5. Lucid dream dapat dijadikan terapi
Dr. Denholm Aspy dari University of Adelaide, Australia yaitu seorang peneliti yang berfokus pada fenomena lucid dream atau mimpi sadar memaparkan bahwa lucid dream dapat menjadi terapi untuk mengatasi mimpi buruk, terutama mimpi buruk yang berulang yang dapat mempengaruhi kualitas tidur dan hidup seseorang.Â
Terapi ini dapat memberi seseorang kemampuan untuk melakukan kontrol atas diri sendiri. Selain itu, terapi lucid dream juga berpotensi membantu orang yang memiliki fobia tertentu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lucid dream dapat bermanfaat pada kesehatan mental, tapi ada beberapa resiko bagi orang dengan gangguan kesehatan mental. Saat seseorang yang dapat mengontrol mimpinya akan memiliki level stress, depresi, dan khawatir yang lebih rendah. Selain itu seseorang yang mampu mengontrol mimpinya dapat terhindar dari mimpi buruk.
Selain berdampak positif tentunya juga ada dampak negatif. Lucid dream bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, memicu depresi akibat gangguan tidur, serta membuat sulit membedakan antara kenyataan dan mimpi.Â
Beberapa orang yang mengalami lucid dream juga mengalami kelumpuhan tidur. Kelumpuhan tidur merupakan suatu keadaan ketika seseorang berada di antara mimpi dan bangun. Seseorang yang mengalaminya akan tidak dapat bergerak, merasa sudah bangun namun masih dalam alam mimpi.Â
Apabila mengalami kondisi tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk berkonsultasi dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H