Mohon tunggu...
ilma nafia mubarok
ilma nafia mubarok Mohon Tunggu... Apoteker - I'am Pharmacist

Si Pengembara yang sedang mencari Hikmah Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

One Day Five Thousand to Mecca!

25 Desember 2018   21:13 Diperbarui: 29 Desember 2018   15:30 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

"Dan Kalian Sempurnakanlah Ibadah Haji dan Umrah semata-mata karena Allah"

(Al-Baqarah : 196)

Rasulullah Salallahu'alaihi Wasallama bersabda:

"Diantara Umrah satu ke Umrah yang lain adalah pemutihan dosa, dan Haji yang mabrur tiada lain balasannya kecuali surga" (Riwayat: Imam Darul Hijrah Syaikhan dan Ibnu Majah)

"Ikutilah ibadah Haji dengan Umrah, maka sesungguhnya mengikuti diantara keduanya dapat menambah umur, rejeki, dan memutihkan dosa dari anak Adam, sebagaimana bara api yang dapat membersihkan kotoran yang ada pada besi" (Riwayat: Dar Qutni dan Tabrani)

Ayat dan Hadist diatas  menerangkan tentang Haji  dan Umrah. Menunaikan ibadah haji merupakan bagian cita-cita dan impian setiap muslim-muslimah. Akan tetapi, untuk melaksanakan rukun Islam kelima ini tentunya harus mempersiapkan ragam keperluan. Salah satunya biaya terbang dan akomodasi ke Tanah Suci. Tidak sedikit dana yang harus dipersiapkan tetapi  butuh waktu yang cukup lama untuk menunggu antrean keberangkatan haji sesuai ketetapan Pemerintah.

Biasanya tabungan haji dipersiapkan mereka yang sudah memiliki kehidupan mapan.  Kendala yang kerap dialami umat Islam Indonesia dalam mewujudkan keinginan berhaji adalah tingginya biaya.

Karena biaya inilah, banyak Muslim Indonesia, terutama kelompok ekonomi menengah ke bawah harus menunda niat luhur mereka, tak ada yang tak mungkin selama niat sudah tertanam. Persiapan haji yang cukup lama membuat kita harus mempersiapkan haji sedini mungkin.

Dengan menanamkan jiwa pada anak dalam membiasakan menabung. Menabung merupakan salah satu kebiasaan yang wajib ditanamkan sejak dini. Mengapa? Tentu saja dengan menabung, anak-anak dengan sendirinya mulai belajar berhemat dan bertanggung jawab dalam memegang uang.

Jika sewaktu di Taman Kanak-kanak, anak-anak masih sering jajan dan menghabiskan uang saku yang didapatnya, memasuki Sekolah Dasar (SD) orang tua mulai dapat mengajari mereka untuk menabung. Mungkin awalnya menabung menggunakan celengan di rumah dengan menyisihkan sedikit uang saku untuk membeli barang yang anak butuhkan.

Misalnya, ketika anak membutuhkan sepeda baru untuk pergi ke sekolah, mereka dapat menyisihkan uang saku yang diberikan sebanyak Rp 5.000 per hari. Setelah sepuluh hari, maka target uang yang terkumpul sebanyak Rp 50.000.

Selain orang tua, peran sekolah juga diperlukan untuk membantu anak-anak dalam menabung. Salah satunya adalah dengan mengadakan edukasi mengenai menabung untuk para siswanya. Seperti yang dilakukan oleh salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mengunjungi siswa-siswi SDN 04 Pringgabaya, Lombok Timur, NTB dan SDN 01 Gondanglegi Wetan, Malang, Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan sosial Bakti BCA pilar solusi cerdas. Dalam acara tersebut, para siswa diberikan edukasi mengenai pentingnya menabung sejak dini. Sebagai salah satu institusi keuangan di Indonesia, BCA berkomitmen untuk membagikan pengetahuan dan keterampilan perencanaan keuangan sejak usia dini, salah satunya melalui kebiasaan menabung.

Diharapkan, para siswa memiliki gambaran dan pengetahuan yang utuh tentang manfaat melakukan perencanaan keuangan sedari dini. Apabila pelajar sudah mendapatkan edukasi mengenai literasi keuangan, mereka akan lebih mudah mengelola keuangan dengan mengakses layanan dan fasilitas keuangan, termasuk tabungan.

Kebiasaan untuk menabung akan semakin baik lagi apabila siswa diajak oleh orang tua mereka untuk menabung ke bank. Ketika siswa ke bank, maka mereka akan merasa seperti nasabah yang memiliki tanggung jawab tersendiri untuk mengelola uang dan menabung.

Dengan begitu, siswa akan semangat untuk kembali ke bank dan menyerahkan uang tabungan mereka sendiri ke petugas bank. Orang tua hanya perlu mendampingi anak dan memperlihatkan jumlah saldo yang dimilikinya bertambah banyak. Hal tersebut akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Sama halnya dengan berangkat Haji, walaupun dalam diri anak belum ada niatan pergi Haji. Tetapi orang tuanya mempunyai niatan untuk pergi Haji pada anak setelah menyelesaikan kuliahnya. Hanya dengan one Day, Five Toushand, Insyaa Allah kesempatan menyempurnakan agama bisa diraih. 

Anggaplah anak menabung mulai dari kelas 1 SD sampai kuliah,  (selama 16 tahun). 1 tahun sama dengan 360 hari, 16 tahun sama dengan 5760 hari, artinya uang yang terkumpul dalam waktu 16 tahun atau 5760 hari adalah Rp28.000.000,- dapat untuk pergi Umrah atau Selanjutnya, target tabungan siswa akan semakin meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan peningkatan jumlah uang saku mereka.

Ke depannya, untuk memenuhi kebutuhan maka mereka tidak akan meminta kepada orang tua, tetapi berusaha sendiri untuk mewujudkannya. Jiwa gigih dan tekun siswa ini menjadi nilai tambah tersendiri dalam membangun kebiasaan menabung. Sampai akhirnya terkumpullah uang untuk memenuhi jumlah pergi Haji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun