Kali ini, Siti benar-benar terkesan. "Aku nggak pernah berpikir seperti itu sebelumnya, Rafi. Mungkin hitam memang nggak seburuk yang kita bayangkan."
Riri menambahkan, "Ya, hitam ternyata punya banyak sisi yang nggak kita sadari. Jadi, meskipun warna favoritku masih kuning, aku mulai paham kenapa kamu suka hitam, Rafi."
Fina, Riri, dan Siti mulai melihat hitam dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka menyadari bahwa meskipun hitam sering diabaikan atau dianggap menyeramkan, di dalamnya ada keindahan yang tersembunyi.
"Jadi, hitam itu bukan hanya warna gelap," kata Siti pelan. "Tapi juga warna yang kuat dan punya makna tersendiri."
Rafi tersenyum lebih lebar. "Iya, dan meskipun setiap warna punya keindahannya masing-masing, hitam mengajarkan kita untuk melihat keindahan di dalam hal yang tersembunyi. Kadang-kadang, hal yang paling indah justru ada di tempat yang nggak kita duga."
Sejak hari itu, Fina, Riri, dan Siti tidak lagi memandang hitam sebagai warna yang menyeramkan. Mereka mulai mengerti bahwa setiap warna, termasuk hitam, memiliki keindahannya sendiri, yang hanya bisa ditemukan jika kita mau melihat lebih dalam.
Dan di bawah pohon besar di halaman sekolah itu, persahabatan mereka semakin erat, dihiasi oleh berbagai warna, termasuk hitam yang kini mereka hargai sebagai bagian penting dari dunia yang penuh warna. Di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa setiap warna, meskipun berbeda, punya tempatnya masing-masing dan bisa saling melengkapi satu sama lain.
Probolinggo, Â 18 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H