Islam memandang, pemerintah memiliki berkewajiban  mengurusi urusan rakyatnya, termasuk memastikan terpenuhinya pokok secara layak. Di samping itu pemerintah wajib memastikan layanan di bidang pendidikan kesehatan yang berkualitas.
Islam mengajarkan bahwa pemimpin memiliki tanggung jawab besar atas yang dipimpinnya, yakni rakyat. Ia akan dimintai pertanggungjawaban  di akhirat. Dengan begitu, seorang pemimpin seyogianya memberikan layanan terbaik agar rakyatnya tidak mengalami masalah, termasuk stunting.
Islam memiliki konsep tentang tentang cara untuk mengatasi stunting.Â
Pertama, negara akan menjalankan syariat Islam secara menyeluruh. Termasuk memastikan tercukupinya seluruh kebutuhan sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan bagi setiap individu rakyat.
Kedua, Pembiayaan untuk  menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan berbasis Baitulmal. Sumber  pendapatan bagi baitulmal ini berasal  dari jizyah, fai, kharaj, ganimah, hingga pengelolaan sumber daya alam. Negara tidak membangun APBN dari pajak.
Ketiga, negara mewajibkan kepada kaum laki-laki yang telah berkeluarga untuk bekerja. Â Sedangkan negara wajib menyiapkan lapangan pekerjaan atau memberikan modal usaha tanpa riba.Â
Pengelolanan sumber daya alam secara mandiri oleh perusahaan milik negara,, tentu akan membutuhkan tenaga profesional dan tenaga kerja. Dengan begitu, rakyat akan terserap pada pengelolaan tersebut dan secara langsung bisa mengurangi pengangguran.
Keempat, Â jika karena kendala tertentu, suami atau anak laki-laki dewasa tak bisa bekerja, Â tanggung jawab anak ada pada sanak saudara. Jika saudara tidak mampu menafkahi, pemenuhan kebutuhan pokok akan diambil alih oleh negara dengan biaya dari baitulmal.Â
Masalah stunting ini akan teratasi  bila islam diterapkan secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. Itulah islam kaffah yang penerapannya secara sempurna oleh negara akan merealisasikan masyarakat yang sejahtera, bebas dari kemiskinan. Dengan demikian harapan zero stunting bukan sekedar utopia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya