Seperti yang kita tahu Korean Wave telah ada dari lama dan penggemarnya telah ada dimana-mana. Korean Wave sendiri merujuk pada tersebarnya budaya pop Korea (K-drama, Kpop, Makanan Korea, dll) secara global di berbagai negara.
Dari situ munculah berbagai macam kelompok penggemar dan yang ingin penulis bahas adalah fans Kpop yang merujuk pada fans-fans grup boyband/girlband yang ada di Korea. Setiap dari fans tsb pasti memiliki bias (member favorit yang ada dalam suatu band).
Pada 18 Mei 2022 sebuah Space dibuat dengan fitur yang ada di twitter (sebuah fitur forum percakapan di twitter yang bisa didengarkan oleh siapapun) dengan nama SAFA Space.
SAFA Space ini ada karena perseteruan antara Safa dengan para fans NCT Dream. Masala bermula saat Safa mencuit kata-kata bernada enci pada member NCT Dream, yaitu Jaemin dan Renjun. Safa sudah meminta maaf pada para penggemar grup NCT Dream sejak 4 Mei 2022 tetapi para fans tetap melanjutkan masalah tsb dengan membuat forum space di twitter untuk mengadili Safa.
Pada Space twitter yang berlangsung selama kurang kebih 2 jam 30 menit dengan sekitar 10-11 akun twitter fans selain Safa yang menjadi spekaker menemui titik buntu dan ada fans NCT Dream yang menyuruh Safa untuk membuat surat permohonan maaf + dividio dengan orang tuanya juga.
Disini Safa enggan melakukannya karena dirasa telah melanggar privasi. Dan akun lain pada space tsb mengatakan bahwa tidak ada privasi untuk pelaku kejahatan.
Tak sampai situ saja, ada akun twitter yang ada di space tsb membawa-bawa status orang tua Safa. Sebagian warga net menganggap hal ini keterlaluan dan termasuk doxxing.
Selanjutnya, akun yang sama membahas bisa saja orang tua Safa diturunkan pangkat/dipindahkan tugas. Lalu, akun tsb juga menjelaskan status keluarganya mulai dari adiknya seorang polisi, kakak calonnya seorang kapolda. Dengan nada menentang dia bertanya orang tua Safa bertugas dimana dan mengancam akan meminta menuunkan pangkat orang tua Safa.
Lebih lanjut, fans tsb yang merasa menjadi emaknya NCT dan membawa-bawa nama dosennya yang katanya kader partai politik ternama. Dan puncaknya ada salah satu fans yang mengatakan kalau dirinya 29 tahun dan juga aktivis HAM. Sampai-sampai menjadi treanding topik di twitter, seperti “Saya 29 dan Umur 29”.
Dari kronologi masalah Safa dan fans NCT menuai berbagai tanggapan mulai dari kalangan public figur dan pengguna twitter lainnya. Beberapa menyebut tindakan membela idol tsb terlalu berlebihan, menyerupai bela negara.
Menurut saya sendiri, disini baik dari Safa ataupun para fans yang terlalu mendalami peran untuk membela biasnya sama-sama salah. Untuk tindakan Safa yang mencuit hal buruk tentang personil NCT Dream tidak bisa dibenarkan.
Dan untuk para fans NCT Dream terkhusus mbak-mbak yang mengaku 29 tahun, aktivis HAM, keluarganya apparat, apakah etis untuk melakukan hal itu di ruang terbuka sampai ingin membawanya ke meja hijau untuk seseorang yang kenal anda saja tidak dan bukan warga NKRI.
Apa dengan permintaan maaf secara tertulis tidak cukup buat mbaknya memaafkan Safa? sampai mengancam menurukan pangkat orang tua dari Safa. Kalau semisal, nantinya benar orang tua Safa diturunkan pangkat/dipindahkan tugas hanya karena masalah Kpop, apa kata Warga NKRI yang lainnya terhadap aparat?
Mungkin harapannya dari kasus Safa dan fans NCT Dream ini tidak terulang lagi dan kita bisa mengambil pesan, kita sebagai penggemar harus bisa menjadi penggemar yang bijak dan tetap menggunakan akal pikiran kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H