Mohon tunggu...
Ilhaq Faidh
Ilhaq Faidh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kudus

Saya seorang mahasiswa di IAIN Kudus

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Metode Pendidikan Yang Diajarkan Al - Qur'an

10 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   11:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. li 'Imrn [3]:159

Nabi Muhammad selalu bermusyawarah dengan mereka dalam segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum muslimin patuh melaksanakan putusan putusan musyawarah itu karena keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa takut akan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.

M. Quraish Shihab di dalam Tafsirnya al-Misbah menyatakan bahwa ayat ini diberikan Allah kepada Nabi Muhammad untuk menuntun dan membimbingnya, sambil menyebutkan sikap lemah lembut Nabi kepada kaum muslimin, khususnya mereka yang telah melakukan pelanggaran dan kesalahan dalam perang uhud itu. Beliau bermusyawarah dengan mereka sebelum memutuskan perang, beliau menerima usukan mayoritas mereka, walau beliau kurang berkenan, beliau tidak memaki dam mempersalahkan para pemanah yang meninggalkan markas mereka, tetapi hanya menegurnya dengan halus, dan lain lain.

Adapun kandungan dari QS. Ali 'Imran ayat 159 adalah sebagai berikut: Pertama, para ulama berkata, "Allah SWT memerintahkan kepadda NabiNya dengan perintah-perintah ini secara berangsur-angsur". Dimana yang artinya bahwa Allah memerintahkan kepada beliau untuk memaafkan mereka atas kesalahan mereka terhadap beliau. Setelah dimaafakan, maka mereka pantas untuk diajak bermusyawarah. Kedua, Ibnu 'Athiyah berkata, "Musyawarah termasuk salah satu kaidah syariat dan penetapan hukum-hukum". Ketiga, dalam musyawarah pasti ada perbedaan pendapat. Maka orang yang bermusyawarah harus memperhatikan perbedaan itu dan memperhatikan pendapat yang paling dekat dengan kitabullah dan sunnah, jika memungkinkan.

Dari kandungan surat tersebut, dapat ditarik kesimpulannya mengenai relevansi denga pendidikan. Dimana hal ini khususnya bagi pendidik yang memiliki peran penting ddalam mendidik, membimbing, membina peserta didiknya sesuai fitrah yang telah diberikan Allah. Tanggungjawab tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga dapat mencapai tujuan dari pendidikan yaitu membentuk insan kamil, menjadi hamba Allah yang kuat, tunduk, taat dan menjadi manusia yang mempunyai wawasan keilmuan yang luas. Sehingga hal ini dapat menjadi menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.

Merujuk dari isi kandungan di atas, bahwa seorang pendidik harus memiliki sikap yang lemah lembut, menyenangkan untuk anak didik, tidak membosankan, menjadi tempat untuk berlindung dan untuk memcahkan masalah.

b.Q.S Al-Nahl (16): 125

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. An-Nal [16]:125

Metode pendidikan dalam ayat ini dijelaskan, bahwa metode yang disebutkan adalah hikmah yaitu dengan al-Qur'an. Makna umum dari ayat ini bahwa nabi mengajak umat manusia dengan cara-cara yang telah diajarkan di dalam al-Qur'an.yaitu dengan metode al-Hikmah, Mau'idhoh Hasanah dan Mujadalah.

Proses dan metode belajar mengajar berdasarkan Filsafat Lebah (An Naar) berarti membangun sistem yang kuat dengan "jaring" yang meluas ke segala arah. Analogi ini bersifat komprehensif bagi siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa, komite sekolah, dan instansi terkait lainnya. Sehingga hal tersebut dapat menjadi komponen pendidikan yang komplit, dimana menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya: (1) Metode Al-Hikmah. Metode ini memiliki makna mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan. Imam Al-Qurtubi menafsirkan al-Hikmah dengan "kalimat yang lemah lembut". Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada "dinullah" dan syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap bermusuhan. (2) Metode Mudhoh Hasanah. At-Thobari mendefinisikan Mauidhoh Hasanah dengan "Al-Ibr Al-Jamila" adalah perumpamaan indah yang diambil dari Kitab Allah sebagai hujjah, argumentasi dalam proses penyampaian. Pendidikan yang baik mencakup nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Mauidhoh Hasanah merupakan prinsip mendasar yang melekat pada setiap guru dan menjadi lebih berkesan jika disampaikan kepada siswa. Kalaupun benar-benar terjadi perpindahan nilai, siswa tidak akan merasa digurui. (3) Metode Mujadalah. Mujadalah artinya menggunakan cara berdiskusi yang ilmiah dan baik, disertai sikap tenang dan raut muka ramah, dengan tetap menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Cara komunikasi ini dicontohkan oleh Nabi Musa dan Harun ketika berinteraksi dengan Fira'un. Hasil akhir akan dikembalikan kepada Allah SWT. Karena hanya Allah yang mengetahui apakah seseorang mendapat hidayah atau tidak. Metode mujadalah ini lebih menekankan kepada pemberian dalil, argumentasi dan alasan yang kuat. Para siswa berusaha untuk menggali potensi yang dimilikinya untuk mencari alasan - alasan yang mendasar dan ilmiyah dalam setiap argumen diskusinya. Guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator atau sebagai instruktur. Sistem ini lebih cenderung ke "Student Center" yang menekankan aspek penghargaan terhadap perbedaan individu para peserta didik (individual differencies) bukan "Teacher Center". Metode ini biasanya digunakan dalam diskusi-diskusi ilmiah untuk mencari kebenaran dari beberapa pendapat yang berbeda, seperti dalam perkuliahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun