Mohon tunggu...
Ilham Sanrego
Ilham Sanrego Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah Aliyah PP Alahid Pape

sederhana, penuh mimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

1 Januari

11 Mei 2024   12:52 Diperbarui: 11 Mei 2024   13:18 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Benarlah sungguh-sungguh apa yang kau ucapkan, Ayah, dengan suaramu persis malaikat pembawa wahyu.Tak seorang pun siap untuk itu. Terutama aku, Anakmu."

"Begitulah kesaksian, Anakku. Seringkali tidak tepat menggambar apa yang dilihat dan dirasakannya."

"Engkau menyesalinya, Ayah?"

"Ya. Tapi aku ingin kau tak ikut berlama-lama. Hal itu tidak perlu."

"Sarjana yang pulang, meninggalkan taman kota yang rindang."

"Mereka yang meminangmu dulu adalah mereka yang menganggap kau lawan berat yang bahkan belum menyatakan niat untuk melakukan perlawanan."

"Aku sebenarnya ingin berbicara lebih dalam dengan ayah setelah mereka semua pulang. Tapi ayah sudah keburu tertidur."

"Dalam mimpiku, aku melihatmu dikalungi bunga di halaman kantor desa."

"Bagaimana dengan Suriati? Apakah Ayah menemukan pula lenggak-lenggoknya dalam mimpi?"

"Ah, Ya. Ia perempuan binal. Di tangannya sebelah kiri ia membawa bunga, di tangannya sebelah kanan ia menimang sangkakala. Ada masanya ketika ia meniup sangkakala dengan bunga yang tetap terselip di ketiaknya."

"Absah. Absah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun