Mohon tunggu...
ILMA NURAINI
ILMA NURAINI Mohon Tunggu... Lainnya - Masih pelajar smp

Saya masih seorang pelajar SMP, saya sangat ingin mencoba hal-hal baru, hobby saya menulis, membaca, menyanyi, make up pan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

The First Experience

24 Januari 2024   11:44 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:55 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernah gak sih kalian ikut lomba tapi gak pernah menang? Padahal udah latihan dan berdo'a,

Atau Mungkin karena tiba-tiba gugup saat pertempuran dimulai. tapi coba kita introspeksi diri dulu apakah kita sudah berusaha dan berdoa sekuat tenaga atau belum.

Tapi kalo sekiranya udah berusaha dan berdoa sekuat tenaga dan tetep gak menang

Gak papa, kalian keren kok:)

Emang belum rezekinya aja kita menang dalam suatu kompetisi.

Allah itu cinta pada setiap hambanya, Dia tahu mana yang terbaik teruntuk hamba-hamba-Nya sebagai mana Firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 216, berikut:

"Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Aku mau berbagi sedikit pengalaman aku dalam perlombaan.

Jadi waktu aku kelas 4 SD aku terpilih menjadi siswa yang layak untuk mengikuti seleksi lomba pidato tingkat kelas buat mewakili sekolah. Jujur rasanya gak nyangka, dan agak sedikit pesimis karena saingan aku Kaka kelas. Beberapa hari sebelum seleksi aku latihan bareng Kaka kelas yang merupakan saingan aku juga, tapi saat itu aku santai aja, dan kita main bareng -bareng, kepilih atau nggak aku gak terlalu peduli, yang penting udah berusaha. 

Selksi pun di mulai, saat nama aku dipanggil aku tampilkan yang terbaik dan semaksimal mungkin. Pengumuman pun diumumkan dan hasilnya akulah yang terpilih untuk mewakili sekolah dalam perlombaan pidato tingkat kecamatan Sumedang Selatan. Lalu tiap pulang sekolah atau pas istirahat aku latihan sama guru pembimbing aku, aku kerahin semua yang aku bisa walaupun saat itu kemampuanku masih minus. 

Hari pertempuran pun tiba, hatiku deg -degan waktu itu, ya karena ini pengalaman pertama dalam hidupku mengikuti perlombaan pidato yang notabennya ngomong di depan umum. Aku lupa lagi waktu itu nomor urut berapa, kalo gak salah pertengahan sih. Nomor urut aku pun dipanggil, sebelum masuk aku minta doa dulu ke guru pembimbing aku. Aku pun masuk, dan darrr aku gak bisa ngontrol diri aku, aku gemeteran karena rasanya beda waktu pas seleksi antarkelas, mungkin karena udah kenal ya sedangkan ini aku gak kenal sama sekali sama jurinya. Aku pun pidato, but tangan aku gemetar, ekspresi aku keliatan gugup, dan suara aku kecil, gak ada menariknya sama sekali. 

Dan akhirnya aku selesai, akupun keluar, pas keluar ruangan guru pembimbing aku langsung memberi apresiasi ke aku walaupun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Dan benar saat pengumuman pemenang aku gak masuk ke 6 besar maupun 10 besar. Sedikit menyesal ada, terbesit pertanyaan kenapa harus gugup sih? Tapi yaudah gak papa. Itu pengalaman luar biasa dalam hidupku. Aku yakin Allah sudah merencanakan yang terbaik buat aku. Dan ternyata memang benar saat aku SMP aku terpilih menjadi perwakilan siswa yang mewakili lomba ngadongeng sunda tingkat kecamatan Sumedang Selatan, ya walaupun memang beda dengan pidato, tapi notabennya sama-sama ngomong di depan umum. Aku latihan hampir tiap hari, belajar mendongeng, melatih mntal lebih berani lagi, berdo'a tiap hari, dan selalu dapet semangat dari guru-guru pembimbing. Hari dimana pertempuran dimulaipun tiba, aku masuk ke ruangan bersama peserta lainnya, kita duduk di bangku masing-masing, saat nomor urutku dipanggil, aku baca doa dulu, dan Alhamdulillah aku berani, bahkan sangat berani jauh dibanding saat aku SD. Aku berusaha semaksimal mungkin dan menampilkan yang terbaik, dan setelah selesai aku langsung keluar ruangan untuk sedikit menenangkan diri. Dan hasilnya aku juara 2, dan aku sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk lanjut ke tingkat kabupaten. Namun saat kabupatn aku menjuarai harapan 2, dan aku syukuri serta terima karena jujur saat itu latihan aku yang kurang maksimal. Dan aku berusaha agar tak pernah mengulangi lagi hal itu kedepannya, ya hal itu di mana aku kurang maksimal latihan dan malah malas latihan untuk perlombaan. Mungkin itu teguran buat aku karena aku ngerasa bangga banget bisa juara 2 padahal itu tingkat kecamatan, dan saat tingkat kabupaten aku jadi turun karena gak latihan dan ngerasa udah keren owalahh.

Mungkin kalian semua pernah ngalamin hal kayak aku, kalo ada yang pernah ayo kita memperbaiki diri lagi untuk kedepannya.

Karena

Man Jadda wa Jada

"Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil "

Jadikan pengalaman pertama kalian sebuah pelajaran untuk beribu pengalaman yang akan datang di masa depan.

Walaupun kita gak menang dalam suatu perlombaan atau kompetisi, yakininin diri kalau Allah sayang sama kita, kasih tau ke diri sendiri kalau Allah udah ngerencanain yang terbaik buat hambanya.

Never give up semuanya!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun