Mohon tunggu...
ilhamismunandar Rizky
ilhamismunandar Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang yang bercita-cita menjadi penulis di bidang olahraga

menyukai semua olahan telur

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan singkat Gunung Prau

18 Mei 2022   08:40 Diperbarui: 18 Mei 2022   08:48 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basecamp Patak Banteng

Waktu menunjukan pukul 8 pagi, Perjalanan di mulai jalan masih di perkotaan saat memasuki banjarnegara hingga ke wonosobo. Di wonosobo kita sempat beristirahat sejenak untuk mengisi perut, kuliner pilihan kita adalah soto seger, sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Prau memang paling pas menynatap soto seger di tambah dengan teh tawar hangat, menjadi duet yang sangat pas pagi itu.

Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan mini bus akhirnya kita sampai di basecamp Patak Banteng. Sebelum berangkat ke atas peserta pendakian di wajibkan untuk mengisi formular pendaftaran dan membayar SIMAKSI sebesar 10 Ribu rupiah per orang, setelah itu kami berkumpul untuk briefing sejenak dan menghaturkan doa kepada sang pencipta agar di beri keselamatan selama pendakian hingga turun Kembali.

Perjalanan pun di mulai, pukul 12:30 siang kami mulai menyusuri anak tangga yang di sekelilingnya masih banyak warung-warung dan pemukiman warga, tidak jarak kami berpapasan dengan warga yang membawa sekarung hasil kebun. Dari anak tangga yang cukup curam, medan jalan mulai sedikit demi sedikit berubah menjadi tanah bercampur pasir, udara sejuk pun mulai terasa berhembus kencang, di tambah pohon-pohon cemara yang ikut menyambut datangnya kami dari bawah.

Seperti yang sudah kami prediksi, Gunung Prau memang sangat ramai pada hari itu. Sesekali kami saling menyapa dan basa-basi ke pendaki lainnya. Beberapa pendaki juga ada yang berasal dari Jakarta seperti kami. Tak jarang kami bergantian menggambil gambar jika ada spot foto yang Instagramable.

Hari sudah mulai gelap, waktu menunjukan 5:30 sore. Kami baru sampai di tempat camp yang sudah kita pilih, karena kita ada 12 orang. Kita membagi menjadi dua regu, satu regu membangun tenda dan yang lainya menyiapkan air panas dan masak. Semuanya membaur menjadi satu tanpa memikirkan penatnya kehidupan di kota, di tambah dengan udara yang semakin dingin, segelas kopi dan mie instan akan sangat cocok untuk menemani menghabiskan sore Bersama teman-teman.

Malam menampakan sinarnya, ditemani jutaan bintang yang juga sangat elok jika dipandang secara bersamaan. Sudah pasti yang kita lakukan adalah masak dan makan Bersama di satu wadah yang sama, memang bukan hal yang mahal. Namun kenangan Bersama seperti ini yang akan membekas di benak selamanya.

Pukul menunjukan jam 11 malam, udara dingin semakin terasa hingga ketulang, saat saya check ternya suhu menunjukan 7 derajat celcius, dingin bukan main semua meringkung di dalam sleeping bag sambil sesekali bercanda dan bercerita. Habis sudah malam itu didorong rasa Lelah, semua tertidur pulas dengan mimpinya masing-masing.

Alarm berbunyi, hingar suara tenda tetangga menyeruak. Satu persatu dari kami bangun dari lelapnya tidur, dengan tubuh yang masih menggigil semua berusaha bangun dari tidur untuk menyaksikan kuasa sang pencipta, hari itu langit sedang bersahabat kami dapat dengan mudah melihat sunsrise yang indah dari ufuk timur. Semua dari kami berebut menggambil gambar, ini berkah tuhan yang tidak mungkin kami dapat dustakan.

Hari semakin siang, matahari mulai menunjukan sinarnya. panas matahari mulai menusuk kulit kami Bersama-sama mulai jalan menuju bukit teletubies untuk sekedar minum kopi sambil membakar rokok. Sebelumnya kami sudah merencanakan jika jam 12 siang nanti kita persiapan untuk turun, tidak lama-lama kami berada di bukit teletubies lalu Kembali ke camp untuk merapihkan tenda dan barang bawan kami. Tak lupa sampah yang kita wajib dibawa Kembali ke bawah, karena itu adalah salah satu Tindakan menjaga lingkungan.

Jam menunjukan pukul 3 sore, kita sudah sampai di basecamp patak banteng. Hal yang kami cari tak lain adalah kamar mandi untuk segera membersihkan seluruh badan. Lalu salah satu dari kami menelpon mobil charter yang pada hari pertama kita gunakan untuk menjemput kami Kembali. Semaunya beristirahat sembari melahap gorengan yang ada di warung dan sesekali mencari sinyal untuk update Instagram story.

Mobil jemputan sampai, tujuan selanjutnya adalah oleh-oleh! Kami semua menyerbu carica yang dikenal sebagai makana khas dieng. Rasanya segar dan manis memang sangat cocok dimakan disituasi seperti ini tak lupa kita juga mampir makan mie ongklok khas wonosobo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun