MEDAN
Seorang supir taksi yang mengenakan seragam Blue Bird, pada Sabtu (12/8) sore mendatangi Mapolsek Sunggal. Maksud kedatangannya sore itu adalah melaporkan kejadian yang tidak terlupakan seumur hidupnya.
Kejadian perampokan yang menimpa Heriandi (50) warga Komplek Bali Indah Jl Lembaga Pemasyarakatan, Kel Tanjung Gusta, Kec Medan Sunggal, pada Senin (31/8) sekira pukul 21.00 WIB, di Jl Megawati. Peristiwa mencekam itu berawal dari naiknya seorang pria dari Jl SM Raja, persis di depan kantor bus Paradep, "Dia (pelaku) menaiki taksi temanku (Daud) lalu dipindahkan ke taksi saya," terang Heriandi di kantor polisi.
Lanjutnya bercerita kepada wartawan, bahwa pelaku pindah taksi, "Dari Hotel Grand Serella dia naik taksiku, mau minta antar ke Binjai," timpalnya. Tidak ada yang berbeda dengan penumpang lainnya, pelaku langsung membuka pintu belakang sebelah kiri dan duduk di belakang, argo dinyalakan, berangkatlah keduanya menuju Binjai. Mereka pun sempat bercengkrama untuk memecahkan kesunyian di dalam taksi. Terjadi percakapan singkat mengenai asal dan tujuannya ke Kota Binjai, "Katanya dari Kisaran dia, mau ke Binjai melihat pamannya yang meninggal," terang pria berseragam biru ini kepada wartawan. "Waktu itu masih jam 9 malam makanya aku gak ada pikiran yang aneh-aneh," celotehnya. Setelah itu korban sempat diajak untuk melintasi Jl Megawati sebanyak 2 kali dengan alasan ada keluarga yang hendak di jemput, "Dari Diski, sampai Jalan Megawati terus berputar balik ke Jalan Gatot Subroto KM 14 katanya ada keluarganya yang mau dijemput. Sampai di Jalan Gatot Subroto KM 14 balik lagi ke Megawati alasannya gak jadi keluarganya dijemput terus minta balik lagi ke Diski mau beli bunga untuk pamannya yang meninggal," paparnya. Di Diski Heriandi memutar arah kepala taksinya menuju Jl Megawati untuk mencari toko bunga. Kemauan pelaku yang terkesan aneh mulai disadari oleh korban, namun hanya praduga saja. "Aku mulai curiga, tapi itu dalam hati aja," ucapnya. Karena tidak menemukan toko bunga, pelaku mengambil jalan pintas dengan berniat memetik bunga di tepi jalan. Kemudian diminta pelaku untuk menepikan taksi, karena pelaku ingin mengambil bunga sebagai ucapan bela sungkawa pamannya yang meninggal, "Pinggir sebentar bang, aku mau ambil bunga untuk paman yang meninggal," ucap pelaku kepada supir taksi. Ditepikannya taksi yang dikendarainya di Jl Megawati, penumpang turun dan mengambil bunga dan segera naik lagi ke dalam taksi untuk menunjukkan bunga yang dipetiknya sembarangan. "Dipetiknya bunga pinggir jalan, ditunjukkannya dibilangnya, 'ini bunganya bang, ayo jalan lagi,' kami pergi lagi menuju Medan dari Megawati," tuturnya.
Memberikan penumpang kepada Heriandi menjadi buah pikiran tersendiri bagi Daud. Hal ini dibuktikan lewat beberapa pesan singkat dan panggilan hape ke nomor Heriandi. Setelah itu Heriandi dua kali mendapatkan pesan singkat melalui hape dari Daud yang berbunyi 'Sampai mana ? Aman tidak ?' bunyi pesan Daud kepada korban. Namun karena sedang mengemudikan taksi, korban tak bisa menjawabnya. Lalu tak lama berselang datang pesan kedua yang berbunyi, 'Sudah sampai mana ? Amankan ?' tegas Daud kepada teman seprofesinya. Terakhir, karena khawatir kepada Heriandi, Daud menelpon, "Diteleponnya, nanya apakah aku aman. Kujawab aman," terangnya kepada kru koran.
Rupanya komunikasi terakhir lewat telpon antara Heriandi dan Daud membuat pelaku curiga dan menanyakan, "Siapa yang menelpon, kujawab teman yang bawa bapak pertama. Dia (Daud) mengajak minum kopi," kilah Heriandi kepada pelaku.
Tepatnya di Jl Megawati, keadaan sekitar yang sepi mendukung aksi jahatnya, persis dekat persimpangan Jl Gatot Subroto, pelaku yang sebelumnya sudah bolak-balik untuk memastikan keadaan, sekejap mengeluarkan sebuah mirip senjata api, "Dikeluarkannya pistol, dari belakang ditempelnya kepalaku, 'Tolong duitnya,' ya kukeluarkan duit setoran taksi terus dibilangnya lagi, 'Dompetnya cepat, aku lagi butuh duit ini,' kukeluarkan lagi duit dari dompet Rp 200 ribu. Cuma itu yang ada duitku. Setoran Rp 320 ribu, jadi sekitar Rp 520 ribu," bebernya. Lanjutnya bercerita bahwa itu belum lagi masalah argo berjalan yang tidak dibayarkan pelaku sebesar Rp 202 ribu.
Supir taksi sempat memelas agar tidak dirampok dirinya, "Jangan diambil pak, saya kerja untuk menghidupi keluarga apalagi saat ini istri saya sakit," ucapnya kepada pelaku. Mendengar penyataan supir itu, pelaku langsung memberikan uang, "Diambilnya uang dari kantongnya, 'ini Rp 50 ribu,' dibilangnya sama aku. Rupanya uang Rp 5 ribu yang dikasihnya," ujarnya dengan kesal.
Kemudian setelah perampok mendapatkan barang jajahannya, ia keluar taksi yang berhenti tersebut. "Keluar lewat pintu belakang dia terus kutelpon si Daud, kalo penumpang yang dikasihnya tadi itu perampok," ucapnya sambil memacu kendaraannya menjauhi pelaku. Daud yang merasa bersalah meluncur dari posisi awalnya di Hotel Saka, Jl Ring Road. "Waktu kutelpon katanya dia di Hotel Saka, dikebutnya ke sini dan jumpa pula dengan perampok itu di Megawati," ucapnya sambil menghisap sebatang rokok. Lanjut dikatakannya bahwa Daud berteriak kepada pelaku, "Kau rampok kawan aku ya," ucap Heriandi menirukan Daud.
Terpisah, Daud yang merupakan salah satu supir taksi Blue Bird juga angkat bicara mengenai peristiwa ini. "Pas ditelpon Pak Heriandi, aku lagi nunggu tamu di Hotel Saka," ucapnya diawal. Dirinya yang merasa bersalah karena memberikan tamu kepada Heriandi segera bergerak cepat menuju tempat kejadian. Sesampainya di dekat simpang Jl Megawati dirinya melihat pelaku yang masih berdiri di tepi jalan, "Kubuka kaca kubilang, kau rampok kawan aku ya, dia langsung sebrangi pasar dikejarnya aku," papar Daud. Lanjutnya dirinya yang masih berada di dalam taksi dengan mesin menyala, mencoba melarikan diri setelah pelaku mengeluarkan senjatanya dan meletuskannya sebanyak 3 kali ke arah Daud, "Dor...dor...dor...Ditembaknya tiga kali ke arahku, larilah aku untung gak kena," terangnya.
Dalam kejadian singkat itu ternyata Heriandi telah menekan tombol Emergency yang diberitahukannya ke kantor Blue Bird, "Pas kutekan tombol emergency, kantor memberitahukan kepada unit terdekat untuk memberikan bantuan, aku nunggu dekat Diski datang Daud yang katanya ditembaki perampok tadi, baru datang teman yang baru pulang dari Binjai menuju Medan. Kami balik lagi melihat apakah dia (pelaku) masih ada, tapi sudah tidak nampak lagi," papar Heriandi. Mereka pun kembali ke Pool-nya di Jl Kapten Muslim, dan menceritakan peristiwa perampokan itu.