Berlandaskan pada konsep ini, kemiskinan bisa diukur secara langsung dengan cara menetapkan persediaan sumber daya yang dimiliki melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan istilah garis kemiskinan (poverty line).Â
Kemudian secara politik, kemiskinan dapat dilihat dari kemampuan akses terhadap kekuasaan (power). Kekuassan dalam hal ini menyangkut tatanan sistem politik yang dapat menentukan sekelompok orang untuk menjangkau dan mengelola sumber daya.
Selanjutnya kemiskinan jika dilihat secara sosial-psikologis merujuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan-kesampatan untuk meraih peningkatan produktivitas.Â
Kemiskinan secara sosial-psikologis dapat pula dipahami sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor penghambat yang berpotensi mencegah atau menjadi rintangan seseorang untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dalam masyarakat.Â
Faktor penghambat ini meliputi faktor internal yang datang dari masyarakat miskin itu sendiri dan faktor eksternal yang datang dari kemampuan orang lain namun masih berkaitan, misalnya birokrasi atau peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang untuk memanfaatkan sumber daya.
Jenis dan Penyebab KemiskinanÂ
Jenis-jenis kemiskinan dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu: (a) kemiskinan absolut: terjadi jika pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk menopang kehidupan dan bekerja; (b) kemiskinan relatif: kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan;Â
(c) Kemiskinan kultural: merujuk pada masalah sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan faktor budaya, seperti tidak mau memperbaiki tingkat kehidupan, malas, boros, tidak kreatif walaupun ada motivasi dan bantuan dari luar; dan (d) kemiskinan struktural: kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung terbebasnya dari kemiskinan.
Tetapi seringkali menyebabkan kemiskinan tumbuh subur. Menurut Jarnasy, kemiskinan struktural lebih banyak menjadi sorotan sebagai penyebab perkembangan dan tumbuh suburnya ketiga jenis kemiskinan yang lainnya.
Selain keempat jenis kemiskinan di atas, kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi kemiskinan alamiah dan kemiskinan buatan (artificial). Kemiskinan alamiah berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alam, prasarana umum, dan keadaan tanah yang tandus.Â
Sedangkan kemiskinan buatan lebih banyak diakibatkan oleh sistem modernisasi atau pembangunan yang membuat masyarakat tidak dapat menguasi sumber daya, sarana, dan fasilitas ekonomi secara merata.