Mohon tunggu...
Muhammad arifiyanto
Muhammad arifiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Wirausaha yang menyalurkan hobinya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hitam

19 Agustus 2024   12:26 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini, Siti benar-benar terkesan. "Aku nggak pernah berpikir seperti itu sebelumnya, Rafi. Mungkin hitam memang nggak seburuk yang kita bayangkan."

Riri menambahkan, "Ya, hitam ternyata punya banyak sisi yang nggak kita sadari. Jadi, meskipun warna favoritku masih kuning, aku mulai paham kenapa kamu suka hitam, Rafi."

Fina, Riri, dan Siti mulai melihat hitam dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka menyadari bahwa meskipun hitam sering diabaikan atau dianggap menyeramkan, di dalamnya ada keindahan yang tersembunyi.

"Jadi, hitam itu bukan hanya warna gelap," kata Siti pelan. "Tapi juga warna yang kuat dan punya makna tersendiri."

Rafi tersenyum lebih lebar. "Iya, dan meskipun setiap warna punya keindahannya masing-masing, hitam mengajarkan kita untuk melihat keindahan di dalam hal yang tersembunyi. Kadang-kadang, hal yang paling indah justru ada di tempat yang nggak kita duga."

Sejak hari itu, Fina, Riri, dan Siti tidak lagi memandang hitam sebagai warna yang menyeramkan. Mereka mulai mengerti bahwa setiap warna, termasuk hitam, memiliki keindahannya sendiri, yang hanya bisa ditemukan jika kita mau melihat lebih dalam.

Dan di bawah pohon besar di halaman sekolah itu, persahabatan mereka semakin erat, dihiasi oleh berbagai warna, termasuk hitam yang kini mereka hargai sebagai bagian penting dari dunia yang penuh warna. Di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa setiap warna, meskipun berbeda, punya tempatnya masing-masing dan bisa saling melengkapi satu sama lain.

Probolinggo,  18 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun