Mohon tunggu...
Ilmiati Mawaddah
Ilmiati Mawaddah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa/Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Perbincangan Ekonomi Kontenporer: Tinjauan Terhadap Ekonomi Islam, Kritik terhadap Kapitalisme dan Sosialisme, serta Peran Pemerintah dalam Pengelolaa

31 Maret 2024   22:50 Diperbarui: 31 Maret 2024   23:01 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.zenius.net/blog/perbedaan-sistem-ekonomi

Halo teman semua! Diskusi tentang ekonomi kontemporer semakin menarik perhatian, terutama dalam konteks tinjauan terhadap ekonomi Islam, kritik terhadap kapitalisme dan sosialisme, serta peran pemerintah dalam mengelola ekonomi. Dalam artikel ini, saya akan mengulas secara singkat berbagai perspektif yang relevan dengan dinamika ekonomi masa kini, dengan harapan dapat memberikan wawasan baru dan pemahaman yang lebih mendalam.

a. Mengapa harus berekonomi dengan cara pandang Islam?

Ekonomi Islam atau keilmuan ekonomi Islam merupakan gagasan pemikiran dan tataran praktis yang berkembang pada beberapa dekade terakhir ini. Ekonomi Islam ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara yang sesuai dengan hukum Islam (Shari'ah). Prinsip-prinsip ekonomi Islam, yang disebut juga sebagai ekonomi Sharia, tidak mengizinkan penggunaan hibah atau bunga, sehingga kegiatan ekonomi Islam disebut juga sebagai "banking and finance without interest".

b. konsep ekonomi Islam rahmatan lil alamiin, kebaikannya bisa dirasakan oleh siapapun, tidak eksklusif untuk umat Islam saja! 

Pada prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi seluruh manusia, tanpa memandang agama atau latar belakang sosial. Meskipun berakar dalam nilai-nilai Islam, prinsip-prinsip ini memiliki implikasi yang luas dan dapat dirasakan oleh siapa pun, tanpa memandang agama atau kepercayaan.

Salah satu contoh konkret dari prinsip "rahmatan lil alamin" dalam ekonomi Islam adalah konsep zakat. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk menyumbangkan sebagian dari harta mereka kepada yang membutuhkan. Namun, prinsip zakat juga mencakup redistribusi kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, termasuk non-Muslim yang hidup di komunitas yang menerapkan sistem zakat.

c. Ilmu ekonomi dan sistem ekonomi merupakan dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya saling terkait dalam konteks studi dan praktik ekonomi.

  • Ilmu Ekonomi: Dalam Islam, ilmu ekonomi dilihat sebagai alat untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip ekonomi dapat dijalankan secara efektif sesuai dengan ajaran agama. Ilmu ekonomi digunakan untuk menganalisis dan memahami fenomena ekonomi dalam konteks nilai-nilai Islam, seperti keadilan, kebersamaan, dan keberkahan.
  • Sistem Ekonomi: Islam menawarkan konsep sistem ekonomi yang dikenal sebagai ekonomi Islam. Sistem ini didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kepemilikan yang adil, distribusi kekayaan yang merata, larangan riba (bunga), dan adanya mekanisme untuk memastikan keadilan ekonomi. Ekonomi Islam mengakui kepemilikan individual, namun juga menekankan pentingnya redistribusi kekayaan untuk memastikan kesejahteraan sosial.

https://www.zenius.net/blog/perbedaan-sistem-ekonomi
https://www.zenius.net/blog/perbedaan-sistem-ekonomi

a. Apa yang salah dengan konsep "persaingan bebas" yang menjadi pilar dalam sistem ekonomi kapitalisme!

