Mohon tunggu...
mila murniati
mila murniati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Kareku Kandei”

5 April 2016   23:29 Diperbarui: 6 April 2016   00:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat berkaitan dengan kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan local merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus di jadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai local tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap universal.

Disuku mbojo terdapat salah satu kebiasaan atau budaya yang dilakukan oleh masyarakatnya yaitu  “kareku kandei” salah satunya  terdapat didaerah Dompu dan  kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kaum watina pada acara tertentu antara lainya adalah seperti acara pernikahan, sunnatan, kareku kandei ini juga biasanya dilakukan pada saat munculnya gerhana bulan.

Kareku kandei (memukul lesung) ini merupakan antraksi yang unik dimana terdapat beberapa wanita yang memainkan lesung tersebut dengan menggunakan aru (alu) dimana aru tersebut ada yang terbuat dari kayu dan ada yang terbuat dari bambu, dari hasil memainkan lesung tersebut  menghasilkan irama perkusi yang harmoni, budaya ini udah ada sejak lama dan hampir punah.

Didaerah Dompu sendiri bertepatkan di Desa Banggo Kecematan Manggelewa, dimana masyarakat Banggo ini masih melekat  sekali dengan budaya Kareku Kandei (memukul lesung) ini, misalkan ada acara pernikahan, kareku kandei ini biasanya dilakukan setelah sholat subuh dan kareku kandei ini bertujuan untuk memberi tahu secara langsung bahwa suara lesung pertanda di adakanya sebuah acara seperti contohnya acara pernikahan, setelah memainkan lesung masyarakat setempat beriringan datang dan pergi membawa padi atau yang disebut dengan “Tekar Ne’e”.

“tekar ne’e” ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Banggo dimana mereka saling memberi antara satu sama lainya disaat mereka mengadakan acara-acara besar seperti acara pernikahan dan sunnatan.

Jadi disini “Kareku Kandei” juga merupakan alat musik tradisional suku mbojo, yang biasa digunakan dalam acara-acara penting. Kareku kandei ini merupakan sebuah warisan leluhur.

Sumber :

http://biosend.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-kearifan-budaya-lokal.html

http://budaya.kampung-media.com/2015/09/24/tradisi-kareku-kandei-12583

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun