Rival Sekota St Pauli
Rivalitas keduanya berawal pada era 1980-an. Kerusuhan politik dan ketidakstabilan ekonomi mulai mencengkram Jerman. Kelompok politik sayap kanan atau fasisme menggunakan sepak bola sebagai platform untuk menyuarakan ide-ide mereka.
Distrik St. Pauli dikenal sangat picik bagi ideologi politik sayap kanan, karena populasinya yang kecil dan jaraknya jauh dari kota Hamburg.Pada Desember 1984, simpatisan Nazi dari Hamburg SV dan Borussia Dortmund menyerang rumah-rumah di sekitar jalan yang menuju ke Stadion Millerntor St. Pauli dengan bom molotov.
Simpatisan Nazi ketika itu mulai membanjiri teras, beberapa stadion sepak bola di Jerman, termasuk kandang Hamburg SV, Volksparkstadion, dalam upaya menyebarkan propaganda mereka.
Derby Hamburg adalah bentrokan yang saling bertentangan. Di satu sisi, Hamburger SV dengan latar belakang warna birunya, moncer secara prestasi dan menganggap diri mereka sebagai jawaban dari wakil Jerman Utara bagi penguasa Liga Bayern Munich.
Di sisi lain, St. Pauli adalah klub alternatif yang mendapatkan ketenaran di antara para pendatang di sepanjang pelabuhan Hamburg dengan prinsip kuat ideologinya, meski secara prestasi tidak semoncer Hamburg.
Derby yang mempertarungkan ideologi politik, sekaligus pertarungan visi tentang bagaimana seharusnya sepakbola dikelola.