  • Kesenjangan Ekonomi: Persaingan bebas cenderung menghasilkan kesenjangan ekonomi yang besar antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perusahaan besar yang memiliki sumber daya yang cukup dan modal untuk bersaing secara agresif cenderung mendominasi pasar, sementara perusahaan kecil dan usaha mikro seringkali kesulitan bertahan atau bahkan tersingkir dari pasar. Hal ini dapat mengakibatkan konsentrasi kekayaan dan kekuatan ekonomi pada segelintir individu atau perusahaan, sementara sebagian besar masyarakat mengalami ketidaksetaraan ekonomi.
  • Monopoli dan Oligopoli: Persaingan bebas tidak selalu menghasilkan persaingan yang sehat. Sebaliknya, sering kali menghasilkan monopoli atau oligopoli, di mana sejumlah kecil perusahaan mengontrol sebagian besar pasar. Monopoli dan oligopoli dapat mengakibatkan harga yang tinggi, kualitas produk yang rendah, serta kurangnya inovasi, karena kurangnya tekanan persaingan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.
  • Ketidakstabilan Ekonomi: Persaingan bebas dapat menghasilkan fluktuasi ekonomi yang signifikan, terutama dalam bentuk siklus bisnis. Ketidakstabilan ini bisa berdampak negatif pada lapangan kerja, investasi, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Ketidakstabilan ekonomi juga dapat menciptakan ketidakpastian yang merugikan bagi konsumen, investor, dan pengusaha.
  • Kerusakan Lingkungan: Persaingan bebas cenderung mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk polusi udara dan air, deforestasi, serta perubahan iklim.

b. Kritik terhadap sistem ekonomi kapitalisme yang dianggap sebagai kerusakan ekonomi!

  • Eksploitasi dan Ketidakmeratanya Distribusi Kekayaan: Kapitalisme dapat menghasilkan eksploitasi dan ketidakmeratanya distribusi kekayaan, yang dapat menghasilkan konflik dan perjuangan kelas.
  • Monopoli dan Bunga: Kapitalisme didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang dikuasai dan diwarnai oleh peranan modal (kapital) yang didasarkan pada tiga gagasan utama, yaitu sistem ekonomi yang berdasarkan persaingan pasar, kebebasan ekonomi tanpa campur tangan negara, dan monopoli dan bunga sebagai orientasi ekonomi.
  • Pemilikan yang Berpusat Pada Negara: Sistem ekonomi kapitalisme dapat menghasilkan individu yang sulit mengembangkan diri dan pengabaian hak asasi manusia terabaikan.
  • Memarginalkan Peran Agama: Sistem ekonomi kapitalisme dapat memarginalkan peran agama, akibatnya moral dan nilai-nilai spiritual tidak ada.
  • Kesamaan Ekonomi Sebagai Cita-Cita Utama Hanya Utopia: Dalam sistem ekonomi kapitalisme, kesamaan ekonomi sebagai cita-cita utama hanya utopia dan kamuflase belaka.

c. Negara yang mempraktekkan secara penuh sistem ekonomi sosialis

Terdapat beberapa negara yang mempraktekkan sistem ekonomi sosialis, termasuk China. China merupakan negara yang pernah berkunjung ke Tiongkok sebelum "gebrakan ekonomi" dan diakui sendiri oleh para petinggi Negara Tiongkok. China telah mengalami pendudukan yang sangat tertutup dan memiliki sistem ekonomi yang sangat tertutup, yang disebabkan oleh kepemimpinan Presiden Mao Zedong yang sangat anti-kapitalisme.

Tiongkok telah mengalami pendudukan yang sangat tertutup, yang disebabkan oleh kepemimpinan Presiden Mao Zedong yang sangat anti-kapitalisme. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan Presiden Mao Zedong yang sangat anti-kapitalisme, yang menyebabkan tidak ada aliran investasi dari luar negeri Tiongkok telah mengalami pendudukan yang sangat tertutup, yang disebabkan oleh kepemimpinan Presiden Mao Zedong yang sangat anti-kapitalisme.

Kritik terhadap sistem ekonomi kapitalisme adalah bahwa sistem ini dapat menjadi kerusakan ekonomi karena eksploitasi dan ketidakmeratanya distribusi kekayaan, yang pada gilirannya menghasilkan konflik dan perjuangan kelas. Sistem ekonomi sosialis, seperti yang dipraktekkan oleh China, mengacu pada pemilahan yang berpusat pada negara, yang dapat membuat individu sulit mengembangkan diri dan pengabaian hak asasi manusia terabaikan.

Sistem ekonomi sosialis, seperti yang dipraktekkan oleh China, mengacu pada pemilahan yang berpusat pada negara, yang dapat membuat individu sulit mengembangkan diri dan pengabaian hak asasi manusia terabaikan. Sistem ekonomi sosialis juga dapat memarginalkan peran agama, akibatnya moral dan nilai-nilai spiritual tidak ada.

https://contohmu.github.io/pulp/post/gambar-ekonomi-islam/
https://contohmu.github.io/pulp/post/gambar-ekonomi-islam/

Ekonomi Islam bukan sebagai sistem ekonomi alternatif

a. Apa saja yang menjadi pilar-pilar utama dalam ekonomi Islam?

  • Syariah: Pilar utama dalam ekonomi Islam adalah kepatuhan terhadap hukum syariah, yaitu aturan dan prinsip yang diturunkan dari Al-Quran dan Hadis. Syariah memberikan pedoman tentang segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi, dan menetapkan prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam transaksi ekonomi.
  • Keadilan: Keadilan merupakan prinsip fundamental dalam ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang adil dan merata, serta perlakuan yang sama bagi semua individu dalam masyarakat.
  • Kepemilikan yang Adil: Ekonomi Islam mengakui hak kepemilikan individual, namun dengan batasan dan tanggung jawab yang jelas. Kekayaan diperoleh dan dimiliki secara sah dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah, dan pemilik diberi tanggung jawab untuk memanfaatkan kekayaan tersebut secara bertanggung jawab untuk kepentingan sosial.
  • Zakat dan Infak: Zakat dan infak (sumbangan sukarela) adalah prinsip penting dalam ekonomi Islam. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk menyumbangkan sebagian dari kekayaan mereka kepada yang membutuhkan, sedangkan infak adalah tindakan sukarela untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Kedua prinsip ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
  • Larangan Riba (Bunga): Ekonomi Islam melarang praktik riba atau bunga dalam transaksi keuangan. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah eksploitasi dan menjaga keadilan dalam sistem keuangan.
  • Larangan Transaksi Spekulatif: Ekonomi Islam juga melarang transaksi spekulatif yang tidak berdasarkan nilai riil atau mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah praktik-praktik yang dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.
  • Penghargaan terhadap Kerja Keras dan Kreativitas: Ekonomi Islam menghargai kerja keras dan kreativitas dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Namun, prinsip ini juga diimbangi dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral dan etika Islam dalam setiap aspek kegiatan ekonomi.

b. Dalam sistem ekonomi Islam, apakah yang menyebabkan seseorang berhak memperoleh kepemilikan individu?

  • Usaha dan Kerja Keras: Prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah penghargaan terhadap kerja keras dan usaha individu. Seseorang berhak memperoleh kepemilikan atas aset atau kekayaan yang diperoleh melalui usaha dan kerja keras yang sah dan halal.
  • Perdagangan yang Adil: Kepemilikan individu dapat diperoleh melalui perdagangan yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Transaksi perdagangan yang dilakukan dengan jujur, tanpa menipu atau merugikan pihak lain, dapat menghasilkan kepemilikan yang sah.
  • Warisan: Seseorang dapat memperoleh kepemilikan individu melalui pewarisan. Warisan merupakan hak yang diakui dalam Islam, di mana seseorang memiliki hak untuk mewariskan harta atau kekayaannya kepada ahli warisnya sesuai dengan ketentuan syariah.
  • Hibah dan Hadiah: Kepemilikan individu juga dapat diperoleh melalui hibah atau hadiah yang diberikan oleh pihak lain secara sukarela. Dalam Islam, hibah atau hadiah yang diberikan dengan ikhlas dan tanpa paksaan dapat menghasilkan kepemilikan yang sah.
  • Investasi dan Bisnis: Seseorang berhak memperoleh kepemilikan individu melalui investasi dan bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Melalui investasi dan bisnis yang halal dan beretika, seseorang dapat memperoleh keuntungan dan kepemilikan yang sah.

c. Apa yang menjadi masalah inti dalam ekonomi Islam, dan bagaimana konsep itu bisa dilakukan oleh individu dan negara baik secara ekonomis dan non ekonomis?

Masalah inti dalam ekonomi Islam seringkali terkait dengan implementasi prinsip-prinsip syariah dalam praktik ekonomi sehari-hari. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan bahwa semua aktivitas ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam. Ini melibatkan pengawasan yang ketat terhadap praktik-praktik yang dianggap haram dalam Islam, seperti riba, spekulasi, dan perjudian.

Selain itu, prinsip redistribusi kekayaan, terutama melalui zakat dan infak, juga merupakan aspek penting dalam ekonomi Islam. Namun, terkadang sistem redistribusi ini tidak berfungsi dengan efektif, sehingga menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi yang masih tinggi. Keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan etika Islam juga menjadi tantangan dalam ekonomi Islam. Sementara aktivitas ekonomi harus mengikuti prinsip-prinsip agama, tetapi juga harus berfungsi secara efisien dan berkelanjutan.

Bagaimana individu dan negara bisa mengatasi masalah-masalah ini secara baik? Salah satu cara adalah melalui pendidikan dan kesadaran tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam. Individu dan masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip-prinsip ini dan pentingnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemerintah juga dapat mengadopsi regulasi dan kebijakan ekonomi yang mendukung implementasi prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti mendukung pengembangan lembaga keuangan syariah dan infrastruktur ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, melalui kombinasi upaya dari individu, masyarakat, dan pemerintah, implementasi prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat dilakukan secara baik, sehingga menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan berdasarkan nilai-nilai agama.

https://lsisi.id/perekonomian-indonesia-masih-stabil-di-tengah-resesi-global/
https://lsisi.id/perekonomian-indonesia-masih-stabil-di-tengah-resesi-global/


Perilaku Manusia Dalam Berekonomi

a. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan?

Kebutuhan dan keinginan merupakan dua konsep yang berbeda dalam konteks kebutuhan manusia:

Kebutuhan: Kebutuhan merujuk pada hal-hal yang diperlukan untuk mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Kebutuhan ini bersifat fundamental dan esensial bagi keberlangsungan hidup manusia. Contoh kebutuhan termasuk makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan.

Keinginan: Keinginan, di sisi lain, merujuk pada hal-hal yang diinginkan oleh individu untuk meningkatkan kenyamanan, kepuasan, atau kebahagiaan, tetapi tidak bersifat esensial untuk mempertahankan hidup atau kesejahteraan fisik. Keinginan seringkali dipengaruhi oleh budaya, lingkungan, dan nilai-nilai sosial. Contoh keinginan termasuk barang mewah, hobi, liburan, hiburan, dan barang-barang yang tidak diperlukan untuk menjaga keberlangsungan hidup.

b. Nilai-nilai apakah yang diajarkan Islam dalam berkonsumsi, berikan contohnya?

  • Tauhid: Ikhlas dalam kegiatan konsumsi dan tidak menghindari atau menghalangi kegiatan konsumsi yang sesuai dengan hukum Allah.
  • Keadilan: Memperhatikan keadilan dalam kegiatan konsumsi, seperti tidak menghindari atau mengurangi kekayaan orang-orang miskin.
  • Kebajikan: Memperhatikan kebutuhan orang-orang yang miskin dan membantu mereka, seperti berbagi makan dan minum dengan orang yang miskin.
  • Ketaqwaan: Memperhatikan ketaqwaan kepada Allah dalam kegiatan konsumsi, seperti tidak berlebih-lebihan dalam kegiatan konsumsi dan tidak mengikutkan hawa-hawa.
  • Keseimbangan: Memperhatikan keseimbangan dalam kegiatan konsumsi, seperti tidak berlebih-lebihan dalam pengeluaran dan pengeluaran.
  • Kesadaran: Memperhatikan kesadaran dalam kegiatan konsumsi, seperti tidak menghindari atau mengurangi kegiatan konsumsi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.

c. Bagaimana seharusnya seorang produsen dalam menghasilkan barang/jasa, bolehkah memperoleh keuntungan yang maksimal?

  • Kualitas: Menjamin kualitas barang/jasa yang dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
  • Efisiensi: Memaksimalisir biaya produksi dan memperoleh hasil yang tinggi.
  • Keadilan: Memperhatikan keadilan dalam kegiatan produksi, seperti tidak menghindari atau mengurangi kekayaan orang-orang miskin.
  • Kebijakan: Memperhatikan kebijakan yang sesuai dengan hukum dan etika Islam, seperti tidak menghindari atau mengurangi kegiatan produksi yang merusak lingkungan hidup.
  • Kesejahteraan: Memperhatikan kesejahteraan dalam kegiatan produksi, seperti tidak menghindari atau mengurangi kegiatan produksi yang tidak menyokong kesejahteraan.

https://parakawak.blogspot.com/2016/11/karakteristik-perekonomian-indonesia.html
https://parakawak.blogspot.com/2016/11/karakteristik-perekonomian-indonesia.html

Mengatur Perekonomian di Masyarakat


a. Apa rasionalitas dari peran pemerintah dalam perekonomian?

Peran pemerintah dalam perekonomian didasarkan pada beberapa prinsip utama seperti perlindungan konsumen, regulasi pasar, pemberian barang publik, koreksi eksternalitas, stabilisasi ekonomi, dan distribusi kekayaan yang adil. Pemerintah bertindak untuk melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan, mengatur pasar agar beroperasi secara efisien dan adil, memberikan barang-barang publik, mengatasi dampak negatif seperti polusi, menjaga stabilitas ekonomi, dan memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata. Ini penting untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

b. Dalam ekonomi Islam, Apakah pemerintah boleh melakukan pinjaman hutang luar negeri? 

Argument untuk pendekatan yang mengizinkan biasanya berfokus pada urgensi dan kebutuhan yang mendesak, serta kemungkinan manfaat jangka panjang yang bisa didapatkan dari pinjaman tersebut, seperti pembangunan infrastruktur yang diperlukan atau program-program pembangunan ekonomi. Namun, pendekatan yang menolak menekankan pentingnya mematuhi prinsip-prinsip Islam dalam semua aspek kehidupan, termasuk keuangan negara, dan mendorong pemerintah untuk mencari solusi yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

Dalam praktiknya, keputusan untuk melakukan pinjaman hutang luar negeri oleh pemerintah dalam ekonomi Islam seringkali dipengaruhi oleh konteks sosial, politik, dan ekonomi yang kompleks, serta interpretasi ulama terhadap prinsip-prinsip syariah yang relevan.

c. Apa yang membedakan sistem moneter konvensional dengan sistem moneter Islam?

Perbedaan utama antara sistem moneter konvensional dan sistem moneter Islam terletak pada prinsip dasar yang mereka anut:

  • Larangan Riba: Sistem moneter konvensional menggunakan bunga sebagai instrumen utama dalam kebijakan moneter, sementara sistem moneter Islam menganggap riba (bunga) sebagai haram dan melarangnya secara tegas.
  • Dasar Prinsip: Sistem moneter konvensional didasarkan pada prinsip-prinsip kapitalisme dan sekularisme, sementara sistem moneter Islam didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam, termasuk larangan riba dan prinsip keadilan.
  • Kepemilikan dan Investasi: Sistem moneter konvensional cenderung mendukung berbagai instrumen keuangan yang mungkin tidak selalu sesuai dengan prinsip-prinsip moral, sementara sistem moneter Islam mendorong investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Tujuan Sistem: Sistem moneter konvensional bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabilitas keuangan, sementara sistem moneter Islam bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan adil, dengan memperhatikan prinsip-prinsip moral dan etika Islam.

Sumber:

1. KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh: Rahadi Kristiyanto, S.H., M.H. 

https://ilmusyariahdoktoral.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/526/konsep-ekonomi-islam

2. PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU EKONOMI DAN SISTEM
EKONOMI, Sri Maharani, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Al-Ulum Terpadu Medan email:. srimaharani@live.com

3. Apakah Ekonomi Islam cocok diterapkan di Indonesia? (Oleh: Departemen Public Relation CIES FEB UB 2020)

http://cies.feb.ub.ac.id/apakah-ekonomi-islam-cocok-diterapkan-di-indonesia-2/

4. Kritik terhadap kapitalisme  https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik_terhadap_kapitalisme

5. Ekonomi Islam PILAR-PILAR EKONOMI ISLAM

https://perpus.syariah.uinsaid.ac.id/index.php?id=555&p=show_detail

6. Yakin Sudah Tahu Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan?

https://linebank.co.id/blog/general/perbedaan-kebutuhan-dan-keinginan/

7. Perilaku Konsumsi dalam Islam

https://hes.unida.gontor.ac.id/perilaku-konsumsi-dalam-islam/

8. Produsen Adalah: Pengertian dan Perannya dalam Perekonomian

https://www.gramedia.com/literasi/produsen/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun