Kita hanya akan mencari kesenangan, kesenangan, dan kesenangan menurut diri kita sendiri. hal inilah yang membuat kita menjadi dewasa belum pada waktunya.
Ketika kita mengetahui ibu dan ayah telah berpisah, maka kita akan mencari jalan/cara sendiri untuk menyembuhkan luka terdalam tersebut.
Pada akhirnya ketika kita terlarut dalam luka tersebut dan tidak ingin bangkit, sehingga bisa jadi, membuat cita-cita yang sebenarnya kita impikan tidak akan tercapai.
Pada galibnya, kita mengidamkan keluarga yang harmonis, keluarga yang bisa kita jadikan tempat untuk mecurahkan dan menuangkan keluh kesah kita, keluarga yang bisa kita jadikan tempat pendidikan, perlindungan, dan kasih sayang.
Tetapi ketika kita dalam posisi broken home semua hal yang kita idamkan itu hilang seketika, bahkan rasanya mustahil untuk terealisasikan.
Seketika itu juga kita merasa ada jarak yang membatasi kita untuk menuangkan semua hal yang kita idamkan tadi. Apalagi ketika kita mengingat kejadian-kejadian pertengkaran yang selalu menghantui dalam pikiran kita.
Akibatnya, ketika kita belum masuk ke fase dewasa dalam menghadapi masalah, kita akan menghadapinya dengan tangisan bahkan rasanya ingin berteriak di dalam diam sambil mengatakan kata-kata yang sangat kasar bahkan kufur ni'mat "untuk apa aku dilahirkan di keluarga yang seperti ini?!".
Tetapi, ketika kita sudah masuk ke fase dewasa, kita akan mengahadapinya dengan cara yang biasa kita sebut degan "berdamai dengan keadaan".
Perlu kita pahami, damai disini maksudnya mencoba memahami algoritma yang diberikan tuhan kepada kita, dan mengambil pelajaran bahwa kesedihan dan kebahagian adalah hal yang selalu berdampingan dan pasti terjadi di dalam kehidupan manusia.
Jadi, pada hakikatnya kesedihan dan kebahagiaan tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ketika kita menyikapi broken home dengan labil. Mungkin kita hanya melampiaskannya dengan kesenangan-kesenangan yang dapat mengobati luka kita sekalipun kesengan itu mengandung hal yang negatif dan tidak berfaedah.
Berbeda jauh, ketika kita menyikapi hal tersebut dengan dewasa. mengambil hikmah atau pelajaran dari broken home yang kita alami, dan bermindset ingin bangkit dari keterpurukan tersebut yaitu bisa bahagia, dan sukses seperti orang lain yang keluarganya normal. Jadi, tidak semua orang yang jatuh, tahu cara untuk bangkit!.