Pertarungan di antara keduanya adalah yang paling riil dalam kehidupan manusia. jika peristiwa itu dianggap terus menerus, maka negoisasi dan pencapaian kesepakatan hanya sebagai jam istirahat dari pertempuran kedua istilah itu.Â
Kebaikan dan kesalahan bagi yang mewakilinya masing-masing layak diteruskan karena interpretasi manusia berbeda-beda. Perbedaan itu tidak dapat disangkal lagi karena manusia secara individu masing-masing mendapat pengalaman yang berbeda, berdiri pada waktu, situasi dan tingkap perasaan yang berbeda. Sehingga konflik hanya dapat dihentikan pada wilayah yang benar-benar adil (sama).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H