap. Namun cicak tersebuk tidak berhasil menangkap nyamuk tersebut dan akhirnya jatuh. Kalau kita, apa yang kita katakan pada Allah. Ya Allah ini gak adil. Mau nyari makan saja sudah susah eh gak ketangkap juga. Terserah Engkau kalau aku mau mati terserah deh. Apa seperti itu doa kita? Namun lihat Cicak yang terjatuh di lantai itu naik kembali. Bersungguh sungguh dan bersabar untuk menangkap nyamuk berikutnya"
"Kalau saat ini anda terjatuh, berbahagialah, karena yang menjatuhkan anda itu Allah. Semua yang terjadi di muka bumi ini atas perintahNya, atas design dan izinNya. Anda jatuh karena Allah ingin melihat anda tegar. Allah ingin melihat anda menemukan kesalahan - kesalahan anda. Ingin melihat anda belajar lebih baik lagi, melihat anda menangis menyebut namaNya lalu bangkit kembali".
"Manusia terbaik adalah ketika mereka melakukan dosa , kesalahan, kelalaian, kekhilafan lalu bangkit dan berdiri sekedar meminta ampunan kepada Allah dan siap menerima babak baru yang jauh lebih baik"
Saya pun merasa termotivasi dengan kisah Cicak ini. Saya harus bangkit, jangan menyerah. Hancurkan perisai dosa - dosa itu dengan meminta ampun pada Allah. Kegagalan - kegagalan yang terjadi sudah di design oleh Allah agar aku semakin kuat, semakin tegar, semakin mendekat pada Nya. Tidak ada protes lagi pada Allah semua ada jalannnya senidri. Ya allah Ya Tuhanku ampunilah aku.
"Jangan menyerah. Hancurkan perisai dosa - dosa itu dengan meminta ampun pada Allah. Kegagalan - kegagalan yang terjadi sudah di design oleh Allah agar aku semakin kuat, semakin tegar, semakin mendekat pada Nya".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI