Pendahuluan
Pendidikan karakter sangat jarang diajarkan secara serius. Padahal hal ini yang sering kali disoroti oleh kebanyakan orang. Karakter disini bisa kita lihat dari watak, budi pekerti dan juga akhlak anak.Â
Pendidikan akhlak semakin lama semakin terkikis. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah kurangnya penekanan akan pentingnya sebuah budi pekerti atau akhlak. Entah itu dari keluarga anak itu sendiri ataupun dari linkungan dimana dia tinggal. Kemudin disini pondok pesanten dirasa menjadi sebuah solusi untuk memperbaiki dan atau membentuk karakter atau kepribadian yang lebih baik.
Penidikan karakter disini tidak secara langsung ditekankan dalam proses belajar disekolah saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Mulai dari dari lingkup terkecil yaitu keluarga sampai lingkup yang lebih luas yaitu faktor interaksi dengan lingkungan sekitar.Â
Teori ekologi perkembangan mencoba mengkaji hubungan timbal balik antara anak dan sesamanya serta lingkungan tempat tinggalnya. Teori ini bertujuan untuk memahami interaksi yang dinamis dan kompleks antara individu dan berbagai aspek lingkungannya.
Teori Ekologi Perkembangan
Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner, seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat. Teori ekologi memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut.Â
Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi. Teori ekologi mencoba melihat interaksi manusia dalam sistem atau subsistem (Unik Hanifah Salsabila, 2018: 139). Secara sederhana interaksi tersebut terlihat pada gambar berikut ini:
Jika dilihat gambar diatas, segala subsistem berpusat pada anak. Hal ini dimaksudkan pengalaman anak menjadi pendorong utama bagi perkembangan karakter dan kebiasaannya dikemudian hari. Adapun penjabaran dari masing-masing subsistem adalah sebagai berikut:
a.Mikrositem
Mikrosistem adalah linkungan dimana anak tinggal yang meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Dalam sistem ini proses interaksi dengan orang tua, teman dan guru akan lebih sering terjadi karena meraka lah agen sosial.
b.Mesosistem
Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah yang terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga.
c.Ekosistem
Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar dimana anak tidak terlibat interaksi secara langsung, tetapi begitu berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sub sistemnya terdiri dari lingkungan tempat kerja orang tua, kenalan saudara baik adik, kakak, atau saudara lainnya,dan peraturan dari pihak sekolah. Conoth sub sistem eksosistem yang tidak langsung menyentuh pribadi anak akan tetapi besar pengaruhnya adalah koran, televisi, dokter, keluarga besar, dan lain-lain.
d.Makrosistem
Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Sub sistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain sebagainya, dimana semua sub sistem tersebut akan memberikan pengaruh pada perkembangan karakter anak
e.Kronosistem
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Kronosistem meliputi keterpolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
Pendidikan Karakter Di Pesantren Perspektif Teori Ekologi
Pendidikan karakter sebagai bagian integral dari keseluruhan tatanan sistem pendidikan nasional, maka harus dikembangkan dan dilaksanakan secara sistemik dan holistik dalam tiga pilar nasional pendidikan karakter, yakni satuan pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, satuan/program pendidikan nonformal), keluarga (keluarga inti, keluarga luas, keluarga orang tua tunggal), dan masyarakat (komunitas, masyarakat lokal, wilayah, bangsa, dan negara). Pendidikan karakter dirasa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang kegiatan belajar mengajarnya seringkali berbeda dengan kegitan belajar mengajar biasa disekolah. Pondok pesantren seperti mempunyai cara sendiri untuk mengajar dan mendidik santrinya (sebutan peserta didik dalam pesantren) bahkan adapula yang memiliki kerikulum sendiri dan berbeda dengan kurikulum nasional.
Berdasarkan teori ekologi psikologi perkembangan, tulisan ini difokuskan pada sub bab mikrosistem, mesosistem, ekosistem dan makrosistem.
Mikrosistem
Sub sistem keluarga mungkin fungsinya akan sedikit terisihkan. Karena lingkup tempat tinggal anak di pondok pesantren yang jauh dari orang tua. Akan tetapi fungsi keluarga atau orang tua disini akan sedikit digantikan oleh pengasuh. Fungsi keluarga yang dapat digantikan oleh pengasuh yang pertama adalah fungsi agama, yang artinya pengasuh adalah wahana pembinaan kehidupan beragama sehingga setiap langkah yang dilakukan anak/santri akan selalu berpijakan pada agama yang telah dianutnya.Â
Fungsi kedua yaitu fungsi sosial-budaya, yang artinya pengasuh dalah wahana pembinaan atau penanaman nilai-nilai budaya luhur yang selama ini menjadi panutan. Tidak jauh dari ini yang kami maksudkan adalah tentang ahlaqul karimah. Fungsi yang ketiga adalah fungsi perlindungan, yang artinya pengasuh adalah wahana terciptanya suasanya aman, tenang, damai serta adil bagi seluruh santri.
Sub sistem teman sebaya juga memberi pengaruh perkembangan psikologi anak disini. Kerana interaksi anak akan sering bersama dengan teman sebaya. Teori ekologi perkembangan menganggap bahwa karakteristik teman sebaya akan berpengaruh pada karakter anak.Â
Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh teman sebaya. Misalnya, teman sebaya yang selalu memberikan dukungan sosial akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang penting bagi rasa percaya diri remaja.
Sub sistem lingkungan tidak bisa disisihkan begitu saja. Karena lingkungan yang mendukung untuk melakukan hal positif akan mendorong anak berperilaku positif juga. Secara kesuluran, pesantren selalu memberikan kegiatan-kegiatan yang berbau positif seperti mengaji, sholat jamaah, dll.
Mesosistem
Dalam kaitannya dengan perkembangan, pengalaman apapun yang didapatkan dari orang tua juga ikut berpengaruh terhadap proses belajar anak di podok pesantren. Sebagai contoh, ada tidaknya dukungan dan perhatian keluarga terhadap proses belajar anak di pondok pesantren sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diraih dan juga perbuatan anak selama di pesantren.Â
Memang benar bahwa dari pihak keluarga telah menyerahkan anak kepada pihak pengasuh dan pengasuh biasanya akan menyerahkan tugas beliau kepada pengurus atau mungkin ustadz yang berkompeten menangani tugas tersebut. Akan tetapi peran keluarga masih sangat dibutuhkan minimal keluarga mengetahui dan memantau kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan anak ketika di pesantren.
Ekosistem
Ekosistem disini memang secara awal kita mengetahui bahwa tidak berinteraksi secra langsung terhadap perkembangan anak. Akan tetapi faktor ini juga sangat mendukung perkembangan anak jika bisa dimaksimalkan sedemikian rupa. Contoh penerapannya seperti, adanya fasilitas berita secara fisik yaitu koran sehingga wawasan yang diterima anak menjadi lebih luas dan tidak tertinggal dengan peristiwa yang sedang hangat dibicrakan. Cotoh lain dari penenrapan ekosistem adalah adanya perpustakaan di pesantren.
Makrosistem
Menurut Berk, budaya yang dimaksud dalam subsistem ini adalah pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam lingkup pondok pesantren, poa tingkh laku bisa saja dengn mudah dipelajari melalui sosok pengasuh, ustadz dan juga senioritas. baik buruk pola tingkah laku senior akan tercermin kepada generasi dibawahnya. Dan yang harus diperhatikan adalah bagaimana pola tingkah laku baik itu dapat terwariskan dengan baik.
Penutup
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa teori ekologi perkembangan mengkaji adanya interelasi yang dinamis dan kompleks antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga secara sadar maupun tidak akan berkontribusi positif terhadap tumbuhnya karakter dan kebiasaan tertentu dalam diri peserta didik di kemudian hari. Dalam hal ini pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam membentuk karakter anak yang kemudian nilai-nilai kebajikan menjadi tertanam dalam diri individu dan termanifestasi dalam perilaku.
Daftar Pustaka
Salsabila, Unik Hanif. 2018. Teori Ekologi Bronfenbrenner Sebagai Sebuah Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam. Vol. 7. No 1.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI