Mohon tunggu...
Ilma Susi
Ilma Susi Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Islam Rahmatan Lil Alamin

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Pangan Menanjak Kemiskinan Melonjak, Buah Sistem Kapitalis

8 Mei 2022   10:51 Diperbarui: 8 Mei 2022   10:58 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liberalisasi telah  menjadikan negeri penghasil CPO terbesar di dunia ini namun minyak langka. Rakyatnya sulit mendapatkan migor. Saat pabrik dan pasar migor telah dikuasai swasta, pemerintah tidak memiliki kekuatan  untuk  mengendalikan para mafia migor. Sebab  peran pemerintah hanya sebatas regulator. Sebagai regulator kerjanya sebatas bagi wasit pengusaha dan rakyat. Wasit akan main berat sebelah karena kebermanfaatan pengusaha bagi merela jauh lebih besar daripada  rakyat. 

Kapitalisme telah melahirkan neoliberalisme. Dalam model neoliberalisne, negara tidak memiliki fungsi mengurusi urusan warganya. Relasi yang terjalin antara negara dan rakyatnya layaknya seperti penjual dan pembeli. Rakyat membeli sejumlah kebutuhan, sementara pemerintah menjual sejumlah fasilitas. Realisasinya, pemerintah akan menggandeng pihak swasta,  baik lokal maupun asing, dalam penyelenggaraan seluruh layanan publik. 

Saat ini, bidang yang sudah ditawarkan oleh Bapenas maupu Kementerian Ekonomi adalah transportasi, energi, air minum, persampahan, telekomunikasi, dan yang lainnya Dalam sistem ekonomi neoliberalisme, penguasa layaknya sebagai komprador, perannya sebagai penyambung tangan pengusaha. Walhasil, harga akan dikendalikan oleh pihak penguasa swasta, sementara pemerintah tak bisa berbuat apa-apa. Jika harga pangan terus naik, masyarakat dengan  penghasilan pas-pasan akan menekan pengeluaran dengan mengurangi konsumsi barang lain. Dampaknya tak sederhana, yaitu  berujung pada gelombang PHK. 

Produksi barang menumpuk, namun  tak terbeli oleh mayarakat. Dari sini perusahaan akan melakukan efisiensi dengan mengurangi karyawan, pengangguran pun bertambah dan menggemukkan angka kemiskinan   juga kriminalitas. Nyata, sistem kapitalisme bukan hanya menciptakan permasalahan ekonomi, melainkan juga konflik sosial, terbentukkah krisis multidimensi. 

Solusi Tuntas Atas Kemiskinan 

Berharap terurainya lingkaran setan kemiskinan dengan solusi kapitalistik, adalah mustahil. Solusi yang diberikan justru akan menderivasi problem baru. Karena,  sistem kapitalismelah yang  menjadi pangkal permasalahan. Dibutuhkan sistem alternatif pengganti dengan kapasitas yang mampu mengatasi krisis  ini. Satu-satunya sistem yang sempurna dan terbukti mampu menyelesaikan permasalahan kemiskinan adalah sistem ekonomi Islam. 

Bagaimana Islam mengatasi kemiskinan, berikut ini konsepnya? Pertama, meletakkan negara sebagai penanggung jawab seluruh  warganya. Penguasa adalah pelayan yang siap melayani seluruh kebutuhan sang tuan (rakyat), serta melindunginya dari mara bahaya, termasuk dari mafia dagang. 

Kedua, Islam telah menjamin kebutuhan pkok masyarakat.  manusia.  Sandang, pangan dan papan, serta kesehatan, pendidikan, keamanan dan peradilan pun akan dijamin negara. Maksud negara menjamin kebutuhan pokok rakyatnya  adalah dengan mewujudkan pengaturan dan mekanisme yang menyelesaikan masalah kemiskinan. Salah satunya, dengan mewajibkan setiap lelaki dewasa untuk bekerja. Jika penghasilan keluarga tidak mencukupi dan sudah tidak ada kerabat yang bisa menafkahinya, beban tersebut jatuh pada negara. Dari sini, negara Islam akan membuat regulasi yang memudahkan seorang kepala keluarga mendapatkan pekerjaan.

Ketiga, Khilafah akan mengatur kepemilikan menurut syariat Islam. Sumber daya yang dibutuhkan publik tidak boleh dikuasai perorangan, baik  swasta maupun domestik. Negara  bertugas mengelola kepemilikan publik ini dan mengembalikan manfaatnya kepada umat sebagai pemilik sahnya. Distribusi kekayaan di tengah rakyat pun diurus negara,  hingga kebutuhan pokok orang per orang terjamin dengan pasti. Tidak seperti sistem kapitalisme yang abai dalam hal distribusi. Keempat, negara wajib menciptakan lapangan kerja yang memadai sedemikian hingga kepala keluarga mampu menafkahi keluarganya. Pengelolaan mandiri terhadap seluruh sumber daya alam sesuai syariat akan membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja. Kelima, APBN berbasis baitulmal. Dengan melimpahnya pemasukan kas negara di baitulmal, akan mempermudah negara dalam meriayah kemaslahatan rakyatnya, menjalankan program dan memberi suntikan dana bagi yang membutuhkan. Selain itu, pembangunan infrastruktur secara mandiri akan memperlancar transaksi membutuhkan dana besar. Karenanya, kekuatan baitulmal merupakn  kunci dari suksesnya perekonomian negara. Demikianlah kemampuan sistem Islam dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan. Sementara sistem kapitalisme yang mengandalkan pajak dan utang dalam membiayai pembangunannya tidak akan mampu menerapkan poin-poin di atas. Sistem Islam merupakan sistem yang stabil. Penguasa yang menjalankannya pun amanah dan berdedikasi tinggi pada Khilafah. Khalifah dan para pejabatnya memiliki satu tujuan, yaitu mengurusi dan melindungi umat agar kesejahteraan dan ketenteraman terwujud di tengah  umat manusia. Islam sebagai rahmat bahi seluruh alam benar-benar bisa terealisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun