Mohon tunggu...
Ilmaddin Husain
Ilmaddin Husain Mohon Tunggu... Guru - Citizen journalist, penyuka fotografi

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Melewati Wawancara LPDP Batch 2 Tahun 2019

10 Desember 2019   21:50 Diperbarui: 11 Desember 2019   12:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usai wawancara LPDP di Gedung Keuangan Negara (GKN) Makassar, Sulsel, Senin (9/12/2019) pukul 17.00 WITA| Dokumentasi pribadi

NIAT untuk melanjutkan studi ke jenjang magister (S2) pernah terlintas di benakku pada tahun 2018 yang lalu. Saat itu, saya berniat mengambil jurusan komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 

Kala itu, saya sempat mengambil formulir pendaftaran di kampus UIN Alauddin. Namun, karena kendala biaya, niat tersebut tidak bisa aku realisasikan. 

Aku tidak jadi mengembalikan formulir pendaftaran. Hari-hari berganti, niat untuk menempuh studi di jenjang yang lebih tinggi belum muncul di benakku.

Aku mengajar di salah satu sekolah islam di Kota Makassar. Namanya, SMA Islam Athirah Bukit Baruga Makassar. Saat menjelang masa liburan sekolah, aku berniat pergi ke Kediri. 

Di sana aku ingin mengikuti asrama atau pengkajian Al Quran di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri. Pondok pesantren tersebut beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto Kota Kediri, tidak terlampau jauh dari Stadion Brawijaya. Selama di Kota Kediri, aku membagi waktu. 

Dua minggu aku gunakan untuk belajar agama di pondok pesantren. Dua minggu sesudahnya, aku gunakan untuk belajar Bahasa Inggris. Aku berniat untuk belajar TOEFL.

Kursus TOEFL di Titik Nol English Course| Dokumentasi pribadi
Kursus TOEFL di Titik Nol English Course| Dokumentasi pribadi

Pada Kamis (9/5/2019) yang lalu adalah hari pertamaku masuk ke sebuah lembaga kursus di Kota Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Titik Nol English Course, namanya. 

Lokasinya berada di Jalan Brawijaya No.75, Kampung Inggris, Pare. Saat itu, aku diantar oleh seorang mubalig atau ustad muda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menuju ke lokasi. Namanya Ustad Fahmi yang berasal dari Sunda, Jawa Barat.

Singkat cerita aku berhasil melewati tes administrasi. Setelah itu, ada yang namanya seleksi berbasis komputer (SBK). Atas izin Alloh, aku berhasil melewatinya. 

Setelah itu, aku mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara yang diagendakan pada Senin sampai Rabu, 9-11 Desember 2019 di Gedung Keuangan Negara (GKN) 2, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Tes Wawancara
Satu hari sebelum tes wawancara dimulai, aku menerima sebuah pesan di email. Pesan tersebut masuk pada hari Minggu, 8 Desember 2019 pukul 17.15 Wita.

Malamnya, aku menyusun dokumen yang akan aku bawa keesokan harinya. Dokumen yang aku bawa antara lain, ijazah asli, transkrip nilai, KTP, surat rekomendasi, surat pernyataan, sertifikat bahasa asing, rencana studi, proposal studi, surat keterangan berbadan sehat, surat keterangan bebas narkoba, surat izin atasan, dan surat persetujuan mengikut beasiswa dari pimpinan pondok pesantren asal.

Ruang tunggu di lt 5 sebelum wawancara 2
Ruang tunggu di lt 5 sebelum wawancara 2

Hari Senin, 9 Desember 2019 adalah hari yang cukup menegangkan namun aku nanti-nantikan sejak lama. Hari dimana aku akan mengikuti proses wawancara. 

Tahapan wawancara terdiri dari 2 kali. Aku sendiri melewati wawancara 2 terlebih dahulu. Wawancara dua adalah wawancara seputar wawasan kebangsaan, nasionalisme, dan 4 pilar. 

Sedangkan wawancara 1 merupakan wawancara seputar proposal studi, rencana studi, dan kontribusi yang akan dilakukan bila diterima sebagai awardee LPDP. Aku masuk dalam kategori kelompok wawancara 1.

Tahapan wawancara 2 pada pukup 08.30 wita. Saat pertama kali datang ke lokasi wawancara, peserta memperlihatkan scan barcode yang sudah dikirim ke email masing-masing.

Setelah itu, peserta duduk manis sembari menunggu panggilan untuk masuk ke ruang wawancara 2. Sekitar 15 menit menunggu, namaku pun dipanggil. Aku masuk ke dalam ruangan. 

Di dalam ruangan itu terdapat banyak meja yang sudah "ditunggui" oleh pewawancara. Aku dipersilakan duduk di depan meja 1. 

Seorang pewawancara menyambutku dengan wajah bersahabat dan ramah. Setelah ditanya tentang kabar hari ini, wawancara dimulai. Sang pewawancara meminta izin untuk merekam pembicaraan. 

Cukup lama aku melewati tahapan ini. Sekitar pukul 08.30 wita hingga pukul 09.30 wita. Ya, sekitar 1 jam lamanya aku melewati proses wawancara terkait wawasan kebangsaan ini. Pertanyaannya beragam. Mulai dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Adapun setelah itu, verifikasi dokumen pada pukul 14.20 Wita. Terakhir wawancara 1 pada pukul 16.20 wita. Pada tahap wawancara 1, kondisinya cukup mendebarkan. 

Setiap peserta, termasuk aku menunggu antrian untuk masuk ke aula gedung keuangan negara Makassar di lantai 6. Ruangannya sangat besar. 

Di dalamnya terdapat sekitar 12 meja dimana sudah ada 3 orang pembicara yang duduk di depan setiap meja. Setelah sholat ashar, namaku dipanggil dan aku duduk di depan meja 1. 

Tiga orang pewawancara menyapa sambil memperkenalkan diri mereka masing-masing. Dua orang (kanan dan tengah) merupakan dosen atau akademisi. Dan 1 orang (yang paling kiri) merupakan psikolog. Lama wawancara 1 sekitar 40 menit. 

Pertanyaannya seputar rencana studi, mengapa memilih Universitas Gadjah Mada sebagai kampus tujuan, dan apa rencana kontribusi yang akan anda lakukan. Sekitar pukul 17.00 wita aku menyelesaikan seluruh tahapan wawancara. Alhamdulillah, hatiku lega.

Kini, aku menunggu pengumuman akhir. Menurut jadwal, pengumuman akhir akan disampaikan via akun LPDP masing-masing peserta pada hari Rabu, 18 Desember 2019. Dari hari ini, Selasa 10 Desember 2019, berarti kurang 10 hari lagi.

Replika perahu Phinisi di depan resepsionis GKN 2 Makassar
Replika perahu Phinisi di depan resepsionis GKN 2 Makassar

Aku juga baru saja masuk ke grup Whatsapp yang bernama "Makassar LPDP Batch 2 2019". Anggotanya adalah orang-orang yang telah melewati proses seleksi substansi atau seleksi wawancara di Kota Makassar. Informasi tentang grup ini aku peroleh dari salah seorang peserta wawancara yang aku temui di Gedung Keuangan Negara (GKN) 2 Makassar.

Aku sempat memperoleh informasi bahwa di gelombang yang lalu terdapat 300 orang yang berhasil melewati tahap wawancara. Yang diterima hanya 108 orang. Di gelombang 2 tahun 2019 ini, peserta sebanyak 288 orang.

Di hari pertama sebanyak 120 orang. Hari kedua juga 120 orang. Dan di hari ketiga (Rabu, 11 Desember 2019) jumlah peserta yang mengikuti wawancara sebanyak 48 orang. Jadi kini, aku dan teman-teman lain sedang harap-harap cemas. Tetapi, semoga saja aku bisa lulus. 

Doa orang tua aku andalkan. Doa, yakin, dan usaha. Dengan niat menolong agama Alloh, maka Insya Alloh akan ada pertolongan dari-Nya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun