Islam memiliki paket komplit dalam fungsi promotif, preventif, dan kuratif yang itu ada dalam sistem kesehatan. Jauh sebelum muncul  penyebaran virus di dunia, Islam sudah mengajarkan pola makan, emosi, dan aktivitas yang sehat; kebersihan dan lingkungan yang sehat; perilaku seks yang seha. Islam juga menyolusi epidemi denagn terkarantina dan tercegah dengan baik.
Bukti suksesnya Islam melakukan upaya promotif preventif yang tecermin pada satu peristiwa yang menandai keberhadilan Rasulullah saw. membangun sistem kesehatan. Tercatat dalam sejarah, selama setahun praktik di Mafinah, seorang dokter kiriman Kaisar Romawi tidak menemukan orang sakit di kota itu
Adapun upaya kuratif terwujud dengan prinsip-prinsip etik kedokteran yang tinggi. Hal itu agar setiap pasien mendapatkan pelayanan, rasa aman, nyaman, terjaga jiwa dan kehormatannya. Prinsip etik kedokteran nampak dalam larangan adanya metode pengobatan yang membahayakan akidah, martabat, jiwa, dan fisik pasien. Izin praktik hanya diberikan kepada dokter yang  kompeten di bidang keilmuan kedokteran dan berakhlak mulia. Obat dan bahan obat hanyalah yang halal lagi toyib.
Layanan kesehatan berkualitas juga terjamin ketersediaannya. Negara menggratiskan biaya kesehatan bagi warga negara yang membutuhkan, tanpa membedakan ras, warna kulit, status sosial, maupun agama. Pembiayaan layanan kesehatan dan jasa bokok lain seperti pendidikan dan jaminan keamanan bersumber dari baitulmal.
Konsep Islam dalam pelayanan kesehatan ini berlangsung sepanjang waktu, baik pandemi, endemi atau saat tidak terdapat wabah penyakit. Â Bila yang didamba adalah ketenangan dan kebahagiaan mayarakat tanpa dibayangi oleh mahalnya kesehatan dan layanan pokok lainnya, maka konsep yang musti diaplikasikan adalah penerapan sistem islam secara menyeluruh. Konsep ini dikenal dengan Islam Kaffah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H