Hungaria, jika kita telisik kebelakang merupakan negara yang memiliki banyak tragedi. Mulai dari invasi soviet hingga nazi, membuat negara tersebut ada dalam kekacauan.
Namun dibalik semua itu hungaria juga memiliki kisah manis dalam sepakbola, terlebih pada tahun 50-60an. Hal tersebut bukan hanya sematan belaka, pasalnya tim sepakbola hungaria berhasil menjuarai Olimpiade 1952 di finlandia.
Tahun 50-60 memang "golden era" bagi timnas hungaria, namun itu adalah dekade terakhir bagi kedigdayaan timnas hungaria.
Budapest di era 1920 telah banyak andil dalam menyebarkan pelatih dan pemain kenamaan untuk disebar ke eropa, hungaria termasuk kaya dalam sepakbola pada masa itu.
Bela Guttman
seorang pemain dan pelatih sepak bola asal Hongaria. Sebagai seorang Yahudi, dia dideportasi ke kamp kerja paksa Nazi dan selamat dari Holokaus. Sebelum perang, dia bermain sebagai gelandang pada klub di hungaria dan Amerika Serikat.
Namun, dia mungkin akan diingat sebagai pelatih dan manajer setelah perang untuk tim A.C. Milan, Sao Paulo FC, FC Porto, Benfica dan C.A. Pearol.
Kesuksesan terbesar datang bersama Benfica ketika dia menuntun timnya memenangi Piala Eropa dua kali berturut-turut pada tahun 1961 dan 1962.
Sang pelopor sepakbola menyerang, yang memperkenalkan Filosofi kalau menyerang adalah pertahanan terbaik menjadi pedoman Guttmann ketika melatih.
Berkat filosofinya ini, Guttmann meraih dua gelar Piala Champions dan dua gelar Liga Portugal. Satu gelar Piala Portugal melengkapi prestasiya tersebut. Â
Guttman juga membentuk strategi radikal dalam formasi sepakbola yaitu 4-2-4, Namun sepanjang kariernya dia tak pernah jauh dari kontroversi. Dia jarang tinggal di sebuah klub lebih dari dua musim